Negara (Antara Bali) - Pada bulan ramadhan, warga Kelurahan Loloan Barat, Kecamatan Negara mendapatkan penghasilkan tambahan dengan berjualan berbagai jajanan maupun lauk buka puasa.
Pantauan di lapangan jalan utama kelurahan tersebut, Kamis berderet sekitar sepuluh pedagang dengan tempat jualan yang sederhana.
Saat sore hingga petang hari menjelang buka puasa, jalanan tersebut cukup banyak pembeli sehingga menjadi pasar dadakan.
Karena selalu ada saat bulan puasa, Umat Islam di Kota Negara dan sekitarnya sudah tahu pasti saat hendak mencari menu berbuka pasti ada di pasar dadakan ini.
Nur Haidah, salah seorang pedagang mengatakan, pembeli rata-rata berasal dari orang-orang perantauan yang tidak ditemani keluarganya.
"Ada juga satu keluarga yang membeli, tapi paling hanya beli kolak dan jajanan ringan. Tapi kalau orang perantau biasanya membeli lauknya sekalian," katanya.
Meski hampir seluruh jualan pedagang di sini beragam seperti kolak pisang, jajanan basah hingga sayur matang dan lauk pauk, Haidah mengaku, soal rejeki dirinya tidak khawatir.
Menurutnya, jualan yang seragam antarpedagang tersebut tidak mengurangi hasil jualannya tiap harinya.
Ia mengaku, dalam sehari jualan mulai pukul 17.00 wita hingga 22.00 wita, ia bisa memperoleh keuntungan minimal Rp 40 ribu.
"Lumayanlah bisa pakai persiapan Lebaran, daripada diam saja di rumah," kata ibu rumah tangga yang selalu berjualan di lokasi itu tiap ramadhan ini.
Selain pedagang, manfaat keberadaan pasar dadakan saat ramadhan ini juga dirasakan masyarakat umum.
Alfina Laila, salah seorang warga dari Desa Pengambengan mengatakan, saat keluarganya tidak sempat memasak untuk berbuka, pilihan utama adalah membeli di pasar ini.
"Selain murah, pilihannya juga beragam," kata perempuan yang baru saja menikah ini.
Selain di Kelurahan Loloan Barat, pedagang dadakan saat ramadhan juga bermunculan namun bertebaran terpisah-pisah.
Di pasar dadakan Loloan ini, selain jajanan juga bermunculkan pedagang baju-baju muslim untuk persiapan lebaran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Pantauan di lapangan jalan utama kelurahan tersebut, Kamis berderet sekitar sepuluh pedagang dengan tempat jualan yang sederhana.
Saat sore hingga petang hari menjelang buka puasa, jalanan tersebut cukup banyak pembeli sehingga menjadi pasar dadakan.
Karena selalu ada saat bulan puasa, Umat Islam di Kota Negara dan sekitarnya sudah tahu pasti saat hendak mencari menu berbuka pasti ada di pasar dadakan ini.
Nur Haidah, salah seorang pedagang mengatakan, pembeli rata-rata berasal dari orang-orang perantauan yang tidak ditemani keluarganya.
"Ada juga satu keluarga yang membeli, tapi paling hanya beli kolak dan jajanan ringan. Tapi kalau orang perantau biasanya membeli lauknya sekalian," katanya.
Meski hampir seluruh jualan pedagang di sini beragam seperti kolak pisang, jajanan basah hingga sayur matang dan lauk pauk, Haidah mengaku, soal rejeki dirinya tidak khawatir.
Menurutnya, jualan yang seragam antarpedagang tersebut tidak mengurangi hasil jualannya tiap harinya.
Ia mengaku, dalam sehari jualan mulai pukul 17.00 wita hingga 22.00 wita, ia bisa memperoleh keuntungan minimal Rp 40 ribu.
"Lumayanlah bisa pakai persiapan Lebaran, daripada diam saja di rumah," kata ibu rumah tangga yang selalu berjualan di lokasi itu tiap ramadhan ini.
Selain pedagang, manfaat keberadaan pasar dadakan saat ramadhan ini juga dirasakan masyarakat umum.
Alfina Laila, salah seorang warga dari Desa Pengambengan mengatakan, saat keluarganya tidak sempat memasak untuk berbuka, pilihan utama adalah membeli di pasar ini.
"Selain murah, pilihannya juga beragam," kata perempuan yang baru saja menikah ini.
Selain di Kelurahan Loloan Barat, pedagang dadakan saat ramadhan juga bermunculan namun bertebaran terpisah-pisah.
Di pasar dadakan Loloan ini, selain jajanan juga bermunculkan pedagang baju-baju muslim untuk persiapan lebaran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011