Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Bali, mendukung program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dalam memajukan peradaban kebudayaan yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Iswara saat menghadiri acara BSBI di Jakarta, Kamis, mengatakan program tersebut Kota Denpasar diwakili Sanggar Semarandhana dibawah pimpinan Nyoman Nikayana.
"Pemkot Denpasar sesuai dengan semboyan "Kota Kreatif Berwawasan Budaya" sangat mendukung adanya program BSBI tersebut, karena kultur, seni dan kebudayaan Indonesia hingga saat ini menjadi daya tarik tersendiri di mata dunia," ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, program BSBI yang dirangkaikan dengan pelaksanaan "Indonesia Cannel" sangat efektif sebagai upaya pengembangan, pelestarian, diplomasi, serta promosi Indonesia secara keseluruhan.
"Kami di Pemkot Denpasar sangat mendukung adanya BSBI dan "Indonesia Channel" sebagai wujud diplomasi kebudayaan Indonesia di mancanegara," katanya.
Sedangkan, Pimpinan Sanggar Semarandhana, I Nyoman Nikayana mengaku sangat senang mampu menjadi bagian pengembangan dan pengenalan kesenian Bali ke mancanegara.
"Memang ada kesulitan dalam mengajarkan kebudayaan baru bagi para peserta BSBI, karena memiliki perbedaan kebudayaan, tetapi lambat laun hasilnya akan maksimal walau tidak seperti orang asli Bali yang dikenal dengan `Taksu` (kharisma)," katanya.
Dalam kesempatan tersebut peserta BSBI yang berada di bawah naunganya turut membawakan tabuh dengan kolaborasi gamelan Semarandhana, Tari Janger, serta Kecak Ramayana.
Seorang peserta BSBI, Gerry asal Korea Selatan mengaku senang membawakan kesenian Bali yang sangat unik dan menarik tersebut.
Menurutnya, seni di Bali bukan hanya menjadi hiburan, melainkan sesuatu yang sakral dan mengandung nilai religius tinggi.
"Saya senang bisa menari tari Bali, walau pun tak sama gerak tubuhnya seperti orang Bali dalam membawakan tarian tersebut," katanya.
Menteri Luar Negeri, Ratna Marsudi dalam sambutannya mengatakan bahwa pada 2018 terdapat 72 orang yang meraih BSBI. Keseluruhan peraih BSBI merupakan warga negara asing dari 44 negara sahabat Indonesia.
"Saat ini 13 orang dari 72 peserta BSBI akan melanjutkan pendidikan dan membagi pengalamannya dalam bidang seni dan budaya Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan program BSBI yang bertumpu pada seni dan budaya Indoensia merupakan cara yang efektif dalam melakukan diplomasi dan pendekatan kepada negara sahabat.
Tidak saja mengenal dan mempelajari seni dan budaya Indonesia, BSBI juga turut memberikan ruang bagi pesertanya untuk memahami nilai-nilai ke-Indonesiaan serta sejarah-sejarah yang berkaitan dengan Indonesia.
"Sejauh ini BSBI dalam bingkai seni dan budaya efektif dalam membangun dan mendukung diplomasi Indonesia bagi negara sahabat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Iswara saat menghadiri acara BSBI di Jakarta, Kamis, mengatakan program tersebut Kota Denpasar diwakili Sanggar Semarandhana dibawah pimpinan Nyoman Nikayana.
"Pemkot Denpasar sesuai dengan semboyan "Kota Kreatif Berwawasan Budaya" sangat mendukung adanya program BSBI tersebut, karena kultur, seni dan kebudayaan Indonesia hingga saat ini menjadi daya tarik tersendiri di mata dunia," ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, program BSBI yang dirangkaikan dengan pelaksanaan "Indonesia Cannel" sangat efektif sebagai upaya pengembangan, pelestarian, diplomasi, serta promosi Indonesia secara keseluruhan.
"Kami di Pemkot Denpasar sangat mendukung adanya BSBI dan "Indonesia Channel" sebagai wujud diplomasi kebudayaan Indonesia di mancanegara," katanya.
Sedangkan, Pimpinan Sanggar Semarandhana, I Nyoman Nikayana mengaku sangat senang mampu menjadi bagian pengembangan dan pengenalan kesenian Bali ke mancanegara.
"Memang ada kesulitan dalam mengajarkan kebudayaan baru bagi para peserta BSBI, karena memiliki perbedaan kebudayaan, tetapi lambat laun hasilnya akan maksimal walau tidak seperti orang asli Bali yang dikenal dengan `Taksu` (kharisma)," katanya.
Dalam kesempatan tersebut peserta BSBI yang berada di bawah naunganya turut membawakan tabuh dengan kolaborasi gamelan Semarandhana, Tari Janger, serta Kecak Ramayana.
Seorang peserta BSBI, Gerry asal Korea Selatan mengaku senang membawakan kesenian Bali yang sangat unik dan menarik tersebut.
Menurutnya, seni di Bali bukan hanya menjadi hiburan, melainkan sesuatu yang sakral dan mengandung nilai religius tinggi.
"Saya senang bisa menari tari Bali, walau pun tak sama gerak tubuhnya seperti orang Bali dalam membawakan tarian tersebut," katanya.
Menteri Luar Negeri, Ratna Marsudi dalam sambutannya mengatakan bahwa pada 2018 terdapat 72 orang yang meraih BSBI. Keseluruhan peraih BSBI merupakan warga negara asing dari 44 negara sahabat Indonesia.
"Saat ini 13 orang dari 72 peserta BSBI akan melanjutkan pendidikan dan membagi pengalamannya dalam bidang seni dan budaya Indonesia," ujarnya.
Ia mengatakan program BSBI yang bertumpu pada seni dan budaya Indoensia merupakan cara yang efektif dalam melakukan diplomasi dan pendekatan kepada negara sahabat.
Tidak saja mengenal dan mempelajari seni dan budaya Indonesia, BSBI juga turut memberikan ruang bagi pesertanya untuk memahami nilai-nilai ke-Indonesiaan serta sejarah-sejarah yang berkaitan dengan Indonesia.
"Sejauh ini BSBI dalam bingkai seni dan budaya efektif dalam membangun dan mendukung diplomasi Indonesia bagi negara sahabat," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018