Nusa Dua (Antaranews Bali) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta peningkatan keamanan jalur pipa gas untuk mengantisipasi insiden kebocoran seperti yang terjadi di Bengkalis, Riau.

"Kami selalu berulang-ulang menekankan `safety first`, " kata Wakil Kepala SKK Migas Sukandar setelah membuka Konferensi SDM Indonesia (IHRS) ke-10 di Nusa Dua, Bali, Senin.

Menurut dia, SKK Migas menerapkan standar keamanan yang tinggi termasuk ketika memasuki area rawan, salah satunya melalui penjelasan pendahuluan terkait keamanan.

Sebelumnya dilaporkan pipa gas milik PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengalami kebocoran hingga menyebabkan semburan api di wilayah Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Minggu (16/9) malam.

Insiden itu terjadi karena di sekitar lokasi sedang ada proyek jembatan sehingga pipa gas terkena alat berat mengakibatkan pipa robek sepanjang delapan inci.

"Dari laporan, sudah ditangani sama kepolisian jadi biar polisi yang menangani," katanya ketika ditanya terkait tindak lanjut kepada pihak ketiga dari proyek.

Meski demikian, kata dia, kebocoran pipa gas itu tidak memberikan dampak yang signifikan karena pipa tersebut bukan merupakan jaringan pipa utama.

Saat ini kondisi di tempat kejadian perkara, tepatnya di jalan lintas Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis telah ditangani oleh perusahaan migas dari Amerika Serikat itu dengan cara mematikan aliran gas.

"(Api) sudah mati, tinggal ditutup saja katupnya," ucap Sukandar. (WDY)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018