Jakarta (Antaranews Bali) - Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo mengatakan masyarakat perlu mewaspadai potensi kenaikan gelombang laut dampak dari pengaruh fenomena Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada Sabtu 28 Juli 2018.

"Sejumlah wilayah perlu mewaspadai gelombang tinggi terutama di barat Sumatera dan selatan Jawa," kata Mulyono Prabowo yang dihubungi di Jakarta, Jumat.

Di sisi lain saat ini masih ada potensi gelombang tinggi yang berpeluang terjadi di sejumlah perairan di Indonesia, maka masyarakat terutama di daerah pesisir perlu mewaspadai terjadinya rob atau banjir pasang air laut.

Kemungkinan gelombang laut dengan ketinggian 4-5 meter berpeluang terjadi terutama di daerah barat Sumatera, selatan Jawa dan beberapa perairan lainnya yang saat ini terjadi gelombang tinggi.

Gerhana bulan membawa dampak terhadap pasang air laut sehingga dengan kondisi saat ini ada konsekuensi daya tarik akan menjadi dua kali lipat.

"Sebenarnya kondisi demikian bisa dihitung jam berapa mulainya terjadi pasang air laut dan ketinggiannya. Namun secara umum ada kecenderungan kenaikan level air laut," katanya.

Gerhana Bulan Total (GMT) akan berlangsung pada Sabtu 28 Juli 2018 dini hari yang dapat diamati diseluruh wilayah Indonesia.

Gerhana bulan tersebut merupakan gerhana bulan total terlama dalam abad ini, yaitu sekitar 103 menit akan dimulai pukul 00.13 WIB dan gerhana sebagian (parsial) dimulai pada pukul 01.24 WIB. Sedangkan gerhana total akan dimulai pada pukul 02.30 WIB.

Sementara itu, puncak totalitas gerhana sekitar pukul 03.21 WIB dan gerhana total berakhir 04.14 WIB.

Fenomena alam tersebut akan berakhir pada pukul 06.30 WIB setelah sebelumnya gerhana parsial berakhir pada pukul 05.19 WIB. (WDY)

Pewarta: Desi Purnamawati

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018