Jakarta, (Antaranews Bali) - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyebutkan ada tiga tantangan perekonomian nasional yang membutuhkan terobosan kebijakan dari pemerintah.

"Tantangan pertama adalah masalah kesenjangan ekonomi," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam pidato Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Tahun 2018 di Gedung MPR/DPR/DPD RI Jakarta, Kamis.

MPR mensyukuri penurunan Gini Ratio yang dicapai oleh pemerintah dari 0,41 menjadi 0,39 saat ini yang terjadi akibat turunnya pendapatan masyarakat kelas atas ketimbang naiknya pendapatan masyarakat kelas bawah.

"Yang sangat perlu diperhatikan adalah golongan miskin dan hampir miskin masih sangat besar jumlahnya. Golongan ini sangat rentan terhadap perubahan harga," katanya.

Oleh karenanya, menurut Zulkifli, pemerintah perlu menjaga harga-harga barang kebutuhan rumah tangga agar daya beli mereka tidak tergerus.

Tantangan kedua, adalah masalah stabilitas dan defisit transaksi berjalan.

Menurut Zulkifli, pemberdayaan ekonomi kecil dan mikro perlu terus dikembangkan, di antaranya melalui fasilitas kredit, fasilitas produksi dan pasar, termasuk bantuan pemasaran dan teknologi agar mereka tumbuh dan berkembang.

Kesempatan berusaha dari kebijakan perluasan pembangunan infrastruktur harus didistribusikan secara luas ke daerah melalui usaha swasta besar, menengah, dan kecil.

Tantangan ketiga, adalah masalah pengelolaan utang. Negara harus menjaga stabilitas ekonomi dan mencegah krisis sejak dini.

"Ini menjadi penting dalam kerangka menjaga ketahanan ekonomi," katanya.

Menurut dia, pemerintah perlu melakukan pengetatan prediksi-prediksi perekonomian secara cermat, terukur dan akuntabel, di antaranya mengenai nilai tukar rupiah dalam perekonomian global, penguatan-penguatan di sektor industri, pembatasan arus impor, serta peningkatan daya saing komoditas dan peningkatan daya ekspor Indonesia. (WDY)

Pewarta: Agus Salim

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018