Pasuruan (Antara Bali) - Masyarakat Suku Tengger di Gunung Bromo, Jawa Timur, akan merayakan Yadnya Kasada pada 14-15 Agustus 2011.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan Agung Maryono, Kamis, menjelaskan, untuk mengawali rangkaian prosesi kegiatan tersebut para Mangku dan Dukun pada Kamis (11/8) mulai melaksanakan upacara Mendak Tirta (mengambil airsuci) di sumber-sumber air di sekitar Gunung Bromo.
Warga suku Tengger dari Brang Wetan (yang ada di sisi timur Gunung Bromo) yang tinggal di wilayah Kabupaten Probolinggo mengambil air suci di air terjun Madakaripura, sedangkan warga suku tengger di Lumajang mengambil air suci di Ranu Pane.
Sementara warga suku Tengger di Brang Kulon (yang ada di sisi barat Gunung Bromo) yang tinggal di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang mengambil air suci di sumber air di Gunung Widodaren.
Air suci yang diambil dari berbagai tempat itu kemudian disemayamkan di Pura Luhur Poten untuk digunakan dalam prosesi upacara Yadnya Kasada di kawah Gunung Bromo.
Masyarakat Suku Tengger di Gunung Bromo akan melaksanakan prosesi puncak upacara Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten mulai Minggu (14/8) malam hingga Senin (15/8) dini hari yang dilanjutkan dengan labuh sesaji ke kawah Gunung Bromo.
Untuk kelancaran pelaksanaan seluruh prosesi Yadnya Kasada Suku Tengger juga melakukan berbagai kegiatan, di antaranya membersihkan tangga menuju kawah yang tertutup abu vulkanik Gunung Bromo selama erupsi.
Gunung Bromo yang beberapa bulan lalu mengalami erupsi berkepanjangan kini telah stabil sehingga labuh sesaji dapat dilakukan tanpa halangan.
Abu vulkanik yang sempat menutupi tangga menuju kawah kini telah dibersihkan. Namun panorama Gunung Bromo kini tampak berbeda dari biasanya. Sosok Gunung Bromo dan Batok yang selama ini terlihat ada alurnya, kini berubah rata.
Agung Maryono juga mengungkapkan, jalan menuju puncak Gunung Bromo yang beberapa waktu lalu sempat terputus juga telah diperbaiki, meski belum sempurna. Ruas jalan antara Dingklik - Pakis Bincil bisa dilewati kendaraan roda empat dobel gardan, dan roda motor.
Begitu juga jalan di tengah lautan pasir juga masih banyak yang rusak sehingga pengunjung harus berhati-hati agar tidak terjebak jalan yang rusak. Pengunjung harus taat mengikuti rambu-rambu jalan yang baru karena jalan yang lama belum bisa dilewati.
Ia mengatakan, sebelum puncak acara Yadnya Kasada, pada Sabtu (13/8) masyarakat Suku Tengger baik dari Brang Wetan, maupun Brang Kulon akan melaksanakan upacara Piodalan, yakni upacara hari ulang tahun pura.
Pada Minggu (14/8) siang menjelang Yadnya Kasada, masyarakat warga Suku Tengger di wilayah Kabupaten Pasuruan akan menggelar Tari Tayub di Pakis Bincil di tepi kaldera Gunung Bromo.
Kemudian malam harinya, mereka akan menggelar berbagai kesenian di Pendapa Agung Wonokitri yang juga akan dihadiri sejumlah pejabat dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan Agung Maryono, Kamis, menjelaskan, untuk mengawali rangkaian prosesi kegiatan tersebut para Mangku dan Dukun pada Kamis (11/8) mulai melaksanakan upacara Mendak Tirta (mengambil airsuci) di sumber-sumber air di sekitar Gunung Bromo.
Warga suku Tengger dari Brang Wetan (yang ada di sisi timur Gunung Bromo) yang tinggal di wilayah Kabupaten Probolinggo mengambil air suci di air terjun Madakaripura, sedangkan warga suku tengger di Lumajang mengambil air suci di Ranu Pane.
Sementara warga suku Tengger di Brang Kulon (yang ada di sisi barat Gunung Bromo) yang tinggal di Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang mengambil air suci di sumber air di Gunung Widodaren.
Air suci yang diambil dari berbagai tempat itu kemudian disemayamkan di Pura Luhur Poten untuk digunakan dalam prosesi upacara Yadnya Kasada di kawah Gunung Bromo.
Masyarakat Suku Tengger di Gunung Bromo akan melaksanakan prosesi puncak upacara Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten mulai Minggu (14/8) malam hingga Senin (15/8) dini hari yang dilanjutkan dengan labuh sesaji ke kawah Gunung Bromo.
Untuk kelancaran pelaksanaan seluruh prosesi Yadnya Kasada Suku Tengger juga melakukan berbagai kegiatan, di antaranya membersihkan tangga menuju kawah yang tertutup abu vulkanik Gunung Bromo selama erupsi.
Gunung Bromo yang beberapa bulan lalu mengalami erupsi berkepanjangan kini telah stabil sehingga labuh sesaji dapat dilakukan tanpa halangan.
Abu vulkanik yang sempat menutupi tangga menuju kawah kini telah dibersihkan. Namun panorama Gunung Bromo kini tampak berbeda dari biasanya. Sosok Gunung Bromo dan Batok yang selama ini terlihat ada alurnya, kini berubah rata.
Agung Maryono juga mengungkapkan, jalan menuju puncak Gunung Bromo yang beberapa waktu lalu sempat terputus juga telah diperbaiki, meski belum sempurna. Ruas jalan antara Dingklik - Pakis Bincil bisa dilewati kendaraan roda empat dobel gardan, dan roda motor.
Begitu juga jalan di tengah lautan pasir juga masih banyak yang rusak sehingga pengunjung harus berhati-hati agar tidak terjebak jalan yang rusak. Pengunjung harus taat mengikuti rambu-rambu jalan yang baru karena jalan yang lama belum bisa dilewati.
Ia mengatakan, sebelum puncak acara Yadnya Kasada, pada Sabtu (13/8) masyarakat Suku Tengger baik dari Brang Wetan, maupun Brang Kulon akan melaksanakan upacara Piodalan, yakni upacara hari ulang tahun pura.
Pada Minggu (14/8) siang menjelang Yadnya Kasada, masyarakat warga Suku Tengger di wilayah Kabupaten Pasuruan akan menggelar Tari Tayub di Pakis Bincil di tepi kaldera Gunung Bromo.
Kemudian malam harinya, mereka akan menggelar berbagai kesenian di Pendapa Agung Wonokitri yang juga akan dihadiri sejumlah pejabat dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011