Surabaya (Antaranews) - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk kini sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi 53 juta ton semen per tahun.
Hal itu setelah penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales & Purchase Agreement) untuk mengambil alih sejumlah 6.179.612.820 lembar saham atau setara 80,6 persen kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk.
Pengikatan jual beli tersebut senilai 917 juta dolar AS pada Senin (12/11), pukul 19.00 WIB, di mana transaksi akuisisi ini akan dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia.
"Kami bersyukur dapat mengumumkan transaksi pengambilalihan saham yang transformasional bagi Semen Indonesia Group untuk dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia," kata Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso.
Dalam situasi industri semen nasional yang semakin kompetitif, kombinasi antara Semen Indonesia dan Holcim Indonesia akan membuat foot print semakin besar dan kuat.
Holcim Indonesia merupakan perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia, memiliki empat pabrik semen dengan kapasitas 14,8 juta ton per tahun dan 30 fasilitas ready-mix.
Pengambilalihan saham Holcim Indonesia ini dinilai akan semakin memperkuat posisi Semen Indonesia di pasar domestik. Dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, di mana Semen Indonesia Group memproduksi 38,2 juta ton dan Holcim 14,8 juta ton per tahun, menjadi "penguasa" Asian Tenggara.
Semen Indonesia akan dapat memperluas jaringan pabrik semennya di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi, khususnya biaya distribusi dan bahan baku, sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi yang dapat meningkatkan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
Holcim Indonesia juga telah menerapkan teknologi bahan bakar dari limbah yang nantinya dapat disinergikan secara luas di seluruh fasilitas Semen Indonesia Group, sehingga dapat semakin meningkatkan efisiensi biaya.
Industri semen di Indonesia masih memiliki tingkat pertumbuhan yang prospektif dan menjanjikan, yang didukung oleh kelanjutan program investasi pemerintah dan swasta, seperti Program Satu Juta Rumah, berbagai proyek infrastruktur pemerintah, berbagai proyek properti yang dikembangkan oleh sektor swasta, serta konsumsi retail.
Pengambilalihan saham ini akan memberikan tambahan kapasitas dan jangkauan geografis yang semakin luas bagi Semen Indonesia Group untuk mampu menangkap peluang pertumbuhan industri semen domestik serta memperkuat ketahanan industri semen BUMN di Indonesia.
Penanggung Jawab Sementara Kepala Departemen Komunikasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Sigit Wahono saat media gathering dengan para jurnalis dari Surabaya ke Packing Plant SI Group di Banjarmasin 11-12 Desember lalu, juga menambahkan akuisisi ini akan memperkuat jaringan penjualan dan produksi yang lebih luas.
Selain itu, meningkatkan kemampuan untuk menawarkan produk yang semakin beragam bagi para pelanggan serta menawarkan berbagai peluang yang lebih baik bagi para karyawan, pemasok, para rekanan, dan pemangku kepentingan perusahaan.
Selain akan menjadikan Semen Indonesia Group sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, transaksi ini juga merupakan wujud nyata sumbangsih BUMN dalam meningkatkan ketahanan industri semen nasional yang akan mendukung pembangunan berkesinambungan di Tanah Air.
Saat ini, di Indonesia terdapat 15 perusahaan semen dengan kapasitas terpasang sekitar 107 juta ton per tahun, di mana 63 persen dari kapasitas (capacity share) tersebut dikuasai oleh pihak swasta dan pemain asing (global).
Sementara kebutuhan Semen di Tanah Air berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia tahun 2017 sebanyak 54,2 juta ton dan tahun 2018 (hingga Oktober) 56,5 juta ton atau mengalami pertumbuhan 5,1 persen, yang berarti "hanya" 66,3 persen dari produksi atau mengalami kelebihan pasokan 33,7 persen.
Karena itu, SI Group, menurut Sigit, berupaya memperbesar pasar ekspor. Ekspor SI Group pada 2017 baru 860.060 ton, tahun 2018 (hingga Oktober) meningkat menjadi total 2,3 juta ton, terdiri atas 1,25 juta ton semen dan 1,1 juta ton "klingker" (semen setengah jadi).
Selain itu, pasar Asia Selatan, khususnya Bangladesh dan Sri Lanka, juga mulai dimasuki semen produksi SI Group sebesar 3,2 juta ton, di mana 2,5 juta ton langsung dari pabrik SI Group di Tanah Air dan 0,7 juta ton di antaranya dipasok dari anak usaha SI di Vietnam.
"Ekspor SI Group baru 10 persen dari total penjualan, karena ini kita berupaya meningkatkan pasar ekspor. Asia Selatan merupakan pasar menjanjikan karena pemain global banyak yang mundur," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Hal itu setelah penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (Conditional Sales & Purchase Agreement) untuk mengambil alih sejumlah 6.179.612.820 lembar saham atau setara 80,6 persen kepemilikan saham PT Holcim Indonesia Tbk.
Pengikatan jual beli tersebut senilai 917 juta dolar AS pada Senin (12/11), pukul 19.00 WIB, di mana transaksi akuisisi ini akan dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia.
"Kami bersyukur dapat mengumumkan transaksi pengambilalihan saham yang transformasional bagi Semen Indonesia Group untuk dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia," kata Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso.
Dalam situasi industri semen nasional yang semakin kompetitif, kombinasi antara Semen Indonesia dan Holcim Indonesia akan membuat foot print semakin besar dan kuat.
Holcim Indonesia merupakan perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia, memiliki empat pabrik semen dengan kapasitas 14,8 juta ton per tahun dan 30 fasilitas ready-mix.
Pengambilalihan saham Holcim Indonesia ini dinilai akan semakin memperkuat posisi Semen Indonesia di pasar domestik. Dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, di mana Semen Indonesia Group memproduksi 38,2 juta ton dan Holcim 14,8 juta ton per tahun, menjadi "penguasa" Asian Tenggara.
Semen Indonesia akan dapat memperluas jaringan pabrik semennya di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi, khususnya biaya distribusi dan bahan baku, sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi yang dapat meningkatkan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
Holcim Indonesia juga telah menerapkan teknologi bahan bakar dari limbah yang nantinya dapat disinergikan secara luas di seluruh fasilitas Semen Indonesia Group, sehingga dapat semakin meningkatkan efisiensi biaya.
Industri semen di Indonesia masih memiliki tingkat pertumbuhan yang prospektif dan menjanjikan, yang didukung oleh kelanjutan program investasi pemerintah dan swasta, seperti Program Satu Juta Rumah, berbagai proyek infrastruktur pemerintah, berbagai proyek properti yang dikembangkan oleh sektor swasta, serta konsumsi retail.
Pengambilalihan saham ini akan memberikan tambahan kapasitas dan jangkauan geografis yang semakin luas bagi Semen Indonesia Group untuk mampu menangkap peluang pertumbuhan industri semen domestik serta memperkuat ketahanan industri semen BUMN di Indonesia.
Penanggung Jawab Sementara Kepala Departemen Komunikasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Sigit Wahono saat media gathering dengan para jurnalis dari Surabaya ke Packing Plant SI Group di Banjarmasin 11-12 Desember lalu, juga menambahkan akuisisi ini akan memperkuat jaringan penjualan dan produksi yang lebih luas.
Selain itu, meningkatkan kemampuan untuk menawarkan produk yang semakin beragam bagi para pelanggan serta menawarkan berbagai peluang yang lebih baik bagi para karyawan, pemasok, para rekanan, dan pemangku kepentingan perusahaan.
Selain akan menjadikan Semen Indonesia Group sebagai perusahaan semen terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas 53 juta ton semen per tahun, transaksi ini juga merupakan wujud nyata sumbangsih BUMN dalam meningkatkan ketahanan industri semen nasional yang akan mendukung pembangunan berkesinambungan di Tanah Air.
Saat ini, di Indonesia terdapat 15 perusahaan semen dengan kapasitas terpasang sekitar 107 juta ton per tahun, di mana 63 persen dari kapasitas (capacity share) tersebut dikuasai oleh pihak swasta dan pemain asing (global).
Sementara kebutuhan Semen di Tanah Air berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia tahun 2017 sebanyak 54,2 juta ton dan tahun 2018 (hingga Oktober) 56,5 juta ton atau mengalami pertumbuhan 5,1 persen, yang berarti "hanya" 66,3 persen dari produksi atau mengalami kelebihan pasokan 33,7 persen.
Karena itu, SI Group, menurut Sigit, berupaya memperbesar pasar ekspor. Ekspor SI Group pada 2017 baru 860.060 ton, tahun 2018 (hingga Oktober) meningkat menjadi total 2,3 juta ton, terdiri atas 1,25 juta ton semen dan 1,1 juta ton "klingker" (semen setengah jadi).
Selain itu, pasar Asia Selatan, khususnya Bangladesh dan Sri Lanka, juga mulai dimasuki semen produksi SI Group sebesar 3,2 juta ton, di mana 2,5 juta ton langsung dari pabrik SI Group di Tanah Air dan 0,7 juta ton di antaranya dipasok dari anak usaha SI di Vietnam.
"Ekspor SI Group baru 10 persen dari total penjualan, karena ini kita berupaya meningkatkan pasar ekspor. Asia Selatan merupakan pasar menjanjikan karena pemain global banyak yang mundur," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018