Jakarta, (Antaranews Bali) - Empat pelari marathon yang berlari sejak 1 Desember 2018 dari Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali untuk mengkampanyekan gerakan antinarkoba tiba di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu.
Keempat pelari tersebut yaitu Gatot Sudariyono (57), Adel Johan (57), Suparmin (37), Cokro Sumarno (47) yang berlari sejauh lebih dari 1.000 kilometer dan setibanya di GBK disambut Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko.
Menurut Gatot, kondisi medan menjadi kendala utama selama berlari 30 hari tersebut. Beberapa medan yang dinilai cukup berat yaitu Baluran di Jawa Timur, tanjakan yang tinggi dan dingin di Sarangan, Alas Roban, dan tanjakan Puncak Pas.
Para pelari paruh baya itu berlari untuk mengkampanyekan gerakan antinarkoba yang didukung oleh BNN dan Kemensos.
"Berlari adalah berkah, kami terpanggil untuk sosial maka kita mencoba berlari untuk kampanye," tambah dia.
Ia berpesan kepada generasi muda untuk menjauhi narkoba, hidup sehat, berprestasi dan jaga keluarga serta teman-teman dari narkoba.
Hal senada disampaikan pelari lainnya, Suparmin yang paling muda dari keempat pelari. Ia mengajak untuk menjauhi narkoba dan hidup sehat.
"Kalau yang tua bisa kuat dan sehat, kenapa yang muda tidak," katanya. Kegiatan tersebut juga menjadi gerakan sosialisasi kepada masyarakat untuk hidup sehat tanpa narkoba.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan narkoba merupakan masalah bangsa karena itu semuanya harus bersatu untuk memberantas narkoba.
"Narkoba ini menjadi salah satu pemicu masalah kesejahteraan sosial. Kami percaya apabila bangsa ini bisa memerangi narkoba maka permasalahan sosial juga bisa ditangani," kata Agus.
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Keempat pelari tersebut yaitu Gatot Sudariyono (57), Adel Johan (57), Suparmin (37), Cokro Sumarno (47) yang berlari sejauh lebih dari 1.000 kilometer dan setibanya di GBK disambut Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Heru Winarko.
Menurut Gatot, kondisi medan menjadi kendala utama selama berlari 30 hari tersebut. Beberapa medan yang dinilai cukup berat yaitu Baluran di Jawa Timur, tanjakan yang tinggi dan dingin di Sarangan, Alas Roban, dan tanjakan Puncak Pas.
Para pelari paruh baya itu berlari untuk mengkampanyekan gerakan antinarkoba yang didukung oleh BNN dan Kemensos.
"Berlari adalah berkah, kami terpanggil untuk sosial maka kita mencoba berlari untuk kampanye," tambah dia.
Ia berpesan kepada generasi muda untuk menjauhi narkoba, hidup sehat, berprestasi dan jaga keluarga serta teman-teman dari narkoba.
Hal senada disampaikan pelari lainnya, Suparmin yang paling muda dari keempat pelari. Ia mengajak untuk menjauhi narkoba dan hidup sehat.
"Kalau yang tua bisa kuat dan sehat, kenapa yang muda tidak," katanya. Kegiatan tersebut juga menjadi gerakan sosialisasi kepada masyarakat untuk hidup sehat tanpa narkoba.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan narkoba merupakan masalah bangsa karena itu semuanya harus bersatu untuk memberantas narkoba.
"Narkoba ini menjadi salah satu pemicu masalah kesejahteraan sosial. Kami percaya apabila bangsa ini bisa memerangi narkoba maka permasalahan sosial juga bisa ditangani," kata Agus.
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018