Denpasar (Antara) - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali mengimbau pusat perbelanjaan di Pulau Dewata meningkatkan keamanan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung pascaledakan bom di Surabaya.

"Salah satu standar yang bisa dilakukan adalah berkoordinasi dengan petugas kepolisian untuk meminta bantuan keamanan dan melakukan proses cek barang bawaan pelanggan sesuai prosedur standar," kata Sekretaris Aprindo Bali I Made Abdi Negara di Denpasar, Selasa.

Aprindo Bali mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh informasi bohong atau "hoax" yang menyebutkan bahwa pihak berwenang melarang masyarakat mengunjungi pusat perbelanjaan di sejumlah daerah termasuk di Bali.

Kabar bohong oleh oknum tidak bertanggung jawab itu tersebar luas di media sosial seperti facebook dan pesan aplikasi mengenai beberapa mal yang harus dijauhi masyarakat.

Setelah beredar kabar "hoax" itu, Aprindo Bali kemudian menggelar rapat koordinasi terbatas pengurus inti asosiasi pengusaha ritel tersebut karena telah merusak citra keamanan Pulau Dewata.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengajak semua komponen masyarakat untuk memerangi peredaran kabar bohong itu karena apabila diserap mentah akan merugikan semua pihak.

"Kami sangat yakin dan percaya kepolisian dengan komponen keamanan terkait, pasti melakukan langkah-langkah antisipasi untuk menjaga keamanan masyarakat terutama di obyek vital. Untuk itu kami imbau masyarakat jangan mudah terhasut kabar `hoax`, " ucapnya.

Sebelumnya pada Minggu (13/5) bom meledak di tiga gereja di Surabaya dan satu bom lainnya meledak di Polresta Surabaya.

Pascaledakan bom "low explosive" itu sejumlah daerah di Indonesia menerapkan siaga keamanan mengantisipasi gangguan keamanan.

Sebanyak lima negara juga mengeluarkan imbauan perjalanan ke Indonesia setelah bom bunuh diri itu meledak. (WDY)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018