Singaraja (Antaranews Bali) - Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (P2M), Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Undiksha, Singaraja, Buleleng, Bali, mengajari guru dan siswa SD di Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Buleleng untuk menciptakan "game" sederhana.

"Pembelajaran itu dilakukan melalui workshop pelatihan dasar pembuatan game sederhana menggunakan `scratch` yang diadakan selama bulan Agustus dan diikuti puluhan siswa SD dan guru untuk meningkatkan kreativitas," kata ketua tim pelatihan, Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs, di Singaraja, Buleleng, Senin.

Dosen Jurusan Manajemen Informatika, Undiksha, itu mengatakan bermain "game" sekarang ini merupakan salah satu kegiatan yang paling digemari anak-anak, remaja maupun dewasa. Sampai berpergian ke luar rumah pun, anak-anak memegang gawai/gadget untuk memainkan game.

"Game menurut mereka dapat menghilangkan rasa penat setelah menjalani aktivitas belajar di sekolah yang padat," katanya.

Fakta yang ada, katanya, saat ini sudah terdapat jutaan anak-anak Indonesia yang handal memainkan games, mulai dari game pemula bahkan game online yang dengan mudah ditemukan di sosmed atau situs lainnya.

"Ini tak bisa dihindari, namun bagaimana caranya agar generasi muda di Indonesia tidak lagi menjadi sgenerasi yang hanya bisa memainkan game yang diciptakan orang luar, melainkan juga bisa sebagai pencipta game seperti di Jepang," katanya.

Dengan belajar menciptakan game, kata Agus, kreativitas anak-anak bisa meningkat. Untuk itulah Undiksha memperkenalkan cara-cara sederhana untuk membuat game kepada anak-anak sejak dini.

"Workshop ini menyasar anak SD, namun juga perlu diberikan kepada guru supaya dapat mengembangkan sebuah membuat media interaktif sebagai media pembelajaran yang menarik dan dapat digunakan untuk mentrasfer ilmu kepada siswa," katanya.

Dalam lokakarya/workshop di Sukasada dan Buleleng, peserta sangat antusias mengikuti sesi pelatihan dan bahkan beberapa siswa enggan untuk istirahat karena memilih untuk menuntaskan game yang mereka buat.

"Siswa juga cukup familiar dengan fitur-fitur yang ada pada tools yang digunakan yaitu aplikasi Scratch. Scratch merupakan aplikasi open source yaitu program komputer yang dapat dipakai secara gratis tanpa harus membayar lisensinya," katanya.

Kelebihan "open source" ini memberi kebebasan dalam penggunaan dan pengembangan program itu. "Dengan workshop ini kedepannya diharapkan game dapat memberikan dampak positif terhadap anak, mengasah kemampuan berpikir anak sejak dini, dan melatih daya kreatif dan inovatif pada anak-anak Indonesia secara umum dan khususnya di kawasan Buleleng," ujarnya. (WDY).

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018