Nusa Dua (Antaranews Bali) - Ketua Percepatan Destinasi Baru Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Hiramsyah S. Thaib mengatakan pentingnya tiga strategi  untuk pengembangan pariwisata yakni komitmen dari chief executive officer (CEO), mewujudkan 10 "Bali" baru, dan zona ekonomi khusus pariwisata.

"Masuknya komitmen CEO karena kami membutuhkan deklarasi dari mereka untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor terdepan bagi pertumbuhan ekonomi," kata Hiramsyah dalam ajang 'FIABCI World Business Summit' di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Hiramsyah mengatakan Presiden Joko Widodo telah berkomitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai prioritas program percepatan pembangunan, salah satunya melalui dukungan infrastruktur untuk membuka akses menuju kawasan wisata unggulan.

Ia memberikan tantangan kepada pengembang anggota REI untuk turut mengembangkan pariwisata di Indonesia diantaranya dengan pembangunan hotel, resort, wisata agriculture, wisata penangkapan ikan, dan lain sebagainya yang dituangkan dalam 10 program prioritas.

Sedangkan Chariman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo mengatakan pengembangan pariwisata ke depannya perlu model bisnis yang baru dan tidak konvensional dengan mengikuti perkembangan teknologi digital terkini.

"Mayoritas pasar properti saat ini berasal dari generasi milenial mereka menyukai wisata gaya hidup," kata Hary yang saat ini juga sedang mengembangkan destinasi wisata baru di Lido Bogor Jawa Barat dan Tanah Lot Bali.

Sedangkan peneliti dari Fraounhoffer Institute, Jerman, Vanessa Borkman, dalam ajang ini menyampaikan konsep hotel di masa depan yang mengalami perubahan baik dari desain bangunan maupun kamar, interior, serta penggunaan teknologi tekini.

Vanessa menjadikan Hotel Schani Vienna sebagai salah satu contoh hotel yang telah mengadopsi konsep hotel masa depan.

Menurut dia, penggunaan teknologi terkini hotel harus bisa menghilangkan kelelahan dan stres dari tamu setelah melakukan perjalanan.

Untuk itu kelengkapan hotel seperti lampu, kontrol suara, penampilan muka hotel,  minibar, tempat tidur, spa, lantai seluruhnya menggunakan sensor sehingga  dikontrol melalui ponsel pintar, bahkan dapat diakses secara virtual, serta beberapa telah menggunakan tekologi robot untuk memberikan pelayanan.

Hal senada juga dikemukakan Alexander Nayoan dari Jakarta Hotel Institute yang mengatakan, wisata digital menjadi hal yang mutlak saat ini mulai dari survei lokasi, reservasi, pembayaran seluruhnya menggunakan perangkat ponsel pintar.

Alexander juga menyampaikan pentingnya untuk meningkatkan nilai dari hotel dan resort menjadi lebih baik dengan demikian konsumen akan semakin senang dan betah untuk kembali lagi.

"Untuk itu penting bagi pengembang fasilitas pariwisata memikirkan akomodasi yang seperti apa serta bagaimana sistem eksosistem yang akan mendukungnya. Atau kalau sudah memiliki lahan akan dikembangkan seperti apa," ujar dia.

Sedangkan Luigi dan Zino Prins menyampaikan pengembangan bangunan tua yang menjadi produk properti kekinian seperti bioskop tua di Penang Malaysia yang dikembangkan menjadi hotel tanpa mengusung unsur sejarah dari bangunan tersebut, kemudian bagaimana menyulap pabrik gula di Amsterdam menjadi bangunan "mix use" (hotel, tempat hiburan, serta convention dan event center).

Guangzhou Award
Sementara itu, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Guangzhou, China menyatakan Kota Surabaya, Jatim masih memimpin di peringkat pertama pemungutan suara daring untuk kota favorit pada penghargaan bergengsi dunia "The 4th Guangzhou International Award for Urban Innovation".

"Surabaya masih memimpin di peringkat pertama," kata Konsul Jenderal RI Untuk Guangzhou Gustanto melalui siaran persnya yang diterima Antara di Surabaya, Jumat.

Hingga 7 Desember 2018, pukul 06.42 WIB, Kota Surabaya masih memimpin di peringkat pertama dengan jumlah 1.466.878 suara disusul peringkat kedua Kota Yiwu, China 1.413.223 suara, dan peringkat ketiga Kota Sante Fe, Argentina 847.973 suara. "Pemenang akhir akan diumumkan pada 7 Desember malam," katanya.

Menurut dia, "The 4th Guangzhou International Award for Urban Innovation" yang  diadakan di Guangzhou pada 6-7 Desember 2018 merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada kota-kota di dunia itu diadakan setiap dua tahun sejak 2012, dengan kriteria dan seleksi berstandar tinggi. "Tahun ini Surabaya telah terpilih menjadi salah satu dari 15 finalis yang akan berkompetisi di tahap akhir," ujarnya.   

Guangzhou Award diselenggarakan oleh United Cities and Local Governments (UCLG), World Association of the Major Metropolises (Metropolis), dan Pemerintah Kota Guangzhou. Penghargaan Guangzhou Award menekankan pada inovasi dan pencapaian penting kota-kota di seluruh dunia serta pembangunan yang harmonis dan berkelanjutan.    

Untuk Guangzhou Award 2018, panitia telah menerima 273 aplikasi dari 193 kota di 66 negara. Dari jumlah tersebut, panitia kemudian menyeleksi dan memutuskan 15 finalis, dan membaginya ke dalam empat kategori, yaitu Accessible Cities, Cooperative Cities, Inclusive Cities, dan Resilient Cities. Untuk Kota Surabaya dengan proyek "Public Participation in 3R Waste Management for Better Surabaya", termasuk dalam kategori Cooperative Cities.

Surabaya akan berkompetisi dengan kota-kota finalis lainnya, yaitu Sydney (Australia), Repentigny (Canada), Milan (Italy), eThekwini (South Africa), Guadalajara (Mexico), Utrecht (Netherlands), New York (USA), Yiwu (China), Santa Ana (Costa Rica), Kazan (Russia), Mezitli (Turkey), Santa Fe (Argentina), Salvador (Brazil), dan Wuhan (China).  

"Selain penilaian akhir dari dewan juri, Guangzhou Award juga membuka 'voting' daring untuk kota favorit," katanya.

Adapun 15 kota finalis juga diberi kesempatan untuk mempresentasikan proyek terpilih mereka dalam International Seminar on Learning from Urban Innovation di Baiyun International Convention Center, Guangzhou pada 6 Desember 2018.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani mempresentasikan langsung proyek Kota Surabaya di hadapan dewan juri dan 300 peserta seminar. Tri Rismaharani yang saat ini menjabat sebagai Presiden UCLG dan pada September lalu telah menjadi tuan rumah pertemuan Technical Committee UCLG yang diselenggarakan di Surabaya.

"Sebelum tiba di Guangzhou, beliau singgah di Pyongyang dalam kapasitasnya sebagai Presiden UCLG dan bertemu dengan perwakilan Pemerintah Korea Utara," katanya. (ed)

Pewarta: Ganet Dirgantara

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018