Denpasar (Antaranews Bali) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Bank Dunia (World Bank) dan Universitas Udayana akan berkolaborasi untuk melakukan studi pengembangan bandara baru di Kabupaten Buleleng.
"Studinya terkait pengembangangan bandara di Utara dan juga infrastruktur yang menyambungkan utara dan selatan Bali, sehingga menjadi pembangunan yang berkelanjutan," kata Luhut usai Doa dan Deklarasi Bali Menyambut Pelaksanaan Annual Meeting IMF-WB 2018, di Denpasar, Jumat malam.
Menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo, lanjut dia, maka diingatkan dalam pengembangan infrastruktur tersebut jangan sampai merusak budaya Bali dan lingkungan.
"Itu perintah Presiden agar kajian itu tidak melanggar lingkungan dan tidak merusak budaya Bali karena budaya menjadi daya tarik jutaan turis ke Bali," ucap Luhut.
Mantan Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu juga mengharapkan supaya masyarakat Bali tidak berpolemik terhadap pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata di Bali.
"Oleh karena itu saya mohon memberikan masukan, tetapi harus ada keputusan jangan nanti bertengkar sendiri," ujar Luhut didampingi Gubernur Bali Wayan Koster.
Di sisi lain, Luhut menambahkan, Bali telah mendapatkan keuntungan pembangunan sejumlah infrastruktur karena menjadi tuan rumah pertemuan IMF-World Bank dari 8-14 Oktober mendatang.
Di antaranya dampak infrastruktur yang diperoleh Bali ialah pembangunan Underpass Bundaran Ngurah Rai (Bandara), perluasan bandara, dan rampungnya pembangunan Garuda Wisnu Kencana, yang pasti akan bisa menambah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. Belum lagi dampak ekonomi yang diperkirakan akan meningkat 0,64 persen selama pertemuan keuangan yang diikuti delegasi 189 negara tersebut.
"Kita harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Bali dengan keramahtamahan, kedamaian akan membawa kesan bagus saat pelaksanaan IMF-WB 2018," ujar Luhut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Studinya terkait pengembangangan bandara di Utara dan juga infrastruktur yang menyambungkan utara dan selatan Bali, sehingga menjadi pembangunan yang berkelanjutan," kata Luhut usai Doa dan Deklarasi Bali Menyambut Pelaksanaan Annual Meeting IMF-WB 2018, di Denpasar, Jumat malam.
Menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo, lanjut dia, maka diingatkan dalam pengembangan infrastruktur tersebut jangan sampai merusak budaya Bali dan lingkungan.
"Itu perintah Presiden agar kajian itu tidak melanggar lingkungan dan tidak merusak budaya Bali karena budaya menjadi daya tarik jutaan turis ke Bali," ucap Luhut.
Mantan Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu juga mengharapkan supaya masyarakat Bali tidak berpolemik terhadap pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata di Bali.
"Oleh karena itu saya mohon memberikan masukan, tetapi harus ada keputusan jangan nanti bertengkar sendiri," ujar Luhut didampingi Gubernur Bali Wayan Koster.
Di sisi lain, Luhut menambahkan, Bali telah mendapatkan keuntungan pembangunan sejumlah infrastruktur karena menjadi tuan rumah pertemuan IMF-World Bank dari 8-14 Oktober mendatang.
Di antaranya dampak infrastruktur yang diperoleh Bali ialah pembangunan Underpass Bundaran Ngurah Rai (Bandara), perluasan bandara, dan rampungnya pembangunan Garuda Wisnu Kencana, yang pasti akan bisa menambah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. Belum lagi dampak ekonomi yang diperkirakan akan meningkat 0,64 persen selama pertemuan keuangan yang diikuti delegasi 189 negara tersebut.
"Kita harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Bali dengan keramahtamahan, kedamaian akan membawa kesan bagus saat pelaksanaan IMF-WB 2018," ujar Luhut.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018