Denpasar (Antaranews Bali) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak para guru dan orang tua untuk meningkatkan budi pekerti siswa, di tengah kondisi semakin banyaknya generasi muda yang dinilai salah pergaulan.
     
"Perubahan karakter dari generasi ke generasi memang sangat terlihat saat ini. Kita harus paham karakter anak karena orang tua sangat berperan penting terhadap keberlangsungan mereka. Kita sebagai orang tua harus bisa memahami itu," kata Suastini Koster dalam Sarasehan Seni dan Budaya Kasih Alam Semesta bertajuk "Membangun Generasi Penerus Bangsa yang Berbudi Pekerti Luhur", di Denpasar, Jumat.
     
Menurut istri orang nomor satu di Bali itu, kini generasi muda semakin banyak yang melakukan pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba serta melakukan tindakan melawan hukum lainnya.
       
"Hal ini ditenggarai akibat dari turunnya moral mereka, minimnya pengetahuan, dan budi pekerti. Jika tidak mendapat perhatian khusus, maka mereka akan semakin mengkhawatirkan. Untuk itu, selain peran orang tua dan peran guru, lingkungan sekitarnya juga sangat berpengaruh bagi karakter generasi muda," ucapnya pada acara yang diselenggarakan oleh The International Nature Loving Association (INLA) Bali itu.
     
Suastini Koster menambahkan, pendidikan budi pekerti memiliki substansi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Dukungan guru sebagai orang tua di sekolah sangat diperlukan untuk menciptakan generasi yang berkualitas.
     
"Membangun bangsa oleh generasi muda bukan hal yang tidak mungkin. Kita harus menanamkan karakter kepada mereka sejak dini, bisa juga melalui berkesenian. Karena Lewat kesenian kita mengolah cipta, rasa dan karsa," ujarnya.
     
Tidak hanya berkesenian pada tataran luar namun juga di dalamnya. Mengajarkan budi pekerti melalui seni itu menjadi salah satu metodenya.
       
Sementara itu, Ketua DPD INLA Bali Hery Sudiarto yang sekaligus sebagai ketua panitia mengatakan jika The International Nature Loving Association (INLA) merupakan sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang seni, budaya, dan pendidikan. Visi INLA adalah mewujudkan manusia yang mengasihi alam dan sesama tanpa membedakan suku, agama, budaya, dan adat istiadat.
       
Sementara misi INLA untuk mengembangkan budaya mencintai alam semesta, mengembangkan peradaban yang menghormati semua bentuk kehidupan, mengembangkan konsep hidup baru yang menjunjung tinggi nilai dan harkat hidup manusia, dan mengembangkan moralitas dunia satu keluarga.
     
"Kita semua menyadari bahwa kondisi kehidupan di dunia saat ini telah mengalami berbagai krisis dan kerusakan, baik itu kerusakan alam/Iingkungan maupun krisis moral dan perilaku manusia," katanya.
       
Perkembangan teknologi dan pertumbuhan populasi manusia yang begitu pesat, menurut Hery, telah mengorbankan begitu banyak sumber daya alam dengan dampak-dampak kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipungkiri telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim, pemanasan global, hingga timbulnya berbagai bencana alam yang diakibatkan oleh kondisi alam yang tidak Iagi seimbang seperti bencana banjir, tanah longsor, dan sebagainya.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018