Denpasar (Antara Bali) - Pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat selama kurun waktu Januari-April 2011 nilai ekspor buah-buahan dari Bali sebesar 48.713,24 dolar Amerika Serikat.

"Nilai ekspor sebesar tersebut dengan volume 130.551 kilogram," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Gede Darmaja, di Denpasar, Jumat.

Menurut dia, volume ekspor itu menurun dibanding periode sama pada 2010, di mana jumlahnya mencapai 280.770 kilogram dengan nilai 511.810 dolar AS.

Penurunannya dari sisi volume 74,49 dan berdasarkan nilai sampai 82,71 persen. Ini karena produksinya terganggu iklim sehingga tak bisa maksimal.

Sementara Dinas Pertanian Bali melakukan upaya guna meningkatkan produksi dari sektor buah-buahan supaya nilai ekspor tersebut meningkat.

"Kami terus melakukan sosialisasi terutama menyangkut proses penanaman hingga pemeliharaan yang baik," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Bali Wayan Sunarta.

Tahun ini diupayakan ada pengembangan kawasan sentra produksi buah dengan dana alokasi dari pemerintah pusat sebesar Rp6,5 miliar. Anggaran ini meningkat dari tahun lalu yang hanya Rp2,5 miliar.

Selama ini, tambah dia, sentra produksi mangga di Bali adalah kawasan Buleleng (Bali Utara). Sementara untuk komoditi manggis dan rambutan selain juga dari Buleleng didominasi pula oleh Tabanan dan Gianyar.

Menurut Sunarta, sebenarnya tanaman produksi itu juga dibudidayakan di tempat lain, namun khusus mangga yang terkenal bagus kualitasnya dari Buleleng.

"Demikian pula dengan komoditi lain. Makanya kami usaha mengoptimalkan budidaya di kawasan setempat," ujarnya menjelaskan.

Secara nasional, kata Sunarta, permintaan buah selama beberata tahun terakhir oleh kementrian Pertanian dikatakan meningkat sekitar 12-15 persen.

"Hal itu tak lepas dari kian meningkatnya kesadaran akan pentingnya hidup sehat dengan konsumsi makanan menyehatkan, maupun pesatnya pertumbuhan industri hilir di bidang agro. Selain itu didukung kenaikan pendapatan per kapita," ucapnya.

Produksi aneka buah secara nasional tahun lalu sebesar 19,03 juta ton, sekitar 276 ribu ton di antaranya dieskpor. Sementara pasokan dalam negeri ditambah pula dari impor sebanyak 667 ribu ton.

Dia mengatakan, pangsa untuk konsumsi rumah tangga mencapai 40 persen, hotel, restoran dan catering 20 persen. Sedangkan untuk industri dikatakan 30 persen, dan ini untuk produksi jus, minuman atau lainnya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011