Denpasar, (Antaranews Bali) - Penataan alur Sungai (Tukad) Bindu Kota Denpasar secara keseluruhan telah selesai, sehingga menjadi salah satu objek wisata baru bagi masyarakat dan wisatawan.
"Rampungnya program penataan Sungai Bindu, sehingga di lokasi itu menjadi destinasi wisata baru. Karena itu sebelum dibuka secara umum, maka dilakukan pembersihan secara spiritual 'Pemelaspas dan Caru Rsi Gana' yang dipimpin rohaniawan Ida Pedanda Gede Ngurah Griya Tegeh Banjar Ujung," kata Sekretaris Kota Denpasar Anak Agung Nurah Rai Iswara di sela ritual keagamaan tersebut di Denpasar, Selasa.
Rai Iswara mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut. Dan hal itu merupakan suatu bentuk rasa syukur Pemerintah Kota Denpasar beserta Yayasan Tukad Bindu serta masyarakat sekitar dilancarkan berbagai penataan di Sungai Bindu dan berbagai prestasi yang diperoleh di nasional maupun international.
Sekot Rai Iswara mengatakan ke depan penataan sungai itu akan terus dilakukan dengan memperhatikan seluruh aliran sungai yang memungkinkan untuk ditata kembali. "Dengan penataan sungai ini, bisa digunakan sebagai potensi air disegala aspek, baik itu ekonomi, edukasi, transportasi maupun kesehatan, dan menjadikan sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai," ujar Rai Iswara.
Sementara itu, Penggagas Objek Wisata Sungai (Tukad) Bindu, I Gusti Rai Ari Temaja mengatakan upacara ritual tersebut merupakan salah kegiatan untuk menyeimbangkan alam. Setelah berbagai penataan di Sungai Bindu rampung. Saat ini dilaksanakan "Upacara Rsi Gana dan Pemelaspasan" agar secara alam nyata dan tka nyata (sekala niskala) menandakan pembangunan telah selesai.
"Sejak tahun 2011 penataan Tukad Bindu sudah berjalan, kini kami mengimbangi dengan melaksanakan upacara keagamaan sebagai salah satu konsep 'Tri Hita Karana'. Kegiatan yang didukung penuh Pemerintah Kota Denpasar di dalam menjaga keseimbangan alam melalui pelaksanaan upacara keagamaan itu," ujarnya.
Ari Temaja mengatakan penataan Sungai Bindu ini untuk menggugah masyarakat menjaga sungai agar tetap bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. Program ini guna memberikan dampak peningkatan karakter masyarakat yang juga akan berdampak ekonomi kerakyatan.
Menurut dia, penataan sungai ini tidak saja merubah Sungai Bindu agar terlihat lebih mempesona, namun menjadikan sungai yang tidak terlihat ini bisa dijadikan sesuatu yang memiliki potensi, seperti di Sungai (Tukad) Badung dan Sungai Loloan yang sekarang menjadi sebuah potensi baru dan menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
"Sungai Bindu kini dijadikan tempat rekreasi dan berdampak ekomoni serta bisa mengedukasi masyarakat tentang kebersihan ke depannya dengan peningkatan kesadaran diri tidak menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah. Selain itu, Sungai Bindu juga menjadi salah satu objek yang akan dikunjungi delegasi IMF-WBG," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Rampungnya program penataan Sungai Bindu, sehingga di lokasi itu menjadi destinasi wisata baru. Karena itu sebelum dibuka secara umum, maka dilakukan pembersihan secara spiritual 'Pemelaspas dan Caru Rsi Gana' yang dipimpin rohaniawan Ida Pedanda Gede Ngurah Griya Tegeh Banjar Ujung," kata Sekretaris Kota Denpasar Anak Agung Nurah Rai Iswara di sela ritual keagamaan tersebut di Denpasar, Selasa.
Rai Iswara mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan tersebut. Dan hal itu merupakan suatu bentuk rasa syukur Pemerintah Kota Denpasar beserta Yayasan Tukad Bindu serta masyarakat sekitar dilancarkan berbagai penataan di Sungai Bindu dan berbagai prestasi yang diperoleh di nasional maupun international.
Sekot Rai Iswara mengatakan ke depan penataan sungai itu akan terus dilakukan dengan memperhatikan seluruh aliran sungai yang memungkinkan untuk ditata kembali. "Dengan penataan sungai ini, bisa digunakan sebagai potensi air disegala aspek, baik itu ekonomi, edukasi, transportasi maupun kesehatan, dan menjadikan sesuatu yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai," ujar Rai Iswara.
Sementara itu, Penggagas Objek Wisata Sungai (Tukad) Bindu, I Gusti Rai Ari Temaja mengatakan upacara ritual tersebut merupakan salah kegiatan untuk menyeimbangkan alam. Setelah berbagai penataan di Sungai Bindu rampung. Saat ini dilaksanakan "Upacara Rsi Gana dan Pemelaspasan" agar secara alam nyata dan tka nyata (sekala niskala) menandakan pembangunan telah selesai.
"Sejak tahun 2011 penataan Tukad Bindu sudah berjalan, kini kami mengimbangi dengan melaksanakan upacara keagamaan sebagai salah satu konsep 'Tri Hita Karana'. Kegiatan yang didukung penuh Pemerintah Kota Denpasar di dalam menjaga keseimbangan alam melalui pelaksanaan upacara keagamaan itu," ujarnya.
Ari Temaja mengatakan penataan Sungai Bindu ini untuk menggugah masyarakat menjaga sungai agar tetap bersih dan tidak membuang sampah sembarangan. Program ini guna memberikan dampak peningkatan karakter masyarakat yang juga akan berdampak ekonomi kerakyatan.
Menurut dia, penataan sungai ini tidak saja merubah Sungai Bindu agar terlihat lebih mempesona, namun menjadikan sungai yang tidak terlihat ini bisa dijadikan sesuatu yang memiliki potensi, seperti di Sungai (Tukad) Badung dan Sungai Loloan yang sekarang menjadi sebuah potensi baru dan menjadi sebuah daya tarik tersendiri.
"Sungai Bindu kini dijadikan tempat rekreasi dan berdampak ekomoni serta bisa mengedukasi masyarakat tentang kebersihan ke depannya dengan peningkatan kesadaran diri tidak menjadikan sungai sebagai tempat membuang sampah. Selain itu, Sungai Bindu juga menjadi salah satu objek yang akan dikunjungi delegasi IMF-WBG," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018