Denpasar (Antaranews) - Petugas pemadam kebakaran sempat mengalami kesulitan untuk melakukan proses pemadaman api yang membakar 40 unit kapal ikan di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali, sejak Senin dini hari.

"Salah satu kendalanya, kami disini sulit untuk pengisian air atau 'fire hydrant' pada mobil pemadam kebakaran. Tidak ada satu kran air pun yang posisinya siap digunakan setiap saat. Semestinya setiap 50 meter harus ada. Jadi itu menghambat mobilisasi kami," ujar Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan, BPBD Kota Denpasar, IB Yoga, Senin malam.

Posisi kapal yang terlalu rapat juga merupakan salah satu penyebab api cepat merambat yan membesar hingga sulit untuk dipadamkan. "Pemilik kapal harus memperhatikan manajemen sandar kapal. Kapal seharusnya diposisikan sedemikian rupa agar jika terjadi keadaan darurat ada akses untuk pergeseran kapal," katanya.

Selain itu, faktor angin yang cukup kencang di lokasi kebakaran juga menyebabkan api terus membesar dan menyulitkan proses pemadaman. "Pemilik kapal juga sebaiknya memiliki tenaga khusus yang memiliki atensi pengamanan dalam hal kedaruratan agar ketika terjadi peristiwa seperti kebaran ini dapat cepat diatasi dan api tidak sampai membesar," katanya.

Selama proses pemadaman, BPBD Kota Denpasar mengerahkan delapan unit mobil damkar dari yang juga dibantu oleh dua unit mobil damkar BPBD Badung, satu unit mobil damkar dari Pelindo III dan mobil "water canon" Polresta Denpasar.

"Kami juga dibantu oleh sejumlah kapal dari Pelindo yang mampu memadamkan api dari laut. Yang jelas unit mobil sudah cukup, tapi stok airnya bermasalah," katanya.

Pewarta Antara di lokasi kejadian melaporkan, pada Senin sore api telah berhasil dipadamkan oleh tim pemadam kebakaran. Sejumlah warga dan nelayan pun tampak melakukan proses pembasahan dengan menyemprotkan air ke arah kapal saat tim pemadam kebakaran dari BPBD sudah meninggalkan lokasi. (ed)

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018