Singaraja (Antaranews Bali) - Tiga kelompok tani manggis dari Kabupaten Buleleng, Bali, menerima sertifikat registrasi kebun dari Pemprov Bali, yakni Kelompok Tani Giri Sari dari Desa Sekumpul, Kelompok Tani Pala Sari dari Desa Galungan dan Kelompok Tani Mekar Sari dari Desa Lemukih.
"Dengan adanya registrasi kebun nantinya akan lebih mudah menembus pasar ekspor," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Nyoman Genep di Singaraja, Bali, Rabu.
Ia menjelaskan sertifikat registrasi pada dasarnya merupakan upaya penyusunan "database" kebun yang telah menerapkan "good agricultural practices" (GAP) dalam teknik budidaya melalui pemilihan bibit berkualitas, pembuatan lubang tanam, pemupukan, pengendalian hama dan pemeliharaan tanaman dengan baik serta berbasis organik, sehingga buahnya bagus.
"Registrasi kebun itu merupakan persyaratan bagi petani manggis karena setiap negara yang akan menerima ekspor buah manggis mempersyaratkan untuk menggunakan pupuk organik, sehingga dilakukan identifikasi terhadap luas lahan dan tempat serta teknik pembudidayaannya dan diajukan ke Pemprov Bali dengan persetujuan dari Kementerian Pertanian hingga keluar sertifikat registrasi," katanya.
Pada saat penyerahan sertifikat registrasi itu kepada petani juga dilakukan peluncuran perdana ekspor manggis oleh PT Bali Organik Subak (BOS) dengan penyerahan secara simbolis satu paket kotak manggis oleh petani kepada pemilik PT BOS Anak Agung Weda Tama.
"PT BOS melakukan proses penyortiran dan penanganan pascapanen serta memfasilitasi kelompok-kelompok tani bagaimana caranya meregistrasi kebun dari komoditas petani manggis," katanya.
Selaku penyelenggara pemerintahan, pihaknya akan terus berupaya agar produksi buah manggis terus berkembang bagus di Kabupaten Buleleng, tentunya dengan memberikan sosialisasi kepada para petani melalui SL-GAP dan melengkapi segala kebutuhan para kelompok petani manggis untuk mendapatkan sertifikat. "Kebutuhan petani kami fasilitasi seperti bibit, pupuk dan lain-lain," katanya.
Sementara itu, Dinas Sosial Kabupaten Buleleng mengadakan napak tilas perjuangan I Gusti Ngurah Rai untuk memeringati Hari Pahlawan. Peserta napak tilas bermalam di Monumen Perang Jagaraga, Desa Jagaraga, Buleleng (12/11), yang sekaligus mengikuti sarasehan "Nilai-nilai Kepahlawanan" serta pemutaran film perjuangan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng I Gede Sandiyasa, mengatakan acara ini merupakan wujud kepedulian Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk memperingati nilai-nilai kepahlawanan dan perjuangan daerah, sekaligus menyongsong Hari Puputan Margarana, 20 November 2018.
"Kegiatan ini dapat memperkokoh rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan serta nasionalisme, sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa," katanya.
Sehari sebelumnya, peserta napak tilas mengarak pataka/panji-panji dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Jembrana, lalu panji-panji itu diserahkan oleh peserta dari Pemkab Jembrana kepada Pemkab Buleleng di Lapangan Desa Pemuteran Kecamatan Gerogak (12/11) hingga akhirnya peserta bermalam di Monumen Jagaraga. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dengan adanya registrasi kebun nantinya akan lebih mudah menembus pasar ekspor," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Nyoman Genep di Singaraja, Bali, Rabu.
Ia menjelaskan sertifikat registrasi pada dasarnya merupakan upaya penyusunan "database" kebun yang telah menerapkan "good agricultural practices" (GAP) dalam teknik budidaya melalui pemilihan bibit berkualitas, pembuatan lubang tanam, pemupukan, pengendalian hama dan pemeliharaan tanaman dengan baik serta berbasis organik, sehingga buahnya bagus.
"Registrasi kebun itu merupakan persyaratan bagi petani manggis karena setiap negara yang akan menerima ekspor buah manggis mempersyaratkan untuk menggunakan pupuk organik, sehingga dilakukan identifikasi terhadap luas lahan dan tempat serta teknik pembudidayaannya dan diajukan ke Pemprov Bali dengan persetujuan dari Kementerian Pertanian hingga keluar sertifikat registrasi," katanya.
Pada saat penyerahan sertifikat registrasi itu kepada petani juga dilakukan peluncuran perdana ekspor manggis oleh PT Bali Organik Subak (BOS) dengan penyerahan secara simbolis satu paket kotak manggis oleh petani kepada pemilik PT BOS Anak Agung Weda Tama.
"PT BOS melakukan proses penyortiran dan penanganan pascapanen serta memfasilitasi kelompok-kelompok tani bagaimana caranya meregistrasi kebun dari komoditas petani manggis," katanya.
Selaku penyelenggara pemerintahan, pihaknya akan terus berupaya agar produksi buah manggis terus berkembang bagus di Kabupaten Buleleng, tentunya dengan memberikan sosialisasi kepada para petani melalui SL-GAP dan melengkapi segala kebutuhan para kelompok petani manggis untuk mendapatkan sertifikat. "Kebutuhan petani kami fasilitasi seperti bibit, pupuk dan lain-lain," katanya.
Sementara itu, Dinas Sosial Kabupaten Buleleng mengadakan napak tilas perjuangan I Gusti Ngurah Rai untuk memeringati Hari Pahlawan. Peserta napak tilas bermalam di Monumen Perang Jagaraga, Desa Jagaraga, Buleleng (12/11), yang sekaligus mengikuti sarasehan "Nilai-nilai Kepahlawanan" serta pemutaran film perjuangan.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng I Gede Sandiyasa, mengatakan acara ini merupakan wujud kepedulian Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk memperingati nilai-nilai kepahlawanan dan perjuangan daerah, sekaligus menyongsong Hari Puputan Margarana, 20 November 2018.
"Kegiatan ini dapat memperkokoh rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan serta nasionalisme, sebagai bagian dari upaya membangun karakter bangsa," katanya.
Sehari sebelumnya, peserta napak tilas mengarak pataka/panji-panji dan surat sakti I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Jembrana, lalu panji-panji itu diserahkan oleh peserta dari Pemkab Jembrana kepada Pemkab Buleleng di Lapangan Desa Pemuteran Kecamatan Gerogak (12/11) hingga akhirnya peserta bermalam di Monumen Jagaraga. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018