Singaraja (Antara Bali) - Anggota DPR RI Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga, Nyoman Damantra melakukan tatap muka dengan berbagai komponen tokoh masyarakat, kalangan guru, mahasiswa, generasi muda di Ranggon Sunset Desa Pemaron, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Rabu.
Kader PDIP dari Bali yang duduk di legislatif ini mengemukakan, dalam masa reses selama sebulan ini, pihaknya turun ke lapangan dengan tujuan mencari masukan, saran dari berbagai kalangan sesuai dengan bidangnya, yang selanjutnya akan disampaikan melalui dengar pendapat dengan pihak eksekutif.
Menurut Damantra, fungsi DPR adalah pengawasan terhadap kinerja pemerintah, legislasi, yakni membuat dan menyetujui undang undang serta membahas dan menetapkan anggaran.
Dikatakan, persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang adalah merosotnya karakter bangsa, bahkan sudah terjadi degradasi moral. Untuk menguatkan karakter bangsa ini, maka Pancasila sebagai dasar negara sudah masuk dalam kurikulum pelajaran di sekolah.
Selanjutnya Damantra mengatakan, bangsa Indonesia sekarang sudah kehilangan daya saing yang dikarenakan hilangnya keteladanan atau panutan bahkan kepercayaan rakyat sudah pudar terhadap pemerintah maupun legislatif.
Untuk itu, kata anggota DPR RI ini, mengembalikan, menguatkan karakter bangsa ini, harus dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga masyarakat.
"Kita sadar bahwa demokrasi, reformasi memberikan ruang bagi kita untuk berbicara, berbuat, namun tentu ada tatanan dan aturan yang harus dipatuhi," ujarnya.
Dihadapan anggota DPR RI Nyoman Damantra, Sekretaris Dinas Pendidikan Buleleng Ketut Witrini menyampaikan kebijakan pembangunan bidang pendidikan beserta permasalahan yang masih dihadapi, baik menyangkut masih kurangnya guru, keterlambatan turunnya juknis mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Sedangkan Kepala SMAN 1 Singaraya Wayan Darta mengusulkan agar jam mengajar guru dari 24 jam diturunkan menjadi 18 jam. Dia tidak setuju ada isu pendidikan gratis, namun yang lebih tepat adalah subsidi silang, orang mampu akan memberikan subsidi kepada yang tidak mampu.
Sementara itu, Ketua Harian KONI Buleleng Ir Nyoman Muger, mengusulkan agar wakil rakyat dari Bali ini memperjuangkan dana di pusat untuk pembangunan sarana olahraga di Buleleng, apakah GOR, kolam renang maupun sirkuit.
Karena menurut Muger, pembangunan sarana olahraga di Buleleng cukup mendesak, dengan tingginya animo masyarakat untuk berolahraga, karena dari 33 cabang olahraga yang ada, baru 10 cabang yang memiliki lapangan tempat berlatih.
Dari masukan, sejumlah kalangan yang menyampaikan usulan kepada wakil rakyat di Senayan itu, Damantra menjawab lebih banyak diplomatis, tidak mengiyakan tetapi menyanggupi untuk memperjuangkannya.
Pada acara tatap muka Nyoman Damantra yang didampingi Made Seputra wakil rakyat yang duduk di DPRD Buleleng itu, ternyata tidak dihadiri oleh utusan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng, padahal instansi tersebut diundang, hanya Ketua PHRI Buleleng Dewa Suardipa yang tampak hadir.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Kader PDIP dari Bali yang duduk di legislatif ini mengemukakan, dalam masa reses selama sebulan ini, pihaknya turun ke lapangan dengan tujuan mencari masukan, saran dari berbagai kalangan sesuai dengan bidangnya, yang selanjutnya akan disampaikan melalui dengar pendapat dengan pihak eksekutif.
Menurut Damantra, fungsi DPR adalah pengawasan terhadap kinerja pemerintah, legislasi, yakni membuat dan menyetujui undang undang serta membahas dan menetapkan anggaran.
Dikatakan, persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang adalah merosotnya karakter bangsa, bahkan sudah terjadi degradasi moral. Untuk menguatkan karakter bangsa ini, maka Pancasila sebagai dasar negara sudah masuk dalam kurikulum pelajaran di sekolah.
Selanjutnya Damantra mengatakan, bangsa Indonesia sekarang sudah kehilangan daya saing yang dikarenakan hilangnya keteladanan atau panutan bahkan kepercayaan rakyat sudah pudar terhadap pemerintah maupun legislatif.
Untuk itu, kata anggota DPR RI ini, mengembalikan, menguatkan karakter bangsa ini, harus dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga masyarakat.
"Kita sadar bahwa demokrasi, reformasi memberikan ruang bagi kita untuk berbicara, berbuat, namun tentu ada tatanan dan aturan yang harus dipatuhi," ujarnya.
Dihadapan anggota DPR RI Nyoman Damantra, Sekretaris Dinas Pendidikan Buleleng Ketut Witrini menyampaikan kebijakan pembangunan bidang pendidikan beserta permasalahan yang masih dihadapi, baik menyangkut masih kurangnya guru, keterlambatan turunnya juknis mengenai Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Sedangkan Kepala SMAN 1 Singaraya Wayan Darta mengusulkan agar jam mengajar guru dari 24 jam diturunkan menjadi 18 jam. Dia tidak setuju ada isu pendidikan gratis, namun yang lebih tepat adalah subsidi silang, orang mampu akan memberikan subsidi kepada yang tidak mampu.
Sementara itu, Ketua Harian KONI Buleleng Ir Nyoman Muger, mengusulkan agar wakil rakyat dari Bali ini memperjuangkan dana di pusat untuk pembangunan sarana olahraga di Buleleng, apakah GOR, kolam renang maupun sirkuit.
Karena menurut Muger, pembangunan sarana olahraga di Buleleng cukup mendesak, dengan tingginya animo masyarakat untuk berolahraga, karena dari 33 cabang olahraga yang ada, baru 10 cabang yang memiliki lapangan tempat berlatih.
Dari masukan, sejumlah kalangan yang menyampaikan usulan kepada wakil rakyat di Senayan itu, Damantra menjawab lebih banyak diplomatis, tidak mengiyakan tetapi menyanggupi untuk memperjuangkannya.
Pada acara tatap muka Nyoman Damantra yang didampingi Made Seputra wakil rakyat yang duduk di DPRD Buleleng itu, ternyata tidak dihadiri oleh utusan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Buleleng, padahal instansi tersebut diundang, hanya Ketua PHRI Buleleng Dewa Suardipa yang tampak hadir.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011