Pandeglang (Antaranews Bali) - Masyarakat Pasir Tanjung, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kembali berhamburan keluar rumah setelah terjadi kenaikkan air laut di pesisir Pantai Batako.
"Kami bersama anak terpaksa berlari untuk menyelamatkan diri," kata Aminah (55), salah seorang warga Pasir Tanjung di Pandeglang, Selasa.
Masyarakat panik melihat kenaikkan air laut, padahal belum begitu lama kembali dari pengungsian, ujar Aminah.
Saat itu, ia bersama anaknya sedang beristirahat setelah membersihkan perabotan rumah tangga. Namun, Ketua Rukun Tetangga menginformasikan air laut kembali naik, sehingga warga ketakutan.
"Kami hanya membawa baju satu plastik, karena panik itu," ujarnya.
Warga Pasir Tanjung lainnya bernama Sueb (50) mengaku dirinya merasa ketakutan adanya informasi air laut naik, sehingga bersama istri dan anaknya langsung naik ke kendaraan roda dua untuk penyelamatan.
Ia mengatakan banyak warga yang bergegas menjauhi tepi pantai dengan mengendarai sepeda motor maupun berjalan kaki.
Sebagian warga di sini sudah kembali ke pengungsian, mengingat gelombang air laut di pesisir masih cukup tinggi, ujar dia.
"Kami sekarang merasa aman berada di depan Kantor Kecamatan Labuan," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan Antara, akibat informasi naiknya air laut tersebut membuat antrian panjang kendaraan di ruas jalan yang menghubungkan Labuan dan Pandeglang sehingga menimbulkan kemacetan.
Baca juga: Menko Maritim minta para ahli selidiki penyebab tsunami Selat Sunda
Baca juga: BNPB masih fokus evakuasi dan pencarian korban tsunami
Baca juga: Kemacetan jalan menuju Sumur hambat penyaluran bantuan
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami bersama anak terpaksa berlari untuk menyelamatkan diri," kata Aminah (55), salah seorang warga Pasir Tanjung di Pandeglang, Selasa.
Masyarakat panik melihat kenaikkan air laut, padahal belum begitu lama kembali dari pengungsian, ujar Aminah.
Saat itu, ia bersama anaknya sedang beristirahat setelah membersihkan perabotan rumah tangga. Namun, Ketua Rukun Tetangga menginformasikan air laut kembali naik, sehingga warga ketakutan.
"Kami hanya membawa baju satu plastik, karena panik itu," ujarnya.
Warga Pasir Tanjung lainnya bernama Sueb (50) mengaku dirinya merasa ketakutan adanya informasi air laut naik, sehingga bersama istri dan anaknya langsung naik ke kendaraan roda dua untuk penyelamatan.
Ia mengatakan banyak warga yang bergegas menjauhi tepi pantai dengan mengendarai sepeda motor maupun berjalan kaki.
Sebagian warga di sini sudah kembali ke pengungsian, mengingat gelombang air laut di pesisir masih cukup tinggi, ujar dia.
"Kami sekarang merasa aman berada di depan Kantor Kecamatan Labuan," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan Antara, akibat informasi naiknya air laut tersebut membuat antrian panjang kendaraan di ruas jalan yang menghubungkan Labuan dan Pandeglang sehingga menimbulkan kemacetan.
Baca juga: Menko Maritim minta para ahli selidiki penyebab tsunami Selat Sunda
Baca juga: BNPB masih fokus evakuasi dan pencarian korban tsunami
Baca juga: Kemacetan jalan menuju Sumur hambat penyaluran bantuan
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018