Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali, Wayan Koster berjanji akan segera merealisasikan rencana pembangunan bandara udara baru bertaraf internasional di Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, sebagai infrastruktur penunjang pengembangan pariwisata di Pulau Dewata.
"Berkaitan dengan rencana pembangunan bandara baru di Bali, saya sudah tiga kali bertemu dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi pada 10 Agustus, 27 Agustus dan 4 September 2018, jadi sudah ada persamaan persepsi tentang pentingnya pembangunan bandara baru yakni di Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng," ujarnya setelah serah terima jabatan di Kantor DPRD Provinsi Bali, Sabtu.
Menurut orang nomor satu di Bali itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sudah ada saat ini hanya dikembangkan landasan pacu, parkir, apron dan terminal yang diperkirakan hanya cukup menampung kedatangan pesawat dan wisatawan hingga lima tahun kedepan.
Awalnya, ia memang ada rencana pembangunan landasan pacu yang baru di Bandara Ngurah Rai dengan cara mereklamasi laut sehingga membutuhkan biaya investasi yang cukup besar mencapai Rp25 Triliun dan bahkan membutuhkan sejumlah teknologi yang tinggi dan juga risiko yang tinggi.
Dengan demikian, diputuskan untuk membangun bandara baru di Kubutambahan yang bertaraf internasional dengan biaya investasi lebih murah serta kapasitas lebih besar. "Dengan anggaran segitu (Rp25 Triliun red) Bandara di Buleleng akan terbangun dengan skala yang lebih besar," ujarnya.
Selain itu, Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjungan Bali itu menegaskan bahwa penetapan lokasi (penlok) bandara baru di Kubutambahan akan dikeluarkan pada September 2018.
"Setelah sertijab ini tidak ada agenda 100 hari pertama masa kerja. Agenda yang paling cepat salah satunya akan mengeluarkan penlok bandara baru di Kubutambahan sehingga pembangunan bandara segera terealisasi," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Berkaitan dengan rencana pembangunan bandara baru di Bali, saya sudah tiga kali bertemu dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi pada 10 Agustus, 27 Agustus dan 4 September 2018, jadi sudah ada persamaan persepsi tentang pentingnya pembangunan bandara baru yakni di Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng," ujarnya setelah serah terima jabatan di Kantor DPRD Provinsi Bali, Sabtu.
Menurut orang nomor satu di Bali itu, Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sudah ada saat ini hanya dikembangkan landasan pacu, parkir, apron dan terminal yang diperkirakan hanya cukup menampung kedatangan pesawat dan wisatawan hingga lima tahun kedepan.
Awalnya, ia memang ada rencana pembangunan landasan pacu yang baru di Bandara Ngurah Rai dengan cara mereklamasi laut sehingga membutuhkan biaya investasi yang cukup besar mencapai Rp25 Triliun dan bahkan membutuhkan sejumlah teknologi yang tinggi dan juga risiko yang tinggi.
Dengan demikian, diputuskan untuk membangun bandara baru di Kubutambahan yang bertaraf internasional dengan biaya investasi lebih murah serta kapasitas lebih besar. "Dengan anggaran segitu (Rp25 Triliun red) Bandara di Buleleng akan terbangun dengan skala yang lebih besar," ujarnya.
Selain itu, Wayan Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjungan Bali itu menegaskan bahwa penetapan lokasi (penlok) bandara baru di Kubutambahan akan dikeluarkan pada September 2018.
"Setelah sertijab ini tidak ada agenda 100 hari pertama masa kerja. Agenda yang paling cepat salah satunya akan mengeluarkan penlok bandara baru di Kubutambahan sehingga pembangunan bandara segera terealisasi," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018