Denpasar,  (Antaranews Bali) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengagumi kecanggihan teknologi dan sistem terintegrasi yang dimiliki UPT Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Bali.
     
"Saya pribadi kagum juga melihat, ternyata kita punya kelas begini baik, hanya jarang ekspos keluar. Saya lihat, Bali ini mungkin yang terbaik," kata Luhut saat meninjau kesiapan Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali dalam menghadapi pertemuan IMF-World Bank itu, di Denpasar, Sabtu sore.
     
Di Pusdalops PB BPBD Bali tersebut, lanjut dia, sudah terintegrasi dengan pihak rumah sakit, posko gabungan, dan pihak-pihak terkait. Termasuk juga terintegrasi untuk penyiapan helikopter, kapal laut, dan ambulans jika terjadi kondisi kegawatdaruratan. "Kami ingin copy (mencontoh-red) seperti Bali, dalam kelas yang sedikit lebih kecil untuk di Mandalika, Labuan Bajo, Banyuwangi, Manado, Danau Toba sehingga turis datang 'confidence' kalau ada apa-apa pertolongannya bagus," ujar Luhut.
      
Terkait dengan ancaman erupsi Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Luhut berharap jikapun terjadi pengaruhnya tidak terlalu besar hanya dalam radius 12 kilometer dari puncak gunung. "Dengan BMKG terintegrasi sehingga kalau ada apa-apa bisa melihat segera," ucap mantan Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu.
      
Menko Luhut dalam pemantauan ke Pusdalops PB BPBD Bali itu juga mengadakan pertemuan dan rapat singkat yang dihadiri oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus R Golose, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, Sekda Bali Dewa Made Indra, Plt Kepala BPBD Bali Dewa Putu Mantera, Kepala UPT Pusdalops PB BPBD Bali Jaya Serataberana, dan sejumlah pihak terkait.
     
Usai menggelar pertemuan, Menko Luhut berkeliling melihat sejumlah peralatan di bangunan yang didesain berteknologi tahan menghadapi guncangan gempa berkekuatan hingga 9 Skala Richter itu.
     
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Putu Mantera mengatakan pihaknya dalam menyambut pelaksanaan pertemuan IMF-World Bank dari 8-14 Oktober 2018 itu sudah menyiapkan dari sisi sarana dan prasarana, SDM, hingga sistem evakuasi dari darat, laut, dan udara.
      
"Kami sudah siap bekerja sama dengan TNI, Polri, dan instansi terkait. Untuk personel kami sendiri sekitar 150 orang sudah lengkap dengan tenaga medisnya. Yang jelas, sistem komunikasi sudah canggih, tersambung kesemuanya," ucap Dewa Mantera.
     
Terkait dengan antisipasi erupsi Gunung Agung, pihaknya pun sudah sudah menyosialisasikan kesiapsiagaan dan sosialisasi kepada masyarakat, bekerja sama dengan BPBD kabupaten/kota. "Logistik juga sudah siap, kami berkoordinasi Dinas Sosial. Intinya sudah 'ready' menyongsong pertemuan IMF-World Bank yang kita tunggu-tunggu, dan ini menjadi kebanggaan bagi Bali dan Indonesia," kata Dewa Mantera yang juga Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali itu.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018