Dentingan biola yang syahdu melankolis, turut mewarnai sajian single "Your Love" yang syuting video klipnya sengaja menyuguhkan sisi menakjubkan dari alam Pulau Dewata.
Single "Your Love" merupakan karya cipta dua musisi muda kakak beradik asal Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, yakni Ayu Arya Nusandari Maranda atau Aya (17) dan Ayu Arya Larasati Maranda atau Laras (16). Mereka membuat grup musik dengan nama "Alien Child".
Sebelumnya, nama grup mereka adalah BTMDG atau Batumadeg, yang tidak lain merupakan nama kampung halaman mereka di Nusa Penida. Namun, Aya dan Laras akhirnya mengubahnya menjadi "Alien Child" karena pertimbangan sulit dilafalkan.
Bagi Aya, single "Your Love" itu termasuk dalam delapan karya yang terangkum dalam album berjudul "Takeoff". Album ini memuat sejumlah tema tentang percintaan, cita-cita, harapan, mimpi, pencarian jati diri, kritik sosial terhadap lingkungan dan pergulatan beragam pengalaman.
"Kedelapan karya itu menggunakan lirik Bahasa Inggris, sebagai bahasa ekspresi yang paling dekat dengan kami berdua. Sebelumnya, kami sekeluarga memang tinggal di Kanada selama 11 tahun," kata Aya yang piawai bermain biola, gitar, keyboard, dan bernyanyi.
Namun, pilihan penggunaan bahasa ini sekaligus bertujuan supaya publik yang lebih luas atau penikmat seni internasional dapat turut mengapresiasi karya mereka.
Senada dengan itu, Laras menginginkan isi lagu-lagu "Alien Child" yang merupakan ungkapan gagasan serta implementasi perasaan dirinya dan saudaranya, dapat lebih mudah diapresiasi oleh khalayak di berbagai negara.
Selain melalui media Youtube, lagu-lagu "Alien Child" dapat dinikmati melalui platform digital lain, seperti Spotify, iTunes, Apple Music, Deezer, dan JOOX.
Dia melanjutkan proses penulisan lagu-lagu itu tidak berlangsung lama. Biasanya, saat ia dan saudaranya main musik, maka tiba-tiba saja terlintas sebuah lirik lagu tertentu yang terdengar enak di telinga dan memiliki makna tersendiri.
"Ada sekitar 28 lagu yang sudah kami ciptakan. Lantas 20 lagu telah direkam, tapi kami selama ini masih dalam proses berkembang, sehingga ada delapan lagu dipilih untuk diluncurkan kali ini dengan mengambil genre musik electro-pop, R&B dan EDM," kata Laras.
Melalui lagu-lagu dalam Takeoff, maka personel "Alien Child" bermaksud menghadirkan rumah yang teduh dan menenteramkan. Khususnya, bagi remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri.
Musik yang diusung "Alien Child" diharapkan menjadi ruang berbagi bagi generasi muda, guna mengenali dan memahami dirinya.
Bakat Warisan
Seperti pepatah, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Demikian untuk menggambarkan bakat menonjol yang dimiliki Laras dan Aya di bidang musik.
Dirunut dari silsilah keluarganya, kakek kedua gadis muda itu adalah seniman musik Bali yang cukup terkenal, yakni IGB Ngurah Ardjana.
Lagu-lagu ciptaan IGB Ngurah Ardjana yang cukup familier di telinga masyarakat, antara lain "Sekar Sandat" dan "Keropak Wayang".
Sementara ibunda Aya dan Laras adalah Heny Janawati, sudah lama memiliki popularitas sendiri sebagai seniman opera. Heny dikenal dengan kemampuannya menyanyikan tembang Bali dengan teknik opera.
Sebelumnya, Heny mendapatkan beasiswa untuk belajar S1 dan S2 di Kanada, khusus mengambil jurusan seni pertunjukkan opera.
"Semasa di Kanada, Aya dan Laras sangat tidak asing dengan pertunjukan musik. Bahkan pada umur tiga tahun, Aya sudah minta kursus musik biola. Saya dan ayahnya Ketut Suarma mengabulkannya, dengan memanggil guru dari Rusia. Sejak itu, perhatian anak-anak terhadap musik seakan tidak terbendung," kata Heny.
Ketika kembali ke Indonesia, lanjut Heny, tepatnya pada tahun 2013, mulailah timbul kegelisahan di hati Aya dan Laras. Mereka berdua mengalami "shock culture".
Sebagai pelarian atau pelampiasan, kakak beradik itu kemudian menuangkan dengan menciptakan lagu-lagu, sebagai ekspresi kegelisahan terpendam yang dirasakan.
Justru melalui penyaluran kegelisahan yang positif ini, membuat duo bersaudara ini lambat laun mulai dikenal di sejumlah kalangan.
Tawaran manggung berskala nasional dan internasional pun akhirnya berdatangan. Misalnya, tawaran manggung di Festival Nusa Penida, Bentara Budaya Bali, Sanur Village Festival, serta Bali Emerging Voice in Ubud Writers and Readers Festival.
"Anak-anak saya memiliki impian suatu hari nanti memainkan lagu-lagu 'Ratu Kakiangnya', IGB Ngurah Ardjana. Selama ini hasil karya mereka memang didominasi menggunakan lirik Bahasa Inggris, tapi sikap nasionalisme mereka tetap tinggi," kata Heny.
Ketika Gunung Agung erupsi, Aya dan Laras terpanggil membuat lagu yang bertujuan menghibur pengungsi.
"Bukan lagu sentimentil, tapi lagu penggembira untuk membangkitkan semangat pengungsi. Itu salah satu wujud cinta Tanah Air dari 'Alien Child'," kata Heny.
Kiprah keduanya pun mendapat apresiasi Musisi Indonesia, Deny Surya. Deny menyambut baik atas hadirnya single "Your Love" dan album "Takeoff".
"Musik yang dibawakan 'Alien Child', adalah seni yang menyehatkan, sehingga dirinya merasa beruntung turut terlibat dalam proses desain 'sound arangement' hingga proses 'mixing mastering'," kata Deny.
Deny Surya menegaskan Aya dan Laras yang masih berusia muda merupakan aset Bali dan tentunya juga menjadi aset negara karena kemampuan bermusiknya yang mumpuni.
"Semoga, Aya dan Laras dapat berkolaborasi dengan produser andal dari Tanah Air dan mancanegara," ujarnya berharap. (ed)
---------------
*) Penulis buku dan artikel lepas, tinggal di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Single "Your Love" merupakan karya cipta dua musisi muda kakak beradik asal Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, yakni Ayu Arya Nusandari Maranda atau Aya (17) dan Ayu Arya Larasati Maranda atau Laras (16). Mereka membuat grup musik dengan nama "Alien Child".
Sebelumnya, nama grup mereka adalah BTMDG atau Batumadeg, yang tidak lain merupakan nama kampung halaman mereka di Nusa Penida. Namun, Aya dan Laras akhirnya mengubahnya menjadi "Alien Child" karena pertimbangan sulit dilafalkan.
Bagi Aya, single "Your Love" itu termasuk dalam delapan karya yang terangkum dalam album berjudul "Takeoff". Album ini memuat sejumlah tema tentang percintaan, cita-cita, harapan, mimpi, pencarian jati diri, kritik sosial terhadap lingkungan dan pergulatan beragam pengalaman.
"Kedelapan karya itu menggunakan lirik Bahasa Inggris, sebagai bahasa ekspresi yang paling dekat dengan kami berdua. Sebelumnya, kami sekeluarga memang tinggal di Kanada selama 11 tahun," kata Aya yang piawai bermain biola, gitar, keyboard, dan bernyanyi.
Namun, pilihan penggunaan bahasa ini sekaligus bertujuan supaya publik yang lebih luas atau penikmat seni internasional dapat turut mengapresiasi karya mereka.
Senada dengan itu, Laras menginginkan isi lagu-lagu "Alien Child" yang merupakan ungkapan gagasan serta implementasi perasaan dirinya dan saudaranya, dapat lebih mudah diapresiasi oleh khalayak di berbagai negara.
Selain melalui media Youtube, lagu-lagu "Alien Child" dapat dinikmati melalui platform digital lain, seperti Spotify, iTunes, Apple Music, Deezer, dan JOOX.
Dia melanjutkan proses penulisan lagu-lagu itu tidak berlangsung lama. Biasanya, saat ia dan saudaranya main musik, maka tiba-tiba saja terlintas sebuah lirik lagu tertentu yang terdengar enak di telinga dan memiliki makna tersendiri.
"Ada sekitar 28 lagu yang sudah kami ciptakan. Lantas 20 lagu telah direkam, tapi kami selama ini masih dalam proses berkembang, sehingga ada delapan lagu dipilih untuk diluncurkan kali ini dengan mengambil genre musik electro-pop, R&B dan EDM," kata Laras.
Melalui lagu-lagu dalam Takeoff, maka personel "Alien Child" bermaksud menghadirkan rumah yang teduh dan menenteramkan. Khususnya, bagi remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri.
Musik yang diusung "Alien Child" diharapkan menjadi ruang berbagi bagi generasi muda, guna mengenali dan memahami dirinya.
Bakat Warisan
Seperti pepatah, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Demikian untuk menggambarkan bakat menonjol yang dimiliki Laras dan Aya di bidang musik.
Dirunut dari silsilah keluarganya, kakek kedua gadis muda itu adalah seniman musik Bali yang cukup terkenal, yakni IGB Ngurah Ardjana.
Lagu-lagu ciptaan IGB Ngurah Ardjana yang cukup familier di telinga masyarakat, antara lain "Sekar Sandat" dan "Keropak Wayang".
Sementara ibunda Aya dan Laras adalah Heny Janawati, sudah lama memiliki popularitas sendiri sebagai seniman opera. Heny dikenal dengan kemampuannya menyanyikan tembang Bali dengan teknik opera.
Sebelumnya, Heny mendapatkan beasiswa untuk belajar S1 dan S2 di Kanada, khusus mengambil jurusan seni pertunjukkan opera.
"Semasa di Kanada, Aya dan Laras sangat tidak asing dengan pertunjukan musik. Bahkan pada umur tiga tahun, Aya sudah minta kursus musik biola. Saya dan ayahnya Ketut Suarma mengabulkannya, dengan memanggil guru dari Rusia. Sejak itu, perhatian anak-anak terhadap musik seakan tidak terbendung," kata Heny.
Ketika kembali ke Indonesia, lanjut Heny, tepatnya pada tahun 2013, mulailah timbul kegelisahan di hati Aya dan Laras. Mereka berdua mengalami "shock culture".
Sebagai pelarian atau pelampiasan, kakak beradik itu kemudian menuangkan dengan menciptakan lagu-lagu, sebagai ekspresi kegelisahan terpendam yang dirasakan.
Justru melalui penyaluran kegelisahan yang positif ini, membuat duo bersaudara ini lambat laun mulai dikenal di sejumlah kalangan.
Tawaran manggung berskala nasional dan internasional pun akhirnya berdatangan. Misalnya, tawaran manggung di Festival Nusa Penida, Bentara Budaya Bali, Sanur Village Festival, serta Bali Emerging Voice in Ubud Writers and Readers Festival.
"Anak-anak saya memiliki impian suatu hari nanti memainkan lagu-lagu 'Ratu Kakiangnya', IGB Ngurah Ardjana. Selama ini hasil karya mereka memang didominasi menggunakan lirik Bahasa Inggris, tapi sikap nasionalisme mereka tetap tinggi," kata Heny.
Ketika Gunung Agung erupsi, Aya dan Laras terpanggil membuat lagu yang bertujuan menghibur pengungsi.
"Bukan lagu sentimentil, tapi lagu penggembira untuk membangkitkan semangat pengungsi. Itu salah satu wujud cinta Tanah Air dari 'Alien Child'," kata Heny.
Kiprah keduanya pun mendapat apresiasi Musisi Indonesia, Deny Surya. Deny menyambut baik atas hadirnya single "Your Love" dan album "Takeoff".
"Musik yang dibawakan 'Alien Child', adalah seni yang menyehatkan, sehingga dirinya merasa beruntung turut terlibat dalam proses desain 'sound arangement' hingga proses 'mixing mastering'," kata Deny.
Deny Surya menegaskan Aya dan Laras yang masih berusia muda merupakan aset Bali dan tentunya juga menjadi aset negara karena kemampuan bermusiknya yang mumpuni.
"Semoga, Aya dan Laras dapat berkolaborasi dengan produser andal dari Tanah Air dan mancanegara," ujarnya berharap. (ed)
---------------
*) Penulis buku dan artikel lepas, tinggal di Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018