Denpasar (Antaranews Bali) - BPBD Provinsi Bali bersurat ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk meminta bantuan sejumlah logistik yang akan digunakan untuk membantu para korban di Pulau Dewata yang terdampak gempa Lombok, NTB.
"Kami telah melakukan langkah-langkah penanganan darurat yang diperlukan, termasuk mobilisasi peralatan dan logistik, namun masih terdapat kekurangan peralatan dan logistik sehingga kami memohon bantuan ke BNPB," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali Dewa Putu Mantera di Denpasar, Senin.
Dewa Mantera mengemukakan berdasarkan hasil "rapid assessment" dalam 24 jam pertama, dapat diketahui dampak gempa bumi di wilayah Provinsi Bali, yakni dua orang korban meninggal dunia, tujuh orang korban luka berat, dan 10 korban luka ringan.
"Di samping itu, terjadi kerusakan rumah penduduk, tempat ibadah dan fasilitas umum sebanyak 147 titik," ucapnya yang juga Kepala Kesbangpol Provinsi Bali itu.
Sementara itu, peralatan dan logistik yang dimohonkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan menjadi prioritas adalah 20 unit tenda pengungsi, 1.000 lembar tenda gulung/terpal, 100 paket perlengkapan dapur, 100 paket family kit, dan 1.000 lembar selimut. "Surat permohonan logistik ini kami kirimkan hari ini," ujarnya.
Dewa Mantera menambahkan, pada Minggu (5/8) malam, pihaknya juga sudah membangun dua tenda untuk menampung pasien di RSUP Sanglah Denpasar yang mengalami trauma pascagempa Lombok.
"Para pasien yang trauma itu tidak mau masuk kembali ke kamar rawat inap. Saat itu sebagian sudah tertampung, namun sebagian lagi tidak tertampung karena keterbatasan tenda," kata Dewa Mantera.
Di sisi lain, Dewa Mantera kembali mengimbau masyarakat di Pulau Dewata agar tetap tenang dan jangan panik ketika terjadi gempa. "Kita memang harus tetap siaga terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan, tetapi jangan panik," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami telah melakukan langkah-langkah penanganan darurat yang diperlukan, termasuk mobilisasi peralatan dan logistik, namun masih terdapat kekurangan peralatan dan logistik sehingga kami memohon bantuan ke BNPB," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali Dewa Putu Mantera di Denpasar, Senin.
Dewa Mantera mengemukakan berdasarkan hasil "rapid assessment" dalam 24 jam pertama, dapat diketahui dampak gempa bumi di wilayah Provinsi Bali, yakni dua orang korban meninggal dunia, tujuh orang korban luka berat, dan 10 korban luka ringan.
"Di samping itu, terjadi kerusakan rumah penduduk, tempat ibadah dan fasilitas umum sebanyak 147 titik," ucapnya yang juga Kepala Kesbangpol Provinsi Bali itu.
Sementara itu, peralatan dan logistik yang dimohonkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan menjadi prioritas adalah 20 unit tenda pengungsi, 1.000 lembar tenda gulung/terpal, 100 paket perlengkapan dapur, 100 paket family kit, dan 1.000 lembar selimut. "Surat permohonan logistik ini kami kirimkan hari ini," ujarnya.
Dewa Mantera menambahkan, pada Minggu (5/8) malam, pihaknya juga sudah membangun dua tenda untuk menampung pasien di RSUP Sanglah Denpasar yang mengalami trauma pascagempa Lombok.
"Para pasien yang trauma itu tidak mau masuk kembali ke kamar rawat inap. Saat itu sebagian sudah tertampung, namun sebagian lagi tidak tertampung karena keterbatasan tenda," kata Dewa Mantera.
Di sisi lain, Dewa Mantera kembali mengimbau masyarakat di Pulau Dewata agar tetap tenang dan jangan panik ketika terjadi gempa. "Kita memang harus tetap siaga terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan, tetapi jangan panik," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018