Denpasar (Antaranews Bali) - Sebanyak 39 duta besar dan perwakilan negara peserta pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia melihat kesiapan pertemuan tahunan yang akan berlangsung pada Oktober 2018 di Bali, termasuk ke sejumlah tempat wisata.
"Pertemuan ini akan menjadi forum terbesar dalam pembahasan ekonomi, keuangan, dan pembangunan dalam level global. Sebagai tuan rumah, kami siap untuk menyelenggarakannya," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Denpasar, Sabtu.
Perwakilan negara sahabat tersebut melakukan tur pada 24-25 Agustus 2018 di antaranya mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan menonton tari kecak di Uluwatu, Kabupaten Badung.
Sebelumnya pada Jumat (24/8) delegasi itu juga diajak mengikuti pemaparan di Hotel Westin Nusa Dua terkait kesiapan Bali menjadi tuan rumah pertemuan keuangan akbar itu.
Selain itu mereka juga diajak menikmati jamuan makan malam yang turut dihadiri Menko Luhut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi serta dari unsur pemerintahan lainnya.
Menjelang pertemuan tahunan tersebut sejumlah proyek infrastruktur dikebut pengerjaannya salah satunya proyek pengembangan Bandara Ngurah Rai.
Sebelumnya Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan memasuki minggu ketiga Agustus 2018, pengembangan beberapa fasilitas di bandara itu sudah mendekati rampung.
Faik mengatakan untuk pembangunan paket I meliputi pematangan lahan sisi barat yang merupakan wilayah perairan dan pembangunan apron barat, realisasi pembangunan mencapai 59,2 persen.
Untuk konstruksi apron timur dan pemindahan pengelolaan limbah yang masuk paket II, realisasi pembangunannya saat ini telah mencapai 92,7 persen.
Sedangkan pembangunan gedung VVIP, Markas Operasi TNI AU, dan penggantian peralatan pendukung maskapai yang tergabung dalam paket III, pengerjaannya telah mencapai 86,4 persen.
Pihaknya optimistis pengerjaan proyek tersebut selesai sebelum pertemuan IMF dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, bahkan sudah bisa memasuki tahap verifikasi dari Kementerian Perhubungan pada pertengahan September 2018.
Pengembangan apron barat dan timur tersebut diharapkan dapat mengakomodasi sekitar 10 tempat parkir baru bagi pesawat berbadan besar dan sedang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Pertemuan ini akan menjadi forum terbesar dalam pembahasan ekonomi, keuangan, dan pembangunan dalam level global. Sebagai tuan rumah, kami siap untuk menyelenggarakannya," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Denpasar, Sabtu.
Perwakilan negara sahabat tersebut melakukan tur pada 24-25 Agustus 2018 di antaranya mengunjungi Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan menonton tari kecak di Uluwatu, Kabupaten Badung.
Sebelumnya pada Jumat (24/8) delegasi itu juga diajak mengikuti pemaparan di Hotel Westin Nusa Dua terkait kesiapan Bali menjadi tuan rumah pertemuan keuangan akbar itu.
Selain itu mereka juga diajak menikmati jamuan makan malam yang turut dihadiri Menko Luhut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi serta dari unsur pemerintahan lainnya.
Menjelang pertemuan tahunan tersebut sejumlah proyek infrastruktur dikebut pengerjaannya salah satunya proyek pengembangan Bandara Ngurah Rai.
Sebelumnya Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan memasuki minggu ketiga Agustus 2018, pengembangan beberapa fasilitas di bandara itu sudah mendekati rampung.
Faik mengatakan untuk pembangunan paket I meliputi pematangan lahan sisi barat yang merupakan wilayah perairan dan pembangunan apron barat, realisasi pembangunan mencapai 59,2 persen.
Untuk konstruksi apron timur dan pemindahan pengelolaan limbah yang masuk paket II, realisasi pembangunannya saat ini telah mencapai 92,7 persen.
Sedangkan pembangunan gedung VVIP, Markas Operasi TNI AU, dan penggantian peralatan pendukung maskapai yang tergabung dalam paket III, pengerjaannya telah mencapai 86,4 persen.
Pihaknya optimistis pengerjaan proyek tersebut selesai sebelum pertemuan IMF dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, bahkan sudah bisa memasuki tahap verifikasi dari Kementerian Perhubungan pada pertengahan September 2018.
Pengembangan apron barat dan timur tersebut diharapkan dapat mengakomodasi sekitar 10 tempat parkir baru bagi pesawat berbadan besar dan sedang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018