Denpasar (Antaranews Bali) - Perusahaan pelayaran wisata pinisi "Sea Safari Cruises" di Bali menawarkan paket tur kapal pesiar bagi para delegasi pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk mengenalkan keindahan laut dan destinasi menarik lainnya di Indonesia Timur.
"Kami siapkan program pesiar sehari menyambut para delegasi IMF dan Bank Dunia," kata Direktur Pemasaran "Sea Safari Cruises" Eva Tanudjaja di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, untuk berwisata pesiar dari Bali ke sejumlah destinasi di antaranya Labuan Bajo termasuk Pulau Komodo, memakan waktu enam hingga tujuh hari dan bermalam di dalam kapal pinisi yang terbuat dari kayu ulin asli Indonesia itu.
Namun, mengingat para delegasi berada di Bali dalam waktu yang tidak lama, maka pihaknya mengeluarkan paket pesiar sehari di Pulau Dewata dengan menyusuri perairan di sekitar Benoa, Bali.
Pihaknya juga menawarkan wisata kepada delegasi di Labuan Bajo menikmati "one day cruise" menyusuri pulau yang dihuni satwa unik Komodo di antaranya Pulau Padar dan Pulau Rinca, kemudian menikmati "Pink Beach" sejenak dan kembali ke Labuan Bajo.
Wisatawan, kata dia, dapat menikmati sejumlah atraksi pilihan di antaranya wisata menyelam atau "snorkling".
Pihaknya optimis wisatawan khususnya para delegasi pertemuan keuangan dan ekonomi akbar itu berkunjung ke Labuan Bajo karena sudah didukung akses penerbangan langsung dari Denpasar.
Sedangkan wisata pesiar di Benoa, Eva menjelaskan wisatawan dapat menikmati dua paket makan malam dengan pemandangan matahari terbenam dilengkapi hiburan kontemporer dan seni budaya khas daerah.
Eva menuturkan Kementerian Pariwisata telah melakukan komunikasi dan koordinasi intensif mengingat pihaknya merupakan satu-satunya perusahaan pelayaran wisata yang "co-branding" untuk program promosi pariwisata "Wonderful Indonesia".
"Selama setengah tahun belakangan ini kami juga melakukan perbaikan semua sewaktu 'docking' menyambut para tamu khususnya delegasi IMF dan Bank Dunia," katanya.
Sementara itu Direktur "Sea Safari Cruises" Djainuddin mengatakan pihaknya memiliki lima armada kapal pinisi yakni satu sandar di Pelabuhan Benoa, dua di Labuan Bajo dan dua lainnya di Papua.
Dalam kondisi bersandar, kapal pinisi itu mampu menampung maksimal sekitar 220 orang untuk menikmati makan malam dan apabila wisata berlayar dan menginap mampu mengakomodasi maksimal 28 orang dengan dilengkapi 14 kamar.
Sejumlah destinasi menarik lain yang dijelajahi di antaranya dua hari semalam berlayar dari Bali-Nusa Lembongan-Gili Trawangan, selain itu wisata di Raja Ampat, Lombok, Sumbawa, Ambon, Flores dan Alor, Laut Banda dan Manokwari Papua.
Untuk menggaet pangsa pasar salah satunya para delegasi IMF dan Bank Dunia itu, pihaknya juga menggandeng sekitar 80 agen perjalanan wisata untuk mempromosikan wisata bahari tersebut.
"Kami ingin mendukung upaya Kementerian Pariwisata kenalkan potensi wisata Indonesia kepada dunia termasuk bekerja sama dengan biro perjalanan wisata di Bali khususnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami siapkan program pesiar sehari menyambut para delegasi IMF dan Bank Dunia," kata Direktur Pemasaran "Sea Safari Cruises" Eva Tanudjaja di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, untuk berwisata pesiar dari Bali ke sejumlah destinasi di antaranya Labuan Bajo termasuk Pulau Komodo, memakan waktu enam hingga tujuh hari dan bermalam di dalam kapal pinisi yang terbuat dari kayu ulin asli Indonesia itu.
Namun, mengingat para delegasi berada di Bali dalam waktu yang tidak lama, maka pihaknya mengeluarkan paket pesiar sehari di Pulau Dewata dengan menyusuri perairan di sekitar Benoa, Bali.
Pihaknya juga menawarkan wisata kepada delegasi di Labuan Bajo menikmati "one day cruise" menyusuri pulau yang dihuni satwa unik Komodo di antaranya Pulau Padar dan Pulau Rinca, kemudian menikmati "Pink Beach" sejenak dan kembali ke Labuan Bajo.
Wisatawan, kata dia, dapat menikmati sejumlah atraksi pilihan di antaranya wisata menyelam atau "snorkling".
Pihaknya optimis wisatawan khususnya para delegasi pertemuan keuangan dan ekonomi akbar itu berkunjung ke Labuan Bajo karena sudah didukung akses penerbangan langsung dari Denpasar.
Sedangkan wisata pesiar di Benoa, Eva menjelaskan wisatawan dapat menikmati dua paket makan malam dengan pemandangan matahari terbenam dilengkapi hiburan kontemporer dan seni budaya khas daerah.
Eva menuturkan Kementerian Pariwisata telah melakukan komunikasi dan koordinasi intensif mengingat pihaknya merupakan satu-satunya perusahaan pelayaran wisata yang "co-branding" untuk program promosi pariwisata "Wonderful Indonesia".
"Selama setengah tahun belakangan ini kami juga melakukan perbaikan semua sewaktu 'docking' menyambut para tamu khususnya delegasi IMF dan Bank Dunia," katanya.
Sementara itu Direktur "Sea Safari Cruises" Djainuddin mengatakan pihaknya memiliki lima armada kapal pinisi yakni satu sandar di Pelabuhan Benoa, dua di Labuan Bajo dan dua lainnya di Papua.
Dalam kondisi bersandar, kapal pinisi itu mampu menampung maksimal sekitar 220 orang untuk menikmati makan malam dan apabila wisata berlayar dan menginap mampu mengakomodasi maksimal 28 orang dengan dilengkapi 14 kamar.
Sejumlah destinasi menarik lain yang dijelajahi di antaranya dua hari semalam berlayar dari Bali-Nusa Lembongan-Gili Trawangan, selain itu wisata di Raja Ampat, Lombok, Sumbawa, Ambon, Flores dan Alor, Laut Banda dan Manokwari Papua.
Untuk menggaet pangsa pasar salah satunya para delegasi IMF dan Bank Dunia itu, pihaknya juga menggandeng sekitar 80 agen perjalanan wisata untuk mempromosikan wisata bahari tersebut.
"Kami ingin mendukung upaya Kementerian Pariwisata kenalkan potensi wisata Indonesia kepada dunia termasuk bekerja sama dengan biro perjalanan wisata di Bali khususnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018