Nusa Dua (Antaranews Bali) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat, Thomas Lembong menilai sektor modal ventura domestik perlu dilestarikan kembali guna menggeliatkan perekonomian nasional, khusunya untuk menumbuhkan transaksi elektonik (e-commerce) di Tanah Air.

"Terus terang saja, bukan hanya Indonesia saja yang mengadopsi ini, namun negara berkembang juga masih banyak tertinggal dalam upaya membina dan melestarikan sebuah sektor modal ventura domestik ini," ujar Thomas Lembong dalam acara temu media di Nusa Dua, Rabu.

Ia menuturkan sejarah sektor modal ventura yang telah dibentuk 50 tahun silam di Silicon Valley (Lembah Silikon), San Francisco Bay Area, California, Amerika Serikat yang akhirnya berkembang ke negara lain, namun investor untuk modal ventura ini paling banyak dari Amerika, Jepang, Tiongkok yang sudah melirik dari awal mengembangkan moda ventura.

Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu. "Oleh karenanya investasi sektor "e-commerce" sangat didominasi investor dari luar dan hal ini dapat dipahami karena sektor modal ventura lahirnya lahir di Silicon Valley," kata dia.

Pihaknya tidak memungkiri, saat ini sudah cukup banyak partisipasi dari investor domestik dalam melakukan investasi "e-commerce", namun investasi ini didominasi "family office" atau keluarga kaya raya.

"Kami sudah mulai membicarakan tentang bagaimana cara memperluas partisipasi masyarakat secara umum untuk mendapat akses terhadap investasi paling menjanjikan disektor "e-commerce" yang juga memerlukan peran regulator keuangan seperti Kementerian Keuangan dan OJK," katanya.

Namun, hal ini perlu juga melihat azas kehati-hatian karena menyangkut hak masyarakat luas dan dampak keuangan publik yang harus selalu menjadi parameter. "Memang saat ini harga saham sudah mulai naik, namun suatu saat akan anjlok maka perlu dilakukan langkah-langkah tepat atau menggunakan azas kehati-hatian tadi," ujarnya.

Ia mengakui, segala kebijakan birokrasi memang terbatas dan setiap isu yang ditemukan harus ditanggapi secara bertahap, namun yang terpenting untuk menggugah investor lokal untuk tergerak dalam "e-commerce" adalah regulasi baru atau tidak ada lagi keluarnya Permen yang dapat membuat kondisi ekonomi tidak kondusif.

"Hal ini akan menjadi beban bagi investor dan prediksi saya ke depannya yang akan menjadi kendala adalah kemampuan SDM-nya," ujarnya.

Oleh karenanya, kata Thomas menjadi salah satu alasan Presiden Joko Widodo sangat kencang membicarakan vokasi dan pelatihan dalam teknisi, koding dan programing maupun keterampilan IT itu. "Saya sudah membahas dengan Menteri Kominfo agar dapat membuka akses lebih baik untuk investor domestik," katanya. (WDY)

Pewarta: I Made Surya

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018