Singaraja (Antaranews Bali) - PKK Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng,Bali, menyiapkan menu lontong ubi talas, untuk mewakili Provinsi Bali dalam Lomba Cipta Menu NonBeras "Beragam Bergizi Seimbang dan Aman" (B2SA) tingkat nasional di Banjarmasin, Oktober 2018.
"Kami siapkan berbagai ragam menu olahan nonberas yang akan dilombakan nanti, seperti menu makan siang yang menjadi andalan yakni lontong ubi talas, timbungan cakalan, dan plecing kables," kata salah seorang anggota PKK Desa Lokapaksa, Weda, di Singaraja, Buleleng, Bali, Selasa.
Untuk menu makan pagi, PKK Lokapaksa menyiapkan entil pesor talas ubi ungu, urab gecang, ayam srosob, dan sambal cicang, sedangkan untuk menu makan malam disiapkan morsela ubi talas, sate tahu udang, tempe manis, dan sayur kelor.
Selain menu utama, PKK Lokapaksa juga menyiapkan menu selingan berupa loloh delima dan lapis ubi ungu untuk makan pagi, serta selingan makan siang berupa teh akar alang-alang dan klepet talas.
"Semua daftar menu sudah kami kirim ke panitia lomba di Jakarta, termasuk kandungan gizi yang terkandung dalam masing-masing sajian makanan. Menu makanan yang tersaji nanti memang harus memenuhi kriteria yang ditentukan oleh panitia lomba, antara lain kandungan nilai gizi dan cara penyajian," kata Weda.
Semua bahan makanan yang dilombakan itu, lanjut Weda, semuanya berupa bahan nonberas dengan sumber karbohidrat utama dari ketela dan ubi rambat, serta bahan pendamping yaitu sayur, buah, ikan laut, dan susu sapi.
"Meski nonberas, menu-menu itu tetap harus memenuhi standar gizi yang diperlukan, serta terdapat kandungan karbohidrat, protein, dan vitamin, yang cukup," kata Weda.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Buleleng Nyonya Aries Suradnyana mengatakan Tim Penggerak PKK Buleleng selama ini memang selalu mendorong ibu-ibu PKK desa untuk terus berkreativitas dalam menciptakan menu olahan nonberas dengan mencoba berbagai olahan dan berpameran pada acara-acara penting seperti festival dan perayaan hari-hari nasional.
"Dengan motivasi itu, Buleleng hampir setiap tahun memperoleh juara di tingkat provinsi, hal ini tidak terlepas dari kreativitas dari ibu-ibu PKK di desa. Apalagi desa-desa di Buleleng memiliki potensi pangan sumber karbohidrat nonberas yang bisa diolah dengan berbagai ragam menu," katanya.
Saat memberi pembinaan kepada PKK Lokapaksa (23/9), Nyonya Putri Suastini Koster selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali mengapresiasi atas ditunjuknya PKK Desa Lokapaksa untuk mewakili Provinsi Bali pada lomba cipta menu tingkat nasional. Ia memberikan saran dan arahan kepada peserta dalam menghadapi lomba nantinya.
"Semua harus memenuhi kriteria lomba, tampilan penyajian, kandungan gizi dan takaran harus juga diperhatikan. Selain itu, presentasi juga harus disiapkan, jangan sampai masakan sudah bagus, tapi kita tidak bisa menjelaskan, hal itu sangat mempengaruhi penilaian nantinya," katanya.
Putri Suastini juga berharap agar ada keberlanjutan di masyarakat atas olahan menu nonberas ini. Untuk itu perlu ada sosialisasi kepada masyarakat secara terus menerus. "Jangan sampai kreativitas ini berhenti sampai pada lomba ini saja. Masyarakat harus mulai diajari mengolah pangan nonberas, ini penting untuk ketahanan pangan kita kedepannya, masyarakat tidak tergantung beras," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami siapkan berbagai ragam menu olahan nonberas yang akan dilombakan nanti, seperti menu makan siang yang menjadi andalan yakni lontong ubi talas, timbungan cakalan, dan plecing kables," kata salah seorang anggota PKK Desa Lokapaksa, Weda, di Singaraja, Buleleng, Bali, Selasa.
Untuk menu makan pagi, PKK Lokapaksa menyiapkan entil pesor talas ubi ungu, urab gecang, ayam srosob, dan sambal cicang, sedangkan untuk menu makan malam disiapkan morsela ubi talas, sate tahu udang, tempe manis, dan sayur kelor.
Selain menu utama, PKK Lokapaksa juga menyiapkan menu selingan berupa loloh delima dan lapis ubi ungu untuk makan pagi, serta selingan makan siang berupa teh akar alang-alang dan klepet talas.
"Semua daftar menu sudah kami kirim ke panitia lomba di Jakarta, termasuk kandungan gizi yang terkandung dalam masing-masing sajian makanan. Menu makanan yang tersaji nanti memang harus memenuhi kriteria yang ditentukan oleh panitia lomba, antara lain kandungan nilai gizi dan cara penyajian," kata Weda.
Semua bahan makanan yang dilombakan itu, lanjut Weda, semuanya berupa bahan nonberas dengan sumber karbohidrat utama dari ketela dan ubi rambat, serta bahan pendamping yaitu sayur, buah, ikan laut, dan susu sapi.
"Meski nonberas, menu-menu itu tetap harus memenuhi standar gizi yang diperlukan, serta terdapat kandungan karbohidrat, protein, dan vitamin, yang cukup," kata Weda.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Buleleng Nyonya Aries Suradnyana mengatakan Tim Penggerak PKK Buleleng selama ini memang selalu mendorong ibu-ibu PKK desa untuk terus berkreativitas dalam menciptakan menu olahan nonberas dengan mencoba berbagai olahan dan berpameran pada acara-acara penting seperti festival dan perayaan hari-hari nasional.
"Dengan motivasi itu, Buleleng hampir setiap tahun memperoleh juara di tingkat provinsi, hal ini tidak terlepas dari kreativitas dari ibu-ibu PKK di desa. Apalagi desa-desa di Buleleng memiliki potensi pangan sumber karbohidrat nonberas yang bisa diolah dengan berbagai ragam menu," katanya.
Saat memberi pembinaan kepada PKK Lokapaksa (23/9), Nyonya Putri Suastini Koster selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali mengapresiasi atas ditunjuknya PKK Desa Lokapaksa untuk mewakili Provinsi Bali pada lomba cipta menu tingkat nasional. Ia memberikan saran dan arahan kepada peserta dalam menghadapi lomba nantinya.
"Semua harus memenuhi kriteria lomba, tampilan penyajian, kandungan gizi dan takaran harus juga diperhatikan. Selain itu, presentasi juga harus disiapkan, jangan sampai masakan sudah bagus, tapi kita tidak bisa menjelaskan, hal itu sangat mempengaruhi penilaian nantinya," katanya.
Putri Suastini juga berharap agar ada keberlanjutan di masyarakat atas olahan menu nonberas ini. Untuk itu perlu ada sosialisasi kepada masyarakat secara terus menerus. "Jangan sampai kreativitas ini berhenti sampai pada lomba ini saja. Masyarakat harus mulai diajari mengolah pangan nonberas, ini penting untuk ketahanan pangan kita kedepannya, masyarakat tidak tergantung beras," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018