Xiamen (Antaranews) - Sedikitnya 2.500 orang mengunjungi Festival Budaya Indonesia sebagai penutup rangkaian kegiatan Kongres Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok di lapangan terbuka kampus Huaqiao University, Xiamen, Provinsi Fujian, Minggu.
Dalam acara yang tidak dipungut biaya itu, para penonton yang terdiri dari para pelajar Indonesia, warga masyarakat sekitar kampus, dan mahasiswa dari berbagai negara, termasuk China hanya diminta memindai barkode panitia di WeChat, platform media sosial populer di China.
"Hingga pukul 19.00 (18.00 WIB), jumlah yang hadir melalui WeChat sudah mencapai 2.500 orang," kata Ketua Dewan Pertimbangan PPI Tiongkok Raynaldo Aprillio yang juga penanggung jawab acara tersebut.
Acara tersebut dibuka dengan penampilan tari-tarian tradisional Nusantara oleh para mahasiswa Indonesia di Xiamen. Dilanjutkan dengan kelompok paduan suara para warga lanjut usia Xiamen yang lahir atau pernah tinggal di Indonesia dengan menyanyikan lagu berjudul Desaku dan Indonesia Pusaka.
Makin malam suasana semakin menggerahkan setelah para pelajar Indonesia bernyanyi dan berjoget diiringi musik pop yang menghentak. "Adik-adik pelajar telah menunjukkan 'team work' yang kuat bagi kemajuan Indonesia," kata Konsul Jenderal RI untuk Guangzhou, Gustanto.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pariwisata Don Kardono menyampaikan terima kasih kepada para anggota PPI Tiongkok yang turut mempromosikan pariwisata Nusantara melalui Festival Budaya Indonesia. China merupakan penyumbang terbesar wisatawan mancanegara ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Acara tersebut juga dihadiri Konsul Keuangan dan Bea Cukai KJRI Hong Kong Imik Eko Putro dan beberapa pejabat dari KBRI Beijing dan KJRI Guangzhou serta jajaran pejabat rektorat Huaqiao University.
Kongres PPIT
Sebelumnya digelar Simposium Nasional PPI Tiongkok dengan menghadirkan pembicara dari Indonesia dan China. Kongres PPI Tiongkok yang dibuka Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, Jumat (27/4), berhasil memilih Ketua PPI Tiongkok periode 2018-2020.
Para peserta kongres sekitar 150 orang merupakan perwakilan PPI Tiongkok dari 21 cabang, yakni Beijing, Changsha, Chongqing, Guangzhou, Guilin, Hangzhou, Harbin, Hefei, Hong Kong, Nanjing, Ningbo, Nanchang, Shanghai, Shenyang, Shijiazhuang, Suzhou, Tianjin, Wuhan, Wuxi, Xiamen, dan Zhengzhou.
Dalam sambutan pembukaan, Dubes menekankan pentingnya generasi muda Indonesia di Tiongkok memiliki sikap sebagai mahasiswa dari bangsa yang besar yang siap berkontribusi untuk rakyat dan negaranya.
"Indonesia perlu memanfaatkan hubungan bilateral strategis dan komprehensif dengan Tiongkok. Kedua negara ini diprediksikan akan menjadi negara besar di dunia pada dekade-dekade mendatang," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Ia menyebut berbagai indikator ekonomi yang positif bagi Indonesia untuk bertumbuh menjadi negara yang besar dan kuat. Menurut dia, faktor penting yang membuat negara maju dan menjadi besar adalah kecintaan warga negaranya akan bangsa tersebut.
Ia percaya generasi muda Indonesia tetap mencintai dan menyayangi NKRI serta dalam bentuk sekecil apa pun ikut berkontribusi untuk kemajuan bangsa, rakyat, dan negaranya.
"Saya yakin mahasiswa Indonesia di Tiongkok akan berkontribusi pada hubungan antara Indonesia dan Tiongkok dan kelak setelah lulus akan menjadi 'prime mover' perjalanan bangsa ke depan termasuk hubungan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok," kata Djauhari. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Dalam acara yang tidak dipungut biaya itu, para penonton yang terdiri dari para pelajar Indonesia, warga masyarakat sekitar kampus, dan mahasiswa dari berbagai negara, termasuk China hanya diminta memindai barkode panitia di WeChat, platform media sosial populer di China.
"Hingga pukul 19.00 (18.00 WIB), jumlah yang hadir melalui WeChat sudah mencapai 2.500 orang," kata Ketua Dewan Pertimbangan PPI Tiongkok Raynaldo Aprillio yang juga penanggung jawab acara tersebut.
Acara tersebut dibuka dengan penampilan tari-tarian tradisional Nusantara oleh para mahasiswa Indonesia di Xiamen. Dilanjutkan dengan kelompok paduan suara para warga lanjut usia Xiamen yang lahir atau pernah tinggal di Indonesia dengan menyanyikan lagu berjudul Desaku dan Indonesia Pusaka.
Makin malam suasana semakin menggerahkan setelah para pelajar Indonesia bernyanyi dan berjoget diiringi musik pop yang menghentak. "Adik-adik pelajar telah menunjukkan 'team work' yang kuat bagi kemajuan Indonesia," kata Konsul Jenderal RI untuk Guangzhou, Gustanto.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Pariwisata Don Kardono menyampaikan terima kasih kepada para anggota PPI Tiongkok yang turut mempromosikan pariwisata Nusantara melalui Festival Budaya Indonesia. China merupakan penyumbang terbesar wisatawan mancanegara ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Acara tersebut juga dihadiri Konsul Keuangan dan Bea Cukai KJRI Hong Kong Imik Eko Putro dan beberapa pejabat dari KBRI Beijing dan KJRI Guangzhou serta jajaran pejabat rektorat Huaqiao University.
Kongres PPIT
Sebelumnya digelar Simposium Nasional PPI Tiongkok dengan menghadirkan pembicara dari Indonesia dan China. Kongres PPI Tiongkok yang dibuka Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, Jumat (27/4), berhasil memilih Ketua PPI Tiongkok periode 2018-2020.
Para peserta kongres sekitar 150 orang merupakan perwakilan PPI Tiongkok dari 21 cabang, yakni Beijing, Changsha, Chongqing, Guangzhou, Guilin, Hangzhou, Harbin, Hefei, Hong Kong, Nanjing, Ningbo, Nanchang, Shanghai, Shenyang, Shijiazhuang, Suzhou, Tianjin, Wuhan, Wuxi, Xiamen, dan Zhengzhou.
Dalam sambutan pembukaan, Dubes menekankan pentingnya generasi muda Indonesia di Tiongkok memiliki sikap sebagai mahasiswa dari bangsa yang besar yang siap berkontribusi untuk rakyat dan negaranya.
"Indonesia perlu memanfaatkan hubungan bilateral strategis dan komprehensif dengan Tiongkok. Kedua negara ini diprediksikan akan menjadi negara besar di dunia pada dekade-dekade mendatang," ujar mantan Dubes RI untuk Rusia itu.
Ia menyebut berbagai indikator ekonomi yang positif bagi Indonesia untuk bertumbuh menjadi negara yang besar dan kuat. Menurut dia, faktor penting yang membuat negara maju dan menjadi besar adalah kecintaan warga negaranya akan bangsa tersebut.
Ia percaya generasi muda Indonesia tetap mencintai dan menyayangi NKRI serta dalam bentuk sekecil apa pun ikut berkontribusi untuk kemajuan bangsa, rakyat, dan negaranya.
"Saya yakin mahasiswa Indonesia di Tiongkok akan berkontribusi pada hubungan antara Indonesia dan Tiongkok dan kelak setelah lulus akan menjadi 'prime mover' perjalanan bangsa ke depan termasuk hubungan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok," kata Djauhari. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018