Jakarta (Antaranews Bali) - Koalisi Prabowo-Sandiaga mempertanyakan kontribusi pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia bagi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mengeluarkan biaya hingga lebih dari Rp1 triliun.

"Bagi Koalisi Adil Makmur, pertemuan itu perlu dipertanyakan terkait dengan kontribusinya terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," kata Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Jumat malam.

Hal itu menurut dia karena faktanya yang terjadi adalah kurs rupiah terhadap dolar AS saat ini tidak mengalami penguatan, justru pelemahan.

Karena itu dia menjelaskan, koalisi Prabowo-Sandiaga sepakat tidak akan mengirimkan delegasinya dalam pertemuan tahunan tersebut sebagai bentuk empati kepada masyarakat yang terkena musibah di Sulawesi Tengah dan Lombok.

"Koalisi Adil Makmur sepakat sebagai bentuk empati kita kepada saudara kita yang sedang tertimpa bencana di Lombok, Palu, Donggala, maka koalisi adil dan makmur bersepekat tidak mengirimkan delegasi ke Bali terkait pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia," ujarnya.

Selain itu dia menegaskan di tengah bencana yang sedang terjadi, sebaiknya pemerintah mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu terkait pertemuan tahunan tersebut.

Dahnil mengatakan karena tidak mungkin dibatalkan, maka Koalisi Adil Makmur mengusulkan ke pemerintah untuk menurunkan standar kemewahan pesta pertemuan tahunan tersebut.

"Ini tidak elok tentunya bagi masyarakat yang sedang berkesusahan di daerah bencana dan juga masyarakat yang sekarang sedang kesusahan secara ekonomi," katanya. (WDY)

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018