Palembang (Antara Bali) - Pemerintah Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya menjaga kebersihan kota dengan cara bersinergi dengan warganya.
"Kami bersama komponen masyarakat selalu bersama-sama menjaga kebersihan dan lingkungan sekitar. Sehingga upaya tersebut berhasil menyabet penghargaan Adipura tahun ini," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pendapatan Daerah Kota Palembang, Ir Masriadi di Pelembang, Jumat.
Saat menerima rombongan wartawan dan Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, ia mengatakan, tanpa ada dukungan dari warga masyarakat, apapun program pemerintah tidak akan berjalan dengan baik. Karena itu pemerintah dan warga harus saling bersinergi untuk dapat mewujudkan program-program tersebut.
"Dukungan dari masyarakatlah menjadikan kota kami bersih. Memang untuk membangun kesadaran warga akan kebersihan awalnya sangat sulit. Tetapi dengan penerapan aturan dan sanksi hukum menjadikan warga disiplin dalam membuang sampah maupun menjaga kebersihan itu," ucap Masriadi yang didampingi Kabag Umum Pemkot Palembang Andi Wijaya Busro.
Ia mengatakan, dengan luas kota yang 400,61 kilometer persegi dan berpenduduk mencapai 1.452.840 orang tersebut menjadikan banyak tantangan pemerintah untuk mewujudkan program pemerintah.
"Tapi Pemkot Palembang memiliki tekad untuk dapat mewujudkan kebersihan tersebut mulai dari sektor desa/lurah bersama-sama warga membangun kota ini agar bersih," katanya.
Dikatakan, untuk tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pihaknya menyediakan dua lokasi, yaitu di wilayah Sukawinata dan Jembatan Hilir II dengan luas mencapai 40 hektare.
"Di TPA tersebut sudah ada petugas yang mengelola sampah-sampah itu dengan cara menutup agar gas metanan dapat dimanfaatkan. Untuk pengelolaan pemanfaatan gas tersebut kami bekerja sama dengan perusahaan swasta," ujar mantan Kadis Kehutanan Pemkot Palembang ini.
Sementara Asisten I Sekretaris Kota Denpasar Ketut Mister yang sekaligus pimpinan rombongan itu mengaku salut dengan kerja keras Pemkot Palembang dalam mengelola kebersihan kota tersebut.
"Kami salut dengan usaha Pemkot Palembang karena mampu menerapkan kebersihan lingkungan, walau luas wilayah dan jumlah penduduknya cukup banyak. Karena itu kami ke sini untuk dapat belajar, bagaimana cara mengelola sampah hingga tuntas," katanya.
Ia mengatakan, hingga saat ini di Denpasar masih kesulitan untuk pengelolaan sampah, sebab banyak faktor yang berpengaruh di antaranya ketersediaan lahan TPA yang tidak memadai serta kesadaran warga membuang sampah masih sembarangan.
"Kami juga sudah berupaya untuk memberikan sosialisasi ke masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, termasuk juga pengerahkan tenaga kebersihan serta dukungan armada pengangkut sampah," katanya Ketut Mister yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Denpasar Ida Bagus Rahula.
Walau demikian, kata dia, penanganan permasalahan sampah belum sepenuhnya dapat diatasi.
"Dengan salah satu permasalahan yang dihadapi Pemkot Denpasar ini, kami mencoba belajar kepada pemerintah kota/kabupaten yang selama ini berhasil memecahkan masalah tersebut," ujarnya.
Mister mengatakan, di Denpasar setiap harinya volume sampah dari warga masyarakat berkisar tiga sampai empat ton.
"Sampah tersebut sama sekali belum ada pemilahan antara organik dan anorganik. Dengan kondisi sampah seperti ini juga menjadi kendala dalam pengelolaan sampah tersebut," kata Mister.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Kami bersama komponen masyarakat selalu bersama-sama menjaga kebersihan dan lingkungan sekitar. Sehingga upaya tersebut berhasil menyabet penghargaan Adipura tahun ini," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pendapatan Daerah Kota Palembang, Ir Masriadi di Pelembang, Jumat.
Saat menerima rombongan wartawan dan Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, ia mengatakan, tanpa ada dukungan dari warga masyarakat, apapun program pemerintah tidak akan berjalan dengan baik. Karena itu pemerintah dan warga harus saling bersinergi untuk dapat mewujudkan program-program tersebut.
"Dukungan dari masyarakatlah menjadikan kota kami bersih. Memang untuk membangun kesadaran warga akan kebersihan awalnya sangat sulit. Tetapi dengan penerapan aturan dan sanksi hukum menjadikan warga disiplin dalam membuang sampah maupun menjaga kebersihan itu," ucap Masriadi yang didampingi Kabag Umum Pemkot Palembang Andi Wijaya Busro.
Ia mengatakan, dengan luas kota yang 400,61 kilometer persegi dan berpenduduk mencapai 1.452.840 orang tersebut menjadikan banyak tantangan pemerintah untuk mewujudkan program pemerintah.
"Tapi Pemkot Palembang memiliki tekad untuk dapat mewujudkan kebersihan tersebut mulai dari sektor desa/lurah bersama-sama warga membangun kota ini agar bersih," katanya.
Dikatakan, untuk tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pihaknya menyediakan dua lokasi, yaitu di wilayah Sukawinata dan Jembatan Hilir II dengan luas mencapai 40 hektare.
"Di TPA tersebut sudah ada petugas yang mengelola sampah-sampah itu dengan cara menutup agar gas metanan dapat dimanfaatkan. Untuk pengelolaan pemanfaatan gas tersebut kami bekerja sama dengan perusahaan swasta," ujar mantan Kadis Kehutanan Pemkot Palembang ini.
Sementara Asisten I Sekretaris Kota Denpasar Ketut Mister yang sekaligus pimpinan rombongan itu mengaku salut dengan kerja keras Pemkot Palembang dalam mengelola kebersihan kota tersebut.
"Kami salut dengan usaha Pemkot Palembang karena mampu menerapkan kebersihan lingkungan, walau luas wilayah dan jumlah penduduknya cukup banyak. Karena itu kami ke sini untuk dapat belajar, bagaimana cara mengelola sampah hingga tuntas," katanya.
Ia mengatakan, hingga saat ini di Denpasar masih kesulitan untuk pengelolaan sampah, sebab banyak faktor yang berpengaruh di antaranya ketersediaan lahan TPA yang tidak memadai serta kesadaran warga membuang sampah masih sembarangan.
"Kami juga sudah berupaya untuk memberikan sosialisasi ke masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, termasuk juga pengerahkan tenaga kebersihan serta dukungan armada pengangkut sampah," katanya Ketut Mister yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Denpasar Ida Bagus Rahula.
Walau demikian, kata dia, penanganan permasalahan sampah belum sepenuhnya dapat diatasi.
"Dengan salah satu permasalahan yang dihadapi Pemkot Denpasar ini, kami mencoba belajar kepada pemerintah kota/kabupaten yang selama ini berhasil memecahkan masalah tersebut," ujarnya.
Mister mengatakan, di Denpasar setiap harinya volume sampah dari warga masyarakat berkisar tiga sampai empat ton.
"Sampah tersebut sama sekali belum ada pemilahan antara organik dan anorganik. Dengan kondisi sampah seperti ini juga menjadi kendala dalam pengelolaan sampah tersebut," kata Mister.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011