Gianyar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali melalui Dinas Pariwisata setempat segera menyusun "Standard Operating Procedure" (SOP) bagi objek-objek wisata yang dikelola desa pekraman (desa adat) terkait insiden objek wisata Tirta Empul.

"Kedepan, kejadian yang menimpa objek wisata Tirta Empul, Tampaksiring yakni tempat masyarakat Bali melaksanakan prosesi ritual penyucian diri (melukat) tidak terulang kembali dimasa mendatang," kata Sekda Kabupaten Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya di Gianyar, Jumat.

Ia mengemukakan hal itu ketika memimpin pertemuan dengan Bendesa Manukaya, koordinator Pengelola Pariwisata Tirta Empul, Kepala Desa Manukaya, para pimpinan organisasi perangkat daerah terkait, Kasat Intel Polres Gianyar, KMHDI PC Denpasar, Ketua Pusat Koordinasi Hindu Indonesia Bali, Ketua PHDI Gianyar, Ketua MADP Tampaksiring, dan pihak lainnya.

Rapat tersebut membahas kejadian beberapa waktu lalu yang marak pada media sosial bahwa objek Panglukatan Pura Tirta Empul, Tampaksiring "dipesan" oleh tamu negara, sehingga masyarakat yang akan melaksanakan ritual penyucian diri harus menunggu di luar cukup lama.

Pemkab Gianyar memanggil semua pihak terkait untuk meluruskan isu yang viral sampai sekarang itu, sekaligus meredam polemik agar tidak berkepanjangan hingga merusak citra daerah itu di dunia internasional.

Bendesa Manukaya, Tampaksiring, I Made Mawi Arnata, mengakui saat itu memang benar pihaknya mengucapkan kata "booking" tamu negara di Pura Tirta Empul. Namun, hal tersebut merupakan salah ucap saja.

"Yang sebenarnya terjadi adalah kami hendak mengatur "pemedek" (umat) yang ingin melakukan ritual penyucian diri untuk bersabar menunggu beberapa saat. Saat itu, tamu negara tersebut masih melukat di dalam, sehingga di dalam areal penyucian masih sesak dengan banyaknya orang. Nah, saya minta `pemedek` yang masih di luar untuk menunggu supaya sama-sama nyaman melukat," katanya.

Mungkin karena gerah menunggu relatif lama, maka pemedek tersebut emosi dan mencurahkan unek-unek melalui facebook.

"Itu murni kesalahpahaman komunikasi antara pihak pengelola dan "pemedek". Jadi tidak benar kalau pura sudah "dibooking", siapapun bebas menyucikan diri asal sudah memenuhi standar peraturan (awig-awig) yang ditentukan pihak Pura, tentu kenyamanan harus diperhatikan," kata dia.

Setelah memimpin pertemuan tersebut, Sekda Made Gede Wisnu Wijaya mengatakan pihaknya menyayangkan terjadinya insiden yang menyebabkan kesan Pura Tirta Empul menjadi kurang elok dimata para "pemedek" lokal.

Pura Tirta Empul merupakan objek wisata suci yang sangat populer di Kabupaten Gianyar. "Pengelolaannya harus sangat hati-hati untuk menjaga citra Pura," ujarnya.

Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama didampingi istrinya Michele Obama serta kedua putrinya Nathasa dan Malia pernah mengunjungi objek wisata tersebut pada Juni tahun 2017.

Michele Obama serta kedua putrinya sempat berkeliling di objek wisata itu menyaksikan puluhan wisatawan mancanegara berbaur dengan masyarakat Bali dalam prosesi ritual penyucian diri (melukat) pada belasan buah pancuran yang berderet di tepi kolam kawasan suci Pura Tirta Empul.

Kawasan suci Tirta Empul, Tampaksiring sekitar 65 km timur Denpasar memiliki sebanyak 30 pancuran yang airnya mengalir jernih tidak pernah henti itu, bermuara ke Sungai Pekerisan untuk mengairi ribuan hektare lahan persawahan yang berhilir di Pantai Lebih dan Pantai Keramas, Kabupaten Gianyar.

Keindahan panorama alam yang serasi dengan lingkungan sekitarnya yang menghijau dan lestari menjadikan objek wisata Tirta Empul sebagai objek wisata yang cukup menarik.

Air pancuran yang mengalir jernih dan besar itulah tempat wisman dan umat menyucikan diri dengan cara mandi dan keramas pada 30 pancuran yang berpindah-pindah dari satu pancoran ke pancoran lainnya.

Umat yang membludak dari berbagai desa di Bali, termasuk wisman pada hari-hari baik mengikuti antrian untuk menyucikan diri secara tertib dan lancar. (WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018