Nusa Dua (Antaranews Bali) - Omzet "Paviliun Indonesia" pada pameran BUMN di sela pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank, Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober 2018, meraup omzet ratusan juta rupiah per hari.
"Dalam dua hari (8-9/10), omzet kita sudah ratusan juta, tapi target omzet hingga akhir pameran akan mencapai Rp6,5 miliar," kata Direktur Bisnis Persewaan dan Perdagangan PT Sarinah (Persero), Indyruwani Asikin Natanegara, di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ditemui di sela ajang pameran Paviliun Indonesia IMF-WB itu, salah seorang direksi dari BUMN yang bergerak di sektor ritel itu menjelaskan target sebesar itu berasal dari sekitar 7.491 jenis barang yang ditawarkan selama pertemuan IMF, namun mungkin ada pesanan setelah pertemuan itu.
"Mayoritas pembeli di Paviliun Indonesia dari delegasi IMF dan Bank Dunia hingga tanggal 14 Oktober mendatang, tapi khusus tanggal 14 dan 15 Oktober akan dibuka untuk pembeli dari masyarakat kita sendiri," katanya.
Menurut dia, barang-barang yang ditawarkan selama Pertemuan IMF-WB itu sudah melalui akurasi dari PT Sarinah untuk jenis barang produk Indonesia yang selama ini disukai masyarakat asing.
"Kami sudah bolak-balik ke gudang karena beberapa jenis item sudah langsung habis," katanya.
Ribuan jenis dan item barang itu, katanya, merupakan produk dari sekitar 150 usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjadi binaan BUMN, kementerian perindustrian/perdagangan, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang tersebar pada 64 kabupaten/kota di Indonesia.
Survei khusus ekonomi kreatif 2016 oleh Badan Ekonomi Kreatif dan BPS menyebutkan kontribusi ekonomi kreatif tahun 2015 mencapai Rp852,2 triliun, naik 4,38 persen dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp784,8 triliun.
"Yang jelas, kami berharap pascapertemuan IMF-WB itu, industri kreatif karya pelaku usaha mikro kecil dan menengah Indonesia akan semakin mendunia, karena jumlah delegasi pertemuan itu mencapai sekitar 34 ribu orang dari 189 negara," katanya.
Bahkan, katanya, tidak menutup kemungkinan industri kreatif Tanah Air yang dipamerkan dalam Paviliun Indonesia seluas 2.000 meter persegi itu akan mendekatkan mereka dengan akses permodalan, akses pasar, atau investasi.
Di Paviliun Indonesia tidak hanya memamerkan capaian pembangunan Indonesia dari BUMN dan UMKM binaan BUMN dan kementerian terkait, namun juga menampilkan demo pembuatan batik, tenun, kerajinan tas, kipas, topeng dan suling serta kerajinan lainnya.
"Demo langsung itu diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para delegasi, sehingga mereka tahu `wajah` Indonesia sesungguhnya," katanya di sela pameran yang juga memajang enam foto pewarta LKBN Antara bertema budaya, seperti silat, karapan sapi, dan tarian tradisional Papua itu.
Informasi dan transaksi daring untuk Paviliun Indonesia yang dibuka resmi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno pada Selasa (9/10) itu dapat diakses lewat aplikasi PalapaONE, blanja.com dan KatalogBUMN.id. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dalam dua hari (8-9/10), omzet kita sudah ratusan juta, tapi target omzet hingga akhir pameran akan mencapai Rp6,5 miliar," kata Direktur Bisnis Persewaan dan Perdagangan PT Sarinah (Persero), Indyruwani Asikin Natanegara, di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ditemui di sela ajang pameran Paviliun Indonesia IMF-WB itu, salah seorang direksi dari BUMN yang bergerak di sektor ritel itu menjelaskan target sebesar itu berasal dari sekitar 7.491 jenis barang yang ditawarkan selama pertemuan IMF, namun mungkin ada pesanan setelah pertemuan itu.
"Mayoritas pembeli di Paviliun Indonesia dari delegasi IMF dan Bank Dunia hingga tanggal 14 Oktober mendatang, tapi khusus tanggal 14 dan 15 Oktober akan dibuka untuk pembeli dari masyarakat kita sendiri," katanya.
Menurut dia, barang-barang yang ditawarkan selama Pertemuan IMF-WB itu sudah melalui akurasi dari PT Sarinah untuk jenis barang produk Indonesia yang selama ini disukai masyarakat asing.
"Kami sudah bolak-balik ke gudang karena beberapa jenis item sudah langsung habis," katanya.
Ribuan jenis dan item barang itu, katanya, merupakan produk dari sekitar 150 usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjadi binaan BUMN, kementerian perindustrian/perdagangan, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang tersebar pada 64 kabupaten/kota di Indonesia.
Survei khusus ekonomi kreatif 2016 oleh Badan Ekonomi Kreatif dan BPS menyebutkan kontribusi ekonomi kreatif tahun 2015 mencapai Rp852,2 triliun, naik 4,38 persen dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp784,8 triliun.
"Yang jelas, kami berharap pascapertemuan IMF-WB itu, industri kreatif karya pelaku usaha mikro kecil dan menengah Indonesia akan semakin mendunia, karena jumlah delegasi pertemuan itu mencapai sekitar 34 ribu orang dari 189 negara," katanya.
Bahkan, katanya, tidak menutup kemungkinan industri kreatif Tanah Air yang dipamerkan dalam Paviliun Indonesia seluas 2.000 meter persegi itu akan mendekatkan mereka dengan akses permodalan, akses pasar, atau investasi.
Di Paviliun Indonesia tidak hanya memamerkan capaian pembangunan Indonesia dari BUMN dan UMKM binaan BUMN dan kementerian terkait, namun juga menampilkan demo pembuatan batik, tenun, kerajinan tas, kipas, topeng dan suling serta kerajinan lainnya.
"Demo langsung itu diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para delegasi, sehingga mereka tahu `wajah` Indonesia sesungguhnya," katanya di sela pameran yang juga memajang enam foto pewarta LKBN Antara bertema budaya, seperti silat, karapan sapi, dan tarian tradisional Papua itu.
Informasi dan transaksi daring untuk Paviliun Indonesia yang dibuka resmi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno pada Selasa (9/10) itu dapat diakses lewat aplikasi PalapaONE, blanja.com dan KatalogBUMN.id. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018