Denpasar (Antaranews Bali) - Bupati Karangasem, Bali, I Gusti Ayu Mas Sumatri mengatakan, banyak investor dalam dan luar negeri mulai melirik daerah setempat untuk dijadikan tempat berinvestasi sektor pariwisata dan perkebunan.

"Ada beberapa investor sudah mulai menjajaki Kabupaten Karangasem untuk dijadikan tempat berinvestasi sektor pariwisata dan perkebunan, seperti membangunan hotel, perkebunan tebu dan pabrik," ujar Bupati Mas Sumantri, Selasa.

Dalam proses kesepakatan investasi ini, kata dia, masih memerlukan waktu yang cukup panjang karena harus menyosialisasikan dahulu kepada warga masyarakat Karangasem yang daerahnya dijadikan tempat untuk berinvestasi ini.

Pihaknya belum bisa memastikan berapa hektare lahan tanah di Kabupaten Karangasem yang nantinya akan menjadi tempat untuk para investor untuk mengembangkan perkebunan tebu dan pabrik tebu di daerah itu.

"Untuk lokasi perkebunan tebu ini, tergantung dari persetujuan masyarakat dan tergantung dari investor dimana dia mau mengembangkan perkebunan tebu itu, melalui proses penjajakan yang telah dilakukan," katanya.

Mas Sumantri mengaku bangga, karena di Karangasem banyak potensi yang bisa dikembangkan di delapan kecamatan di daerahnya, namun harus dilakukan pemilahan atau filter untuk memilih potensi yang cocok untuk dikembangkan.

"Salah satu contoh ada investor yang ingin membangun pabrik semen di Kabupaten Karangasem, seperti misalnya di Kecamatan Kubu itu boleh saja, namun tidak boleh dikecamatan Rendang lagi," katanya.

Selain itu, untuk keberadaan galian C di Karangasem segera dibuatkan legal opinion (LO) dan selanjutnya dibuatakan Perbup dan rekomendasi kepada provinsi agar bisa dilakukan pemungutan retribusi terhadap perusahan galian C itu.

"Ini secepatnya kami rampungkan dan dilakukan, karena saat ini izinnya masih di Provinsi, namun pungutan retribusinya langsung masuk ke kabupaten," ujarnya.

Ia mengakui, pendapatan atau retribusi dari galian C di Karangasem mengalami penurunan akibat erupsi Gunung Agung, namun secara bertahap melakukan pemulihan. "Kami sudah berusaha melakukan upaya ini, karena sempat terjadi penurunan pendapatan disektor ini," katanya.

Sumatri menuturkan, sebelum terjadinya erupsi Gunung Agung pendapatan Pemkab Karangasem dari Galian C kurang lebih Rp78 miliar per tahun, dimana PAD Karangasem keseluruhan mencapai Rp235 miliar. Namun, saat terjadinya bencana itu, PAD Karangasem loss menjadi Rp200 miliar.

"Hal ini mendapat sorotan oleh Presiden Joko Widodo karena setelah erupsi terjadi, para menteri kabinet diminta untuk mengoptimalkan kegiatannya terfokus ke Karangasem dan sudah ada beberapa terobosan yang sudah berjalan, seperti membuat paket wisata ke daerah ini, perbaikan infrastruktur," katanya. (WDY)

Pewarta: I Made Surya

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018