Denpasar (Antaranews Bali) - Sejumlah seniman Jepang mengenalkan musik tradisional Kabuki kepada masyarakat di Pulau Dewata melalui ajang Pesta Kesenian Bali ke-40 di Taman Budaya, Denpasar, Minggu.

"Seni ini tidak hanya pertunjukkan teater tetapi juga ada unsur musiknya seperti yang ditampilkan saat ini," kata Konsul Jenderal Jepang di Denpasar Hirohisa Chiba ditemui di sela-sela pementasan tersebut.

Seni pertunjukkan Kabuki ini menurut Hirohisa Chiba merupakan pertunjukan yang muncul sejak seribu tahun lalu, yang awal mulanya dipentaskan di Osaka dan kemudian berkembang ke seluruh Jepang.

Pada pementasan di PKB, tampil tiga seniman Jepang, Hozumi Hiroshi Tohon (memainkan alat musik Shamisen dan vocal), Umeya Kisaburo (memainkan alat musik Taiko, Kotsuzumi dan perkusi lainnya) dan satu lagi yang satu-satunya perempuan adalah Yoshizumi Koyuma (memainkan Shamisen dan vocal).

Menurut Hirohisa Chiba, pihak konsulat sengaja memfasilitasi penampilan ketiga seniman ini untuk tampil di PKB. "Awalnya mereka memiliki program tampil di sekolah-sekolah dan kampus di Bali. Kemudian kami sampaikan agar mereka juga tampil di PKB. Karena PKB merupakan ajang besar yang banyak ditonton masyarakat Bali," ujarnya.

Sebelum tampil puncaknya di Pesta Kesenian Bali, ketiga seniman musik Kabuki ini tampil juga di SMKN 5 Denpasar, SMAN 8 Denpasar, ISI Denpasar, STIBA Saraswati Denpasar dan SMAN 1 Susut, Bangli.

Saat pentas di PKB, Hozumi Hiroshi Tohon, Umeya Kisaburo dan Yoshizumi Koyuma menampilkan lima lagu. Diantaranya lagu Miyako-Furyu, Echigo ? Jishi, Kanjincho, Ko-oh dan Taiko-no-Kyoku.

Hirohisa Chiba menambahkan, penampilan tersebut sekaligus merupakan bagian dari acara peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Jepang - Indonesia. "Sekaligus untuk memperkenalkan beragam kesenian Jepang ke masyarakat Bali," ucapnya.

Pada saat memainkan lagu Echigo-Jishi nada musiknya mampu melengking tajam dan jernih mengalahkan deru angin yang tiba-tiba berhembus agak kencang di sekitaran Kalangan Ayodya, Taman Budaya Denpasar ketika itu, sehingga menggugurkan dedaunan kering yang jumlah banyak menjadi latar sisi kiri panggung Ayodya.

Seolah menyatu "roh" lagu Echigo-Jishi yang di Jepang merupakan pertunjukkan musik dan tari yang menampilkan para pemain jalanan dari Provinsi Echigo (sekarang Perfektur Nigata-red) dengan membawa gendang taiko di dada dan bertudung kepala singa yang diiringi berbagai atraksi menarik.

"Untuk PKB ke depan, kami akan tetap berpartisipasi dan menampilkan seni-seni menarik lainnya di Jepang, sehingga masyarakat Bali semakin banyak mengenal seni-seni tradisional dan modern Jepang," kata Hirohisa Chiba. (WDY)

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018