Denpasar (Antara Bali) - Perajin Bali memproduksi tempat lilin yang dibuat dengan desain terkini berbahan baku besi dan logam, sebagai persiapan memenuhi kebutuhan konsumen luar negeri yang merayakan Natal pada akhir 2011.
Pesanan barang kerajinan berbahan baku logam masih ramai datang dari mitra bisnis di luar negeri terutama dari Eropa, AS dan Asia Pasifik, kata Ida Bagus Subamia, pengusaha eksportir kerajinan logam di Denpasar, Selasa.
Ia yang mengaku memiliki bengkel kerja di salah satu pusat industri kerajinan logam, di Tabanan, 20 km barat Denpasar, tengah memproduksi mata dagangan yang digandrungi masyarakat berupa kerajinan jenis dekorasi ruangan.
Hasil kerajinan yang disenangi konsumen itu seperti kap lampu yang terbuat dari plat logam. Lantaran bentuk dan modelnya unik serta pewarnaannya yang menarik, kerajinan ini banyak diminati pasar Eropa dan Australia.
Barang yang sebagian besar untuk mata dagangan ekspor tersebut dibuat dengan harga yang terjangkau oleh konsumen dalam dan luar negeri yakni mulai dari Rp75.000 - Rp250.000, tergantung ukuran dan modelnya.
Perajin Bali mampu mengikuti selera konsumen, maka tidak mengherankan volume ekspor khusus kerajinan logam sangat stabil, kata Kepala Seksi Ekspor Disperindag Provinsi Bali, Putu Bagiada, mengomentarinya.
Nilai ekspor aneka barang kerajinan berbahan baku logam Bali mengalami kenaikan hingga 9,9 persen sehingga menghasilkan devisa sebanyak 5,6 juta dolar AS Januari-Mei 2011 sebelumnya hanya 5,1 juta dolar.
Ia mengatakan, hasil perdagangan luar negeri itu masih menggembirakan karena masih ada kenaikan dalam perolehan devisanya walau ekonomi dunia belum pulih seratus persen. Ini menandakan perdagangan kerajinan logam Bali stabil.
Bagiada menilai perajin Bali kreatif dalam menciptakan mata dagangan bernilai seni dan sesuai permintaan pasar seperti patung budha terbuat dari bahan perunggu dengan berbagai macam bentuk dan posisi.
Patung perunggu berbentuk aneka macam binatang yang oleh penggemarnya cocok untuk koleksi atau sebagai souvenir, dengan harga terjangkau oleh konsumen dalam dan luar negeri yang datang berlibur ke Bali.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Pesanan barang kerajinan berbahan baku logam masih ramai datang dari mitra bisnis di luar negeri terutama dari Eropa, AS dan Asia Pasifik, kata Ida Bagus Subamia, pengusaha eksportir kerajinan logam di Denpasar, Selasa.
Ia yang mengaku memiliki bengkel kerja di salah satu pusat industri kerajinan logam, di Tabanan, 20 km barat Denpasar, tengah memproduksi mata dagangan yang digandrungi masyarakat berupa kerajinan jenis dekorasi ruangan.
Hasil kerajinan yang disenangi konsumen itu seperti kap lampu yang terbuat dari plat logam. Lantaran bentuk dan modelnya unik serta pewarnaannya yang menarik, kerajinan ini banyak diminati pasar Eropa dan Australia.
Barang yang sebagian besar untuk mata dagangan ekspor tersebut dibuat dengan harga yang terjangkau oleh konsumen dalam dan luar negeri yakni mulai dari Rp75.000 - Rp250.000, tergantung ukuran dan modelnya.
Perajin Bali mampu mengikuti selera konsumen, maka tidak mengherankan volume ekspor khusus kerajinan logam sangat stabil, kata Kepala Seksi Ekspor Disperindag Provinsi Bali, Putu Bagiada, mengomentarinya.
Nilai ekspor aneka barang kerajinan berbahan baku logam Bali mengalami kenaikan hingga 9,9 persen sehingga menghasilkan devisa sebanyak 5,6 juta dolar AS Januari-Mei 2011 sebelumnya hanya 5,1 juta dolar.
Ia mengatakan, hasil perdagangan luar negeri itu masih menggembirakan karena masih ada kenaikan dalam perolehan devisanya walau ekonomi dunia belum pulih seratus persen. Ini menandakan perdagangan kerajinan logam Bali stabil.
Bagiada menilai perajin Bali kreatif dalam menciptakan mata dagangan bernilai seni dan sesuai permintaan pasar seperti patung budha terbuat dari bahan perunggu dengan berbagai macam bentuk dan posisi.
Patung perunggu berbentuk aneka macam binatang yang oleh penggemarnya cocok untuk koleksi atau sebagai souvenir, dengan harga terjangkau oleh konsumen dalam dan luar negeri yang datang berlibur ke Bali.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011