Negara (Antaranews Bali) - Masyarakat pesisir di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, mengalami kesulitan untuk mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kilogram menjelang lebaran Idul Fitri.
     
"Sudah empat hari ini saya kesulitan mencari elpiji, padahal kebutuhan untuk memasak meningkat menjelang lebaran," kata Alfina Laila, salah seorang warga di Desa Pengambengan, Negara, Jembrana, Senin.
     
Keluhan yang sama dengan disampaikan Indayani, warga lainnya yang mengaku, sudah keliling ke banyak warung-warung yang mengecer gas elpiji ukuran tersebut namun tidak mendapatkannya.
     
Karena sangat membutuhkan untuk keperluan berjualan kecil-kecilan, akhirnya ia bisa mendapatkan elpiji 3 kilogram di salah satu SPBU di Kecamatan Negara.
     
"Saya sudah keliling di Pengambengan sampai desa tetangga tidak dapat gas elpiji, ke SPBU baru dapat," katanya.
     
Watik, salah seorang pengecer elpiji di Desa Pengambengan membenarkan belum mendapat pasokan bahan bakar gas tersebut beberapa hari belakangan.
     
Ia mengaku sudah menghubungi pedagang yang biasanya mensuplai gas ke warungnya, namun tidak diangkat.
     
Tersendatnya pasokan elpiji ke pengecer juga diakui oleh Salihin, pemilik warung di Desa Cupel, yang bertetangga dengan Desa Pengambengan.
     
Pengecer ini mengatakan, pasokan elpiji ukuran tiga kilogram sudah tidak ia terima hampir satu minggu terakhir, padahal ketersediaan elpiji di warungnya sudah habis.
     
Sama dengan Watik, saat menghubungi orang yang biasanya memasok elpiji ke warungnya lewat telepon tidak diangkat.
     
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Jembrana Made Budhiartha yang dikonfirmasi terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram di sejumlah desa pesisir ini berjanji akan melakukan pengecekan.
     
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, pengecer elpiji curiga ada permainan pasokan, karena di wilayah lainnya tidak terjadi kelangkaan.
     
Salah seorang pengecer yang minta namanya tidak disebutkan mengatakan, dirinya mendapatkan informasi pasokan elpiji dilakukan malam hari, dengan diangkut mobil "pick up" yang ditutup terpal.
     
"Saya tidak tahu dan heran kenapa pengiriman ke salah satu pengecer harus dilakukan malam hari, dan ditutup terpal saat mengangkutnya," katanya.(GBI)

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018