Singaraja (Antaranews Bali) - Undiksha Singaraja melalui program pengabdian pada masyarakat (P2M) merintis produksi kerajinan gerabah di Desa Banyuning, Buleleng, Bali untuk cendera mata khas dengan ikon-ikon Bali utara.

"Desa Banyuning terdapat puluhan pengrajin gerabah yang selama ini secara rutin memproduksi benda-benda kebutuhan upacara keagamaan," kata dosen seni rupa yang memimpin program P2M itu, Luh Suartini, di Singaraja, Buleleng, Bali, Kamis.

Disela-sela pembuatan kerajinan gerabah untuk upacara itu, para perajin itu dibina untuk memproduksi benda-benda kerajinan yang bisa dijadikan cendera mata khas Buleleng.

"Ada sekitar tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga hingga lima orang yang kami bina untuk memproduksi benda kerajinan yang bisa dijadikan cendera mata," kata Suartini disela-sela pameran produksi gerabah cendera mata ikon Bali Utara.

Benda kerajinan yang berhasil diproduksi berupa kerajinan berbentuk lumba-lumba, kura-kura, singa bersayap, bintang laut, bungabatun timun, ikan laut, dan lain-lain

Menurut Luh Suatini, para perajin itu memang dengan cepat bisa melakukan produksi. Dalam setengah hari saja, mereka bisa memproduksi seratus benda kerajinan. Hanya yang untuk mewarnai mereka perlu waktu lebih lama.

"Souvenir (cendera mata) itu memang dibuat dengan bahan tanah liat sebagaimana bahan untuk membuat gerabah. Tanah liat itu dibentuk dengan cetakan, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk binatang seperti ikan, lumba-lumba, penyu, dan lain-lain, lalu tanah liat yang sudah terbentuk itu dibakar agar jadi kuat dan diwarnai," katanya.

Selama ini, kata Suartini, produksi kerajinan yang dihasilkan di Banyuing sebagian besar berupa benda kebutuhan upacara keagamaan seperti cubek (ulekan tempat tulang mayat), kekeb (tempat api), coblong (tempat air suci), caratan (tempat air suci), payuk (wadah air), dan lain-lain.

Sebagian kecil lainnya berupa benda-benda hias non-fungsional yang jumlahnya masih sangat terbatas. Sebagian yang lain adalah gerabah berupa elemen estetik rumah etnik, padahal para pengrajin gerabah di Desa Banyuning memiliki motivasi yang cukup kuat untuk maju.

"Mereka tidak hanya terbatas memproduksi benda-benda upacara keagamaan yang dari bentuk dan fungsinya sudah mentradisi. Sebagian diantara para pengrajin gerabah itu terbiasa melakukan eksperimen dan eksplorasi jenis dan bentuk gerabah, misalnya berkreasi membuat alternatif benda fungsional dan non fungsional seperti pot bunga, guci, dan lainnya," katanya.

Para pengrajin gerabah di desa Banyuning memiliki keinginan untuk terus berkreasi menciptakan produk-produk baru sambil juga menciptakan pasar-pasar baru. Motivasi yang dimiliki para pengrajin ini adalah modal budaya yang bisa menggerakkan modal ekonomi di desa Banyuning ini.

Selain itu, pertumbuhan industri pariwisata di Buleleng cukup menjanjikan. Beberapa daerah kunjungan wisata terus dikembangkan guna pemenuhan hasrat wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Sejalan dengan itu jenis dan bentuk produk budaya pun dikembangkan secara menerus juga untuk kebutuhan industri pariwisata.

"Para wisatawan yang datang ke Buleleng sudah tentu membutuhkan penanda bahwa mereka telah sampai pada suatu daerah wisata tertentu. Penanda ini umumnya berupa souvenir yang bisa dibawa pulang ke daerah atau negaranya masing-masing," katanya.

Suartini mengatakan Buleleng memiliki banyak ikon visual seperti singa, lumba-lumba, flora dan fauna laut, sapi, kera, jalak Bali, dan lain-lain. Ikon-ikon inilah yang dijadikan tema (subject matter) produk cendera mata berbahan dasar gerabah.

Sementara itu, dosen seni rupa dalam program itu, Hardiman, menjelaskan rintisan produksi cendera mata itu melibatkan instruktur dari beberapa mahasiswa Jurusan pendidikan Seni Rupa Undiksha.

"Setelah program ini berhasil, maka pada tahun-tahun yang akan datang kerajinan souvenir layak ditingkatkan produksi dan distribusinya. Tahun depan, P2M akan menfokuskan pada pengembangan produksi dan perluasan distribusi," katanya.

Ia menambahkan pengembangan produksi dengan jalan memperbanyak acuan cetak untuk disebar ke banyak pengrajin, sedangkan perluasan produksi ditargetkan menyasar pelaku dan pengunjung pariwisata di daerah kunjungan wisata Bali Utara. (ed)

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018