Denpasar (Antaranews Bali) - Kementerian Perdagangan memantau perkembangan harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Bali untuk memastikan kestabilan harga dan pasokan yang mencukupi menyambut Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah.

"Hasil pemantauan dua hari menjelang Idul Fitri, harga kebutuhan pokok relatif stabil," kata anggota Tim Stabilisasi Harga Bahan Pokok Kementerian Perdagangan Albertus Simbolon ketika melakukan pemantauan di Pasar Kereneng di Denpasar, Rabu.

Selain Pasar Kereneng, tim tersebut juga memantau perkembangan harga di Denpasar yakni Pasar Badung dan Pasar Agung serta dua pasar di Singaraja, Kabupaten Buleleng.

Dia menjelaskan harga sejumlah kebutuhan pokok masih stabil di pasar tradisional yang dipantau itu karena pasokan tergolong aman dan distribusi yang tidak menemui kendala berarti.

Meski harga relatif stabil dan tidak ada lonjakan harga yang signifikan, namun dari pemantauan tersebut ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya cabai rawit dan ayam potong.

"Kenaikan itu kami perkirakan karena `seasonal` (musiman sementara) yakni momentum hari raya. Nanti juga akan kembali bergerak turun harganya apalagi Juli nanti memasuki panen cabai," ucap Albertus.

Harga ayam potong di Pasar Kereneng misalnya per kilogram rata-rata mencapai Rp37 ribu atau naik Rp1.000 dari harga sebelumnya mencapai Rp36 ribu.

"Seminggu lalu harganya masih Rp36 ribu per kilogram tetapi sejak beberapa hari terakhir harga naik seribu," kata pedagang ayam potong Ahmad Wasul.

Sedangkan cabai rawit merah yang sebagian besar dipasok dari petani lokal di Bali itu di beberapa pedagang di Pasar Kereneng harganya bervariasi mulai Rp42 ribu dan Rp45 ribu per kilogram.

Senada dengan Albertus, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana mengatakan kenaikan harga cabai dari sebelumnya mencapai Rp40 ribu per kilogram itu karena momentum hari raya.

Untuk itu pihaknya mendorong masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan rumah sendiri sehingga gejolak harga dapat diantisipasi setidaknya untuk kebutuhan sehari-hari.

Sedangkan terkait harga ayam potong, lanjut Mardiana, disebabkan karena rantai yang masih panjang yakni dari peternak, pengepul, pengusaha pemotongan ayam kemudian didistribusikan kepada pedagang di pasar.

"Kami akan pangkas rantai ayam potong karena ada marjin yang banyak," imbuhnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Putu Astawa juga menyebutkan secara umum pasokan kebutuhan pokok di Pulau Dewata masih stabil sehingga diklaim tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan.

Kenaikan harga beberapa komoditas, kata dia, salah satunya karena terjadi lonjakan permintaan saat momentum hari raya.

"Setiap hari akan kami lakukan pemantauan sehingga jika terjadi lonjakan dan hambatan distribusi dapat segera diantisipasi," katanya. (*)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018