Badung, (Antaranews Bali) - Sekitar 200 orang delegasi Pertemuan "International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB), Rabu, mengunjungi Pura Taman Ayun Mengwi yang merupakan salah satu warisan budaya di Kabupaten Badung, Bali.
"Pura Taman Ayun merupakan warisan abad ke-17 yang berdiri pada tahun 1634 dan tercatat sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 6 Juli 2012," kata Penglingsir Puri Ageng Mengwi AA Gde Agung saat menerima rombongan delegasi IMF-WB di Taman Ayun, Badung.
Dalam sambutannya, Generasi ke 13 dari Kerajaan Mengwi yang bertindak atasnama Puri Ageng Mengwi dan masyarakat Desa Mengwi menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kunjungan para peserta delegasi IMF-WB.
"Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami, Pura Taman Ayun sebagai destinasi wisata menerima tamu delegasi IMF World Bank. Pura Taman Ayun didirikan oleh Kerajaan Mengwi yang dipimpin oleh Raja Pertama Ida Tjokorda Sakti Blambangan," katanya.
Di hadapan para delegasi, mantan Bupati Badung menjelaskan tentang sejarah Pura Taman Ayun yang merupakan implementasi dari filosofi Tri Hita Karana yang berasal dari kata Tri yang artinya tiga, Hita yang artinya Kebahagiaan dan Karana yang artinya penyebab. "Tri Hita Karana memiliki arti tiga penyebab atau alasan untuk mencapai kebahagiaan yakni terciptanya hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan semesta alam lingkungan dan hubungan yang harmonis antarumat manusia," katanya.
Menurut dia, Pura Taman Ayun merupakan pariwisata "Community Base Tourism" yang bersendikan kemasyarakatan dan budaya. Dengan adanya kunjungan delegasi dari seluruh dunia ini diharapkan dapat mempromosikan keindahan wisata budaya di Indonesia, khususnya Taman Ayun.
Di kawasan Jaba Tengah Pura, para delegasi disambut dengan pementasan berbagai kesenian dan kerajinan tangan oleh masyarakat setempat serta dijamu dengan jajanan khas Bali.
Setelah puas menikmati keindahan pura, para delegasi disuguhi pemutaran film tentang sejarah Pura Taman Ayun di ruang mini teater yang terletak di sebelah Timur pura. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Pura Taman Ayun merupakan warisan abad ke-17 yang berdiri pada tahun 1634 dan tercatat sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 6 Juli 2012," kata Penglingsir Puri Ageng Mengwi AA Gde Agung saat menerima rombongan delegasi IMF-WB di Taman Ayun, Badung.
Dalam sambutannya, Generasi ke 13 dari Kerajaan Mengwi yang bertindak atasnama Puri Ageng Mengwi dan masyarakat Desa Mengwi menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas kunjungan para peserta delegasi IMF-WB.
"Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami, Pura Taman Ayun sebagai destinasi wisata menerima tamu delegasi IMF World Bank. Pura Taman Ayun didirikan oleh Kerajaan Mengwi yang dipimpin oleh Raja Pertama Ida Tjokorda Sakti Blambangan," katanya.
Di hadapan para delegasi, mantan Bupati Badung menjelaskan tentang sejarah Pura Taman Ayun yang merupakan implementasi dari filosofi Tri Hita Karana yang berasal dari kata Tri yang artinya tiga, Hita yang artinya Kebahagiaan dan Karana yang artinya penyebab. "Tri Hita Karana memiliki arti tiga penyebab atau alasan untuk mencapai kebahagiaan yakni terciptanya hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan semesta alam lingkungan dan hubungan yang harmonis antarumat manusia," katanya.
Menurut dia, Pura Taman Ayun merupakan pariwisata "Community Base Tourism" yang bersendikan kemasyarakatan dan budaya. Dengan adanya kunjungan delegasi dari seluruh dunia ini diharapkan dapat mempromosikan keindahan wisata budaya di Indonesia, khususnya Taman Ayun.
Di kawasan Jaba Tengah Pura, para delegasi disambut dengan pementasan berbagai kesenian dan kerajinan tangan oleh masyarakat setempat serta dijamu dengan jajanan khas Bali.
Setelah puas menikmati keindahan pura, para delegasi disuguhi pemutaran film tentang sejarah Pura Taman Ayun di ruang mini teater yang terletak di sebelah Timur pura. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018