Denpasar (Antaranews Bali) -  Dinas Koperasi dan UMKM Kota Denpasar, Bali, menilai pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) cukup tangguh, karena usahanya tetap eksis dan tak terpengaruh dengan kejadian bom yang justru mempengaruhi usaha skala makro.

"Kendala UMKM sekarang adalah SDM masih rendah dan akses pemasaran masih lemah, karena itu UMKM di Denpasar yang berjumlah 30.840 unit usaha itu perlu dilatih," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena di Denpasar, Selasa.

Oleh karena itu, pihaknya menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan kepada pelaku UMKM dengan dasar-dasar peningkatan usaha melalui tata kelola manajemen yang profesional agar usahanya terus berkembang.

"Pelatihan kewirausahaan sangat penting dan menjadi prioritas karena pengalaman saat krisis ekonomi justru UMKM sebagai pendorong dan mampu menyerap tenaga kerja banyak. Karena itu kami bekali pengelolaan manajemen yang profesional," katanya.

Dalam era globalisasi, para pelaku UMKM harus mampu mandiri dan berkembang, karena itu pihaknya mendukung dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar mampu bersaing secara sehat.

"Ketangguhan pelaku UMKM di Kota Denpasar sudah terbukti, karena kejadian dan tragedi bom beberapa tahun silam yang menyebabkan ekonomi luluh lantak, namun pelaku UMKM tetap eksis, karena itu mereka harus didukung untuk berkembang lebih baik," katanya.

Menurut Erwin Suryadarma, pelatihan kewirausahaan¿ sangat penting dan menjadi prioritas karena pengalaman saat krisis ekonomi justru UMKM sebagai pendorong dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak.

"Pelatihan merupakan langkah awal membuka peluang mendapatkan ilmu pengetahuan diantaranya efesiensi produksi dan sesuai kebutuhan, ilmu pemasaran dan kesempatan mendapatkan jejaring serta memproleh kesempatan mempromosikan produk atau tes pasar," katanya.

Mengenai permodalan, ia mengatakan hal itu rata-rata sudah dapat teratasi. Karena sudah ada program KUR, LPDB dan akses kredit lainnya yang bunganya rendah. Maka dari itu tidak ada alasan UMKM terkendala modal usaha, sedangkan fasilitas di pemasaran, pemerintah Kota Denpasar rutin mengajak para UMKM menjadi peserta pameran.

"Baik pameran berskala lokal, domestik dan internasional. Kami ingin para pelaku UMKM siap untuk mempromosikan produk unggulan di ajang pameran. Khususnya pameran tingkat nasional dan internasional, karena dibutuhkan mampu berinteraksi dengan para pembeli (buyer) yang notabene dari kalangan pengusaha besar," katanya.

Dalam setahun, pihaknya menargetkan ada 160 pelaku usaha di Denpasar yang naik kelas. "Kami juga berusaha untuk menumbuhkembangkan jumlah usaha sampai dua kali lipat pengusaha yang naik kelas. Dalam pelatihan kami memberikan teori tiga hari dan kunjungan ke lapangan selama dua hari," katanya.

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus Kabid Bina UMKM, Ngakan Widnyana, menjelaskan pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan dasar manajemen dan pengelolaan usaha yang baik dan benar, kemudian bagaimana proses produksi, cara mempromosikan dan memamerkan usaha atau produk unggulan.

"Kami memfasilitasi pelatihan ini kepada 30 UMKM Kota Denpasar yang membidangi usaha kuliner, kerajinan, asesoris dan perdagangan. Sedangkan narasumber berpengalaman dan Pusdiklat UPTD Koperasi Provinsi Bali, BPD Bali (pembiayaan) dan dari praktisi wirausaha sukses," katanya. (ed)

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018