Jakarta (Antaranews Bali) - Kepala Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) Djoko Setiadi membantah pihaknya membuat pengumuman akan mengawasi para pengguna media sosial (medsos), seperti "Facebook, WhatsApp, Twitter, dan Instagram".
"Kami tidak ada membuat pengumuman akan melakukan pengawasan terhadap pengguna sosial media (sosmed) yakni 'Facebook, Twitter, WhatsApp dan Instagram'. Itu semuanya berita bohong (hoax)," kata Djoko Setiadi, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan apa yang selama ini sudah beredar di sosmed, terkait adanya mengeluarkan pengumuman akan melakukan pengawasan terhadap media sosial itu, semuanya tidak benar.
"Itu semuanya berita yang beredar tersebut bohong. Termasuk juga berita yang sudah salah itu diteruskan ke pengguna medsos lainnya," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Djoko Setiadi, masyarakat diharapkan harus hati-hati membaca berita, termasuk meneruskan ke rekan-rekan lainnya di sosmed, sehingga menjadi viral.
"Padahal berita itu bohong. Namun karena sudah viral dikira itu memang benar beritanya. Namun saya harapkan menggunakan sosial media harus cermat dan cerdas," ujarnya.
Baca juga: BPJS-TK: hoax, bisa tarik Rp21 juta
Dari pemantauan, di sejumlah media sosial ada berita viral yang menyebutkan BSSN akan melakukan pengawasan terhadap pengguna media sosial tersebut, sehingga ada kekhawatiran dengan berita tersebut, para pengguna sosmed kerahasiaannya atau percakapan pribadi akan bisa diketahui oleh BSSN. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami tidak ada membuat pengumuman akan melakukan pengawasan terhadap pengguna sosial media (sosmed) yakni 'Facebook, Twitter, WhatsApp dan Instagram'. Itu semuanya berita bohong (hoax)," kata Djoko Setiadi, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan apa yang selama ini sudah beredar di sosmed, terkait adanya mengeluarkan pengumuman akan melakukan pengawasan terhadap media sosial itu, semuanya tidak benar.
"Itu semuanya berita yang beredar tersebut bohong. Termasuk juga berita yang sudah salah itu diteruskan ke pengguna medsos lainnya," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Djoko Setiadi, masyarakat diharapkan harus hati-hati membaca berita, termasuk meneruskan ke rekan-rekan lainnya di sosmed, sehingga menjadi viral.
"Padahal berita itu bohong. Namun karena sudah viral dikira itu memang benar beritanya. Namun saya harapkan menggunakan sosial media harus cermat dan cerdas," ujarnya.
Baca juga: BPJS-TK: hoax, bisa tarik Rp21 juta
Dari pemantauan, di sejumlah media sosial ada berita viral yang menyebutkan BSSN akan melakukan pengawasan terhadap pengguna media sosial tersebut, sehingga ada kekhawatiran dengan berita tersebut, para pengguna sosmed kerahasiaannya atau percakapan pribadi akan bisa diketahui oleh BSSN. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018