Jakarta (Antaranews Bali) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan bahwa pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, tidak pecah di udara seperti informasi yang banyak beredar di masyarakat, sehingga informasi itu hoaks.
Di media sosial beredar video-video yang disebut sebagai simulasi proses jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menunjukkan bahwa pesawat itu meledak dan pecah di udara sebelum memasuki air.
Namun video simulasi tersebut tidak pernah menyebutkan data yang digunakan untuk simulasi tersebut menggunakan data apa sehingga tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Saat ini, KNKT masih melakukan penyelidikan atas musibah jatuhnya pesawat dan belum mengeluarkan laporan lengkap mengenai penyebab jatuhnya pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut namun menyatakan bahwa pesawat itu masih utuh dan baru pecah ketika menyentuh air, bukan di udara.
Sanggahan itu disampaikan oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin.
Soerjanto mengatakan bahwa pesawat tersebut tidak pecah di udara karena serpihan-serpihan yang ditemukan terlampau kecil sehingga disimpulkan bahwa pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air.
"Pesawat tidak pecah di udara. Jika pesawat pecah di udara, maka serpihan sangat lebar dan ini kami tegaskan saat menyentuh air (pesawat) dalam keadaan utuh," katanya.
Serpihan itu pun tersebar di jarak yang cukup jauh dari jarak prakiraan pesawat itu jatuh. Selain itu, lanjut Soerjanto, mesin saat jatuh masih dalam kondisi menyala dengan kecepatan putaran turbin yang tinggi.
"Keadaan mesin hidup, hal ini ditandai dengan turbin atau kompresor hidup dengan putaran cukup tinggi," katanya.
Referensi:
Cek fakta: KNKT: Pesawat Lion Air JT 610 tidak pecah di udara
Cek fakta: KNKT sudah kantongi data kotak hitam JT 610
Cek fakta: Badan SAR Nasional sebut sinyal CVR sudah terdengar
Cek fakta: KNKT tegaskan Indonesia mampu lakukan pembacaan data FDR/CVR
Cek fakta: Akhirnya kotak hitam Lion Air JT 610 ditemukan
(AL)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Di media sosial beredar video-video yang disebut sebagai simulasi proses jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang menunjukkan bahwa pesawat itu meledak dan pecah di udara sebelum memasuki air.
Namun video simulasi tersebut tidak pernah menyebutkan data yang digunakan untuk simulasi tersebut menggunakan data apa sehingga tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Saat ini, KNKT masih melakukan penyelidikan atas musibah jatuhnya pesawat dan belum mengeluarkan laporan lengkap mengenai penyebab jatuhnya pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang tersebut namun menyatakan bahwa pesawat itu masih utuh dan baru pecah ketika menyentuh air, bukan di udara.
Sanggahan itu disampaikan oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin.
Soerjanto mengatakan bahwa pesawat tersebut tidak pecah di udara karena serpihan-serpihan yang ditemukan terlampau kecil sehingga disimpulkan bahwa pesawat mengalami pecah ketika bersentuhan dengan air.
"Pesawat tidak pecah di udara. Jika pesawat pecah di udara, maka serpihan sangat lebar dan ini kami tegaskan saat menyentuh air (pesawat) dalam keadaan utuh," katanya.
Serpihan itu pun tersebar di jarak yang cukup jauh dari jarak prakiraan pesawat itu jatuh. Selain itu, lanjut Soerjanto, mesin saat jatuh masih dalam kondisi menyala dengan kecepatan putaran turbin yang tinggi.
"Keadaan mesin hidup, hal ini ditandai dengan turbin atau kompresor hidup dengan putaran cukup tinggi," katanya.
Referensi:
Cek fakta: KNKT: Pesawat Lion Air JT 610 tidak pecah di udara
Cek fakta: KNKT sudah kantongi data kotak hitam JT 610
Cek fakta: Badan SAR Nasional sebut sinyal CVR sudah terdengar
Cek fakta: KNKT tegaskan Indonesia mampu lakukan pembacaan data FDR/CVR
Cek fakta: Akhirnya kotak hitam Lion Air JT 610 ditemukan
(AL)
Editor : I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018