Gianyar (Antaranews Bali) – Aktivitas hari-hari masyarakat di balai banjar kini mulai dikembangkan menjadi wisata untuk turis asing, sudah mulai dirintis di Balai Banjar Tengah Desa Adat Bedulu, Blahbatuh, kabupaten Gianyar, agar melihat langsung kehidupan sosial dan adat masyarakat Bali.
“Konsep balai banjar ini kami kembangkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, di samping membangkitkan potensi Bedulu yang sejak dahulu dikenal sebagai Desa Wisata,” kata Kelihan Adat Banjar Tengah I Ketut John, di sela-sela menerima wisatawan yang datang ke Balai Banjar Tengah, demikian keterangan pers, Humas Pemkab Gianyar, Selasa.
Sejak Minggu -Senin, 7-8 Oktober 2018, ramai turis Eropa dan Asia melihat secara langsung aktivitas warga yang berhubungan dengan adat budaya Bali, bahkan banyak belajar “mebat” masakan Bali, mejejahitan, membuat klakat, dan belajar tabuh (megambel). Malam harinya dipentaskan kesenian Bali seperti tari-tarian sambil menikmati makan malam hasil olahan (mebat) warga setmpat bersama wisatawan.
Wisatawan juga diajak keliling mengunjungi rumah-rumah penduduk untuk melihat langsung kehidupan masyarakat pedesaan. Bahkan, ada beberapa wisatawan memilih menginap di rumah-rumah penduduk untuk bisa berbaur dengan masyarakat setempat.
“Kami bekerja sama dengan salah satu travel di Bali mendatangkan puluhan wisatawan asing ke Balai Banjar Tengah,” tambah Ketut John.
Ketut John optimis konsep wisata Balai Banjar ini akan diminati wisatawan, apalagi Bedulu didukung dengan daya tarik lainnya Yeh Pulu, Goa Gajah, Pura Samuan Tiga dan peninggalan sejarah dan purbakala lainnya seperti sarkofagus yang sampai saat ini tersimpan pada salah satu rumah penduduk. Bahkan kerajinan Gerabah yang pernah Berjaya di Bedulu, kini mulai diperkenalkan dan dibangkitkan lagi.
“Jangan hanya dilihat sudut komersiil saja, tapi bagaimana pariwisata Desa Bedulu bisa bangkit dengan mengusung konsep Balai Banjar,” imbuh Ketut John.
Jessy, salah satu wisatawan mengaku senang berbaur dengan warga Bedulu untuk belajar memasak masakan Bali, menabuh dan membuat canang. “Keramahan penduduk membuat kami senang dan semuanya datang untuk melihat dan belajar langsung tentang adat budaya yang tidak ada di negara kami. Ini yang kami inginkan” katanyaCOPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018