Denpasar (Antaranews Bali) - Sejumlah tokoh di Pulau Dewata menginginkan agar gubernur yang terpilih dalam Pilkada 2018 berani dan tidak hanya diam dalam zona nyaman di tengah berbagai tantangan pembangunan.
"Seorang pemimpin harus punya nyali, khususnya dalam menegakkan aturan. Kalau ada penyimpangan, sikat saja," kata guru besar Universitas Udayana Prof Dr Yohanes Usfunan dalam acara "simakrama" atau temu wicara Gubernur Bali dengan masyarakat di Denpasar, Sabtu.
Dia juga berpesan agar pemimpin Bali ke depan selalu berjalan dalam koridor hukum, dapat menciptakan pemerintahan yang bersih, memperhatikan perlindungan HAM dan tidak sewenang-wenang.
Sementara itu, Ketua FKUB Bali Ida Panglingsir Ageng Putra Sukahet berpendapat pemimpin ke depan harus bisa mewujudkan masyarakat yang rukun, aman, damai, sejahtera dan adil.
"Menurut saya, kepemimpinan Bapak Gubernur Made Mangku Pastika sudah luar biasa. Penggantinya harus lebih cerdas, jujur, bersih dan berkarakter," ucapnya.
Ia juga berpesan agar gubernur terpilih dapat melepaskan jaket partai dan tidak diskriminatif dalam melaksanakan kebijakan.
Sedangkan Ketua Yayasan Swastika Nagiarta Negara menyampaikan harapan agar pemimpin Bali ke depan senantiasa berpedoman pada Tri Hita Karana. Lebih dari itu, Bali butuh pemimpin yang inovatif, kreatif dan berpikir holistik.
Sementara tokoh media Nyoman Wirata berpendapat, sosok pemimpin lima tahun ke depan harus punya komitmen untuk menyeimbangkan pembangunan sektor pertanian dan pariwisata yang menurutnya masih timpang.
"Harus dirancang sebuah sistem dimana hotel punya kewajiban membina petani," katanya. Selain itu, Pemimpin Redaksi Bali Post ini berharap pemimpin yang berani dan tak diam di zona nyaman.
Selain menghadirkan sejumlah tokoh, peserta simakrama lainnya juga menyampaikan harapan terkait pemimpin Bali lima tahun ke depan. Ida Bagus Agung dari Jembrana menginginkan sosok pemimpin yang tindakannya selaras dengan pikiran dan perkataan.
Sedangkan Jero Penjor dan Marja Abas berharap sosok pemimpin yang menyayangi Bali, cinta NKRI dan berlaku seperti matahari.
Gubernur Pastika menilai, semua yang disampaikan oleh para tokoh dan peserta simakrama adalah hal yang sangat penting untuk dipedomani oleh pemimpin Bali lima tahun ke depan.
Pastika menambahkan, dalam 10 tahun pelaksanaannya, visi Bali Mandara dengan berbagai program unggulan telah meletakkan pondasi yang kokoh bagi pembangunan daerah Bali.
Namun, ia menyadari, masih butuh upaya dan kerja keras untuk mengatasi permasalahan pembangunan seperti kesenjangan antarsektor dan antarwilayah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Seorang pemimpin harus punya nyali, khususnya dalam menegakkan aturan. Kalau ada penyimpangan, sikat saja," kata guru besar Universitas Udayana Prof Dr Yohanes Usfunan dalam acara "simakrama" atau temu wicara Gubernur Bali dengan masyarakat di Denpasar, Sabtu.
Dia juga berpesan agar pemimpin Bali ke depan selalu berjalan dalam koridor hukum, dapat menciptakan pemerintahan yang bersih, memperhatikan perlindungan HAM dan tidak sewenang-wenang.
Sementara itu, Ketua FKUB Bali Ida Panglingsir Ageng Putra Sukahet berpendapat pemimpin ke depan harus bisa mewujudkan masyarakat yang rukun, aman, damai, sejahtera dan adil.
"Menurut saya, kepemimpinan Bapak Gubernur Made Mangku Pastika sudah luar biasa. Penggantinya harus lebih cerdas, jujur, bersih dan berkarakter," ucapnya.
Ia juga berpesan agar gubernur terpilih dapat melepaskan jaket partai dan tidak diskriminatif dalam melaksanakan kebijakan.
Sedangkan Ketua Yayasan Swastika Nagiarta Negara menyampaikan harapan agar pemimpin Bali ke depan senantiasa berpedoman pada Tri Hita Karana. Lebih dari itu, Bali butuh pemimpin yang inovatif, kreatif dan berpikir holistik.
Sementara tokoh media Nyoman Wirata berpendapat, sosok pemimpin lima tahun ke depan harus punya komitmen untuk menyeimbangkan pembangunan sektor pertanian dan pariwisata yang menurutnya masih timpang.
"Harus dirancang sebuah sistem dimana hotel punya kewajiban membina petani," katanya. Selain itu, Pemimpin Redaksi Bali Post ini berharap pemimpin yang berani dan tak diam di zona nyaman.
Selain menghadirkan sejumlah tokoh, peserta simakrama lainnya juga menyampaikan harapan terkait pemimpin Bali lima tahun ke depan. Ida Bagus Agung dari Jembrana menginginkan sosok pemimpin yang tindakannya selaras dengan pikiran dan perkataan.
Sedangkan Jero Penjor dan Marja Abas berharap sosok pemimpin yang menyayangi Bali, cinta NKRI dan berlaku seperti matahari.
Gubernur Pastika menilai, semua yang disampaikan oleh para tokoh dan peserta simakrama adalah hal yang sangat penting untuk dipedomani oleh pemimpin Bali lima tahun ke depan.
Pastika menambahkan, dalam 10 tahun pelaksanaannya, visi Bali Mandara dengan berbagai program unggulan telah meletakkan pondasi yang kokoh bagi pembangunan daerah Bali.
Namun, ia menyadari, masih butuh upaya dan kerja keras untuk mengatasi permasalahan pembangunan seperti kesenjangan antarsektor dan antarwilayah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018