Jakarta (Antaranews Bali) - Seorang penumpang dan rombongannya yang berjumlah empat orang terpaksa diturunkan dari pesawat Lion Air karena menyebutkan bom ketika dalam proses masuk ke pesawat ke salah satu awak kabin.
"Dalam menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan, pilot beserta seluruh kru berkoordinasi dengan menjalankan prosedur tindakan menurut standar penanganan ancaman bom," kata Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic ofLion Air dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Lion Air menyampaikan klarifikasi terkait keterlambatan T 618 dikarenakan gurauan bom ang bersumber dari (ZN), seorang penumpang laki-laki yang ketika dalam proses masuk ke pesawat, ZN menyebutkan kata bom ke salah satu awak kabin.
Hal itu terjadi pada Sabtu (12/5) saat Lion Air penerbangan nomor JT 618 dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang (CGK) menuju Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka (PGK) dengan menggunakan pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LOR.
Saat itu menurut Danang, pesawat sesungguhnya dalam keadaan aman dan laik terbang, namun akibat ucapan penumpang itu seluruh 148 penumpang harus melalui tahapan pengecekan ulang.
Hasilnya tidak ditemukan barang bukti adanya bom dan benda lain yang mencurigakan, yang dapat berpotensi mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dalam menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan, pilot beserta seluruh kru berkoordinasi dengan menjalankan prosedur tindakan menurut standar penanganan ancaman bom," kata Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic ofLion Air dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Lion Air menyampaikan klarifikasi terkait keterlambatan T 618 dikarenakan gurauan bom ang bersumber dari (ZN), seorang penumpang laki-laki yang ketika dalam proses masuk ke pesawat, ZN menyebutkan kata bom ke salah satu awak kabin.
Hal itu terjadi pada Sabtu (12/5) saat Lion Air penerbangan nomor JT 618 dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang (CGK) menuju Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang, Bangka (PGK) dengan menggunakan pesawat Boeing 737-800NG registrasi PK-LOR.
Saat itu menurut Danang, pesawat sesungguhnya dalam keadaan aman dan laik terbang, namun akibat ucapan penumpang itu seluruh 148 penumpang harus melalui tahapan pengecekan ulang.
Hasilnya tidak ditemukan barang bukti adanya bom dan benda lain yang mencurigakan, yang dapat berpotensi mengancam keselamatan dan keamanan penerbangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018