Denpasar (Antaranews Bali) - Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan sebanyak 60 orang asing akan mengunjungi Kota Surabaya, Jawa Timur pada saat pemungutan suara 27 Juni untuk mengikuti kegiatan "Election Visit Programme".
"Mereka akan ke Surabaya dan sekitarnya, seperti Sidoarjo dan sebagainya. Bahkan ada beberapa negara yang minta observasi di luar Jawa Timur seperti ke Sulawesi, Kalimantan dan Papua," kata Arief di sela-sela menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kesiapan Pilkada Serentak di Provinsi Bali Tahun 2018, di Denpasar, Senin.
Sebanyak 60 orang asing itu datang dari sekitar 36 negara diantaranya Fiji, Mesir, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Inggris. Sebagian ada yang jajaran KPU-nya langsung yang datang, namun ada juga perwakilan dari kedutaan besar negara-negara sahabat di Tanah Air.
Pemilihan Jawa Timur untuk pelaksanaan program tersebut, menurut Arief, karena sejumlah pertimbangan diantaranya karena melihat dinamika politiknya dan akses transportasinya yang cukup mudah.
"Target kami bisa 140-an, biasanya di hari-hari terakhir akan melonjak jumlah delegasi asing yang ikut," ucapnya.
Di sisi lain, Arief memastikan tahapan pelaksanaan pilkada serentak 2018 dapat berjalan tepat waktu. Meskipun pihaknya memberi perhatian lebih untuk distribusi logistik pada daerah-daerah kepulauan dan pegunungan seperti di Kalimantan, Papua, Sumatera Utara,serta Kepulauan Ria.
Solusinya pada daerah-daerah tersebut dengan memperpanjang waktu atau durasi pengiriman logistik dibandingkan pada daerah-daerah yang akses transportasinya mudah.
"Saya perintahkan kalau di tempat lain waktunya satu minggu, tetapi di Papua waktunya dua minggu," ujarnya.
Di samping itu, lanjut Arief, untuk daerah-daerah kepulauan agar logistik dikirimkan lebih awal dibandingkan dengan daerah-daerah yang terletak di wilayah daratan serta dapat memastikan jadwal transportasi reguler.
"Jika tidak menggunakan transportasi reguler, biayanya pasti akan mahal. Selanjutnya KPU kabupaten-kota juga harus berkoordinasi dengan BMKG terutama untuk antisipasi cuaca buruk terkait ombak, kabut, awan dan sebagainya," kata Arief. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Mereka akan ke Surabaya dan sekitarnya, seperti Sidoarjo dan sebagainya. Bahkan ada beberapa negara yang minta observasi di luar Jawa Timur seperti ke Sulawesi, Kalimantan dan Papua," kata Arief di sela-sela menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi dan Evaluasi Kesiapan Pilkada Serentak di Provinsi Bali Tahun 2018, di Denpasar, Senin.
Sebanyak 60 orang asing itu datang dari sekitar 36 negara diantaranya Fiji, Mesir, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Inggris. Sebagian ada yang jajaran KPU-nya langsung yang datang, namun ada juga perwakilan dari kedutaan besar negara-negara sahabat di Tanah Air.
Pemilihan Jawa Timur untuk pelaksanaan program tersebut, menurut Arief, karena sejumlah pertimbangan diantaranya karena melihat dinamika politiknya dan akses transportasinya yang cukup mudah.
"Target kami bisa 140-an, biasanya di hari-hari terakhir akan melonjak jumlah delegasi asing yang ikut," ucapnya.
Di sisi lain, Arief memastikan tahapan pelaksanaan pilkada serentak 2018 dapat berjalan tepat waktu. Meskipun pihaknya memberi perhatian lebih untuk distribusi logistik pada daerah-daerah kepulauan dan pegunungan seperti di Kalimantan, Papua, Sumatera Utara,serta Kepulauan Ria.
Solusinya pada daerah-daerah tersebut dengan memperpanjang waktu atau durasi pengiriman logistik dibandingkan pada daerah-daerah yang akses transportasinya mudah.
"Saya perintahkan kalau di tempat lain waktunya satu minggu, tetapi di Papua waktunya dua minggu," ujarnya.
Di samping itu, lanjut Arief, untuk daerah-daerah kepulauan agar logistik dikirimkan lebih awal dibandingkan dengan daerah-daerah yang terletak di wilayah daratan serta dapat memastikan jadwal transportasi reguler.
"Jika tidak menggunakan transportasi reguler, biayanya pasti akan mahal. Selanjutnya KPU kabupaten-kota juga harus berkoordinasi dengan BMKG terutama untuk antisipasi cuaca buruk terkait ombak, kabut, awan dan sebagainya," kata Arief. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018