Bandarlampung (Antaranews Bali) - Jumlah warga terdampak tsunami yang mengungsi di Kantor Gubernur Lampung hingga Minggu (23/12) malam mencapai 2.500 orang menurut Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung Sumarju Saeni.
"Sampai malam ini jumlah pemgungsi yang datang ke kantor gubernur mencapai 2.500 orang pengungsi. Kemungkinan pasti akan bertambah bila situasi memburuk," kata Sumarju Saeni di Bandarlampung, Senin dini hari.
Para pengungsi, yang terdiri atas anak-anak, orang dewasa, dan warga lanjut usia, menurut dia, berdatangan ke Kantor Gubernur sejak Minggu pagi hingga malam.
"Dominan anak-anak dan lansia yang ramai di pengungsian," katanya.
Kebanyakan warga, menurut dia, memilih mengungsi karena khawatir air laut naik lagi dan menerjang permukiman mereka.
Di Kantor Gubernur, Sumarju menjelaskan, para pengungsi menempati bagian depan pintu masuk kantor, Gedung Balai Keratun Ruang Abung, ruang media, ruang sungkai, bagian depan kantor DPRD, lorong Dinas Komunikasi dan Informatika, area parkir bawah gedung Balai Keratun dan di tenda di depan kantor gubernur.
Menurut dia saat ini para pengungsi lanjut usia dan balita membutuhkan bantuan popok. "Stok yang tersedia sudah mulai menipis," katanya.
Sementara persediaan bahan pangan berupa mi instan, telur, sarden, beras, dan yang lainnya menurut dia masih tersedia. Beberapa perusahaan, badan usaha milik negara dan swasta, serta partai-partai politik, ia melanjutkan, sudah menyalurkan bantuan makanan.
Baca juga: Pemkab Lampung Selatan tanggung biaya perawatan korban tsunami
Baca juga: Korban meninggal di Lampung Selatan 60 orang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Sampai malam ini jumlah pemgungsi yang datang ke kantor gubernur mencapai 2.500 orang pengungsi. Kemungkinan pasti akan bertambah bila situasi memburuk," kata Sumarju Saeni di Bandarlampung, Senin dini hari.
Para pengungsi, yang terdiri atas anak-anak, orang dewasa, dan warga lanjut usia, menurut dia, berdatangan ke Kantor Gubernur sejak Minggu pagi hingga malam.
"Dominan anak-anak dan lansia yang ramai di pengungsian," katanya.
Kebanyakan warga, menurut dia, memilih mengungsi karena khawatir air laut naik lagi dan menerjang permukiman mereka.
Di Kantor Gubernur, Sumarju menjelaskan, para pengungsi menempati bagian depan pintu masuk kantor, Gedung Balai Keratun Ruang Abung, ruang media, ruang sungkai, bagian depan kantor DPRD, lorong Dinas Komunikasi dan Informatika, area parkir bawah gedung Balai Keratun dan di tenda di depan kantor gubernur.
Menurut dia saat ini para pengungsi lanjut usia dan balita membutuhkan bantuan popok. "Stok yang tersedia sudah mulai menipis," katanya.
Sementara persediaan bahan pangan berupa mi instan, telur, sarden, beras, dan yang lainnya menurut dia masih tersedia. Beberapa perusahaan, badan usaha milik negara dan swasta, serta partai-partai politik, ia melanjutkan, sudah menyalurkan bantuan makanan.
"Untuk kebutuhan lainnya masih sangat melimpah. Bahkan sampai malam ini terus berdatangan bantuan untuk para pengungsi di kantor gubernur," katanya.
Baca juga: Pemkab Lampung Selatan tanggung biaya perawatan korban tsunami
Baca juga: Korban meninggal di Lampung Selatan 60 orang
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018