Denpasar (Antaranews Bali) - Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian menggenjot generasi muda menjadi pengusaha di industri kreatif khususnya sektor kriya dan fesyen karena bonus demografi yang berpotensi besar di Indonesia.
     
"Yang muda ini harus kami beri wadah untuk menunjukkan potensi mereka," kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih ketika menghadiri Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) di Denpasar, Senin. 
     
Menurut dia, IFCA merupakan panggung bagi talenta muda Indonesia untuk menunjukkan kreasi dan inovasinya khususnya bidang fesyen dan kriya yang diselenggarakan sejak tahun 2015.
     
Ia mengharapkan ajang tersebut memberi bekal bagi generasi muda untuk menata masa depan mengingat era ketidakpastian dan persaingan yang semakin ketat. 
     
Untuk itu, pihaknya mulai tahun ini memfasilitasi para juara IFCA 2015-2018 akan dipertemukan langsung dengan industri kecil menengah agar desain produk mereka dapat diproduksi massal.  Pihaknya akan memberikan pendampingan kepada industri untuk memastikan agar produk yang dibuat sesuai dengan desain atau inovasi dari desainer tersebut. 
     
Proses koordinasi antara desainer dengan pelaku industri kecil menangah (IKM) yang memerlukan biaya, lanjut dia, juga akan difasilitasi pemerintah.  Apabila diproduksi massal, imbuh Gati, pihaknya juga akan memfasilitasi akses permodalan dengan menggandeng Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) agar mereka mendapatkan prioritas dalam mendapatkan pembiayaan. 
     
Untuk pemasaran, pihaknya juga telah bekerja sama dengan sejumlah pusat belanja dalam jaringan atau "online" sehingga produk dapat langsung dilihat pasar. 
     
Ekonomi kreatif merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia karena tahun 2016, menyumbang Rp922,59 triliun bagi pendapatan domestik bruto atau tumbuh 4,95 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.  berdasarkan data BPS. Nilai ekspor ekonomi kreatif tahun 2016 mencapai 20 miliar dolar AS dan berkontribusi sebesar 13,7 persen terhadap ekspor nasional. 
     
Tahun 2016, kontribusi ekspor fesyen sebesar 54,54 persen dan kriya 39 persen dari total ekspor ekonomi kreatif. Meski kinerja sektor tersebut tergolong besar namun berdasarkan data statistik dan survei ekonomi kreatif BPS dan Bekraf 2017, sebanyak 78,5 persen pengusaha ekonomi kreatif berada pada rentang usia 30-59 tahun.
     
Sedangkan pengusaha muda di bawah usia 30 tahun di sektor ekonomi kreatif jumlahnya masih relatif sedikit  yakni sekitar 10,6 persen.
     
Untuk menjawab tantangan itu, Ditjen IKM tahun ini kembali melaksanakan IFCA yang diikuti 182 peserta dari sejumlah perguruan tinggi di Tanah Air. Setelah melalui penilaian dewan juri independen, terpilih enam pemenang yang terdiri dari tiga besar terbaik dan tiga juara harapan. 
     
Selain akan difasilitasi pemerintah, enam desainer terbaik itu juga akan diterbangkan ke Taiwan untuk mengikuti lokakarya desain untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan mereka.

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018