Jakarta (Antaranews Bali) - Akses internet yang paling banyak dilakukan 8 Indonesia adalah untuk media sosial, yaitu 79,92 persen.
"Kemudian diikuti mengakses informasi atau berita 64,06 persen, hiburan 41,86 persen, tugas 28,85 persen dan surat elektronik 20,41 persen," kata
Kepala Seksi Statistik Kemiskinan pada Badan Pusat Statistik (BPS) Nur Sahrizal dalam Seminar Publikasi Data dan Informasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2018 yang diadakan di Jakarta, Selasa.
Sahrizal mengatakan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Maret 2017, perempuan 15 tahun ke atas yang mengakses internet tiga bulan terakhir sebanyak 30,15 persen.
Akses internet tertinggi berada di DKI Jakarta, yaitu 57,50 persen dan terendah di Papua, yaitu 14,35 persen.
Telepon seluler menjadi media untuk mengakses internet yang paling banyak digunakan, yaitu 91,67 persen. Kemudian laptop 22,91 persen dan komputer 16,96 persen.
"Rata-rata, 68,59 persen perempuan Indonesia yang menggunakan ponsel, dengan perincian 74,73 persen di perdesaan dan 61,63 persen di perkotaan," katanya.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan BPS mengadakan Seminar Publikasi Data dan Informasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2018.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Menteri Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan data dan informasi memiliki posisi yang strategis dalam penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan.
"Khususnya dalam memberikan gambaran dan fakta di lapangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, sebagai pondasi dalam menyusun regulasi, kebijakan program sekaligus dasar melakukan evaluasi dan referensi serta justifikasi dalam menyelesaikan suatu masalah," katanya.
Baca juga: Seluruh desa di Sumatera Selatan diupayakan miliki internet
Baca juga: Sehari, remaja maksimal pakai gadget 4 jam
Baca juga: Ekonomi internet Asia Tenggara bernilai Rp1.048 triliun 2018
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kemudian diikuti mengakses informasi atau berita 64,06 persen, hiburan 41,86 persen, tugas 28,85 persen dan surat elektronik 20,41 persen," kata
Kepala Seksi Statistik Kemiskinan pada Badan Pusat Statistik (BPS) Nur Sahrizal dalam Seminar Publikasi Data dan Informasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2018 yang diadakan di Jakarta, Selasa.
Sahrizal mengatakan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Maret 2017, perempuan 15 tahun ke atas yang mengakses internet tiga bulan terakhir sebanyak 30,15 persen.
Akses internet tertinggi berada di DKI Jakarta, yaitu 57,50 persen dan terendah di Papua, yaitu 14,35 persen.
Telepon seluler menjadi media untuk mengakses internet yang paling banyak digunakan, yaitu 91,67 persen. Kemudian laptop 22,91 persen dan komputer 16,96 persen.
"Rata-rata, 68,59 persen perempuan Indonesia yang menggunakan ponsel, dengan perincian 74,73 persen di perdesaan dan 61,63 persen di perkotaan," katanya.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan BPS mengadakan Seminar Publikasi Data dan Informasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 2018.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise dalam sambutannya yang disampaikan Sekretaris Menteri Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan data dan informasi memiliki posisi yang strategis dalam penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan.
"Khususnya dalam memberikan gambaran dan fakta di lapangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, sebagai pondasi dalam menyusun regulasi, kebijakan program sekaligus dasar melakukan evaluasi dan referensi serta justifikasi dalam menyelesaikan suatu masalah," katanya.
Baca juga: Seluruh desa di Sumatera Selatan diupayakan miliki internet
Baca juga: Sehari, remaja maksimal pakai gadget 4 jam
Baca juga: Ekonomi internet Asia Tenggara bernilai Rp1.048 triliun 2018
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018