Denpasar (Antaranews Bali) - Dinas Kebudayaan Kota Denpasar mengadakan seminar yang bertema "Pelestarian Cagar Budaya dan Akselerasi Pemajuan Kebudayaan di Era Disrupsi" untuk menghadapi pergerakan dunia industri dalam persaingan kerja.

Sekretaris Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Iswara di Denpasar, Rabu, mengatakan sebagai bangsa yang memiliki peradaban kebudayaan yang sangat besar, maka seharusnya upaya pelestarian terus ditingkatkan agar tidak sampai sirna ditelan zaman.

Ia mengatakan pelestarian cagar budaya dan akselerasi pemajuan kebudayaan di era disrupsi memiliki arti yang sangat penting dan strategis, sebab hal tersebut menunjukkan upaya yang terus menerus para pemangku kepentingan sebagai pemikir dan pelaku budaya untuk senantiasa mencari serta menemukan solusi mendasar terhadap berbagai persoalan pelestarian dan pemajuan budaya di Kota Denpasar.

Rai Iswara lebih lanjut mengatakan di era disrupsi merupakan sebuah perubahan yang sangat cepat dan fundamental, karena disrupsi menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan disruptif.

Dengan cakupan perubahan yang luas, mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan dan kebudayaan.

"Era ini akan menuntut kita untuk berubah atau punah, sebab disrupsi akan mendorong terjadinya digitalisasi sistem pendidikan dan kebudayaan. Dengan munculnya inovasi aplikasi teknologi," ucapnya.

Sekot Rai Iswara mengatakan disrupsi yang berkembang saat ini mampu mendorong terjadinya digitalisasi sistem pendidikan dan kebudayaan. Sehingga diharapkan semua pihak mampu memanfaatkaan semua aspek disrupsi dengan benar, baik, efektif, efisien, hubungan sosial sehat serta berjejaring strategis dengan kinerja tinggi.

"Melalui seminar tersebut diharapkan mampu menghasilkan gagasan dan tindakan yang mampu membuat percepatan dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan di Kota Denpasar," katanya.

 

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018